RENAISANS : AKTUALISASI NILAI LUHUR BUDAYA NUSANTARA DALAM ARENA POLITIK INDONESIA
Jakarta, SKJENIUS.COM.- Prihatin‼️ Rakyat Indonesia yang sudah mengalami hidup merdeka selama hampir 75 tahun masih berpegang pada jam karet, masih hidup kacau terus-menerus karena disetir oleh politikus dan parpol yang keblinger. Sehingga gagasan tentang negara Indonesia yg sebenarnya, yaitu negara yg mengatasi semua kepentingan politik, masih jauh dari kenyataan. Yg ada sejauh ini baru negara Indonesia politis, yaitu negara yg yg dikuasai oleh pejabat2 politik (yg mewakili partai-partai politik).
Demikian disampaikan pakar Sosiologi Politik Universitas Sriwijaya, Palembang, Dr. Zulfikri Suleman, MA dalam Diskusi Virtual bertajuk “Revitalisasi Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa untuk Meningkatkan Etika Berbangsa dan Bernegara” yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu dalam upaya menggali nilai kearifan lokal sebagai basis Gerakan Partai Politik yang akan dideklarasikan pada Juli 2020 itu. “Maka, sudah saatnya kita membenahi kondisi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan mencetuskan renaissance, here and now or never,” imbuhnya.
Menurut penulis Buku Demokrasi untuk Indonesia: pemikiran politik Bung Hatta itu, Renaisans berarti kelahiran kembali. Yang harus kita lahirkan kembali adalah nilai/kebijakan yang dipesankan aneka peristiwa politik yang dahulu meratakan jalan perjuangan melawan penjajah dan kini kita akui sebagai ”tonggak-tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan nasional”.
“Untuk itu, Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu (DPPNB) perlu menggali pesan-pesan yang dikandung oleh semua peristiwa tadi, menghayati, dan menjadikannya sebagai pemandu yang mencerahkan (Aufklärung) dalam menyiasati jalannya kehidupan bersama,” tegas Dr. Zulfikri.
Dengan demikian, kata Pakar Sosiologi Politik pengagum Soetan Sjahrir itu, sejatinya DPPNB menggagas Renaisans, yaitu hidupnya kembali nilai2 luhur Nusantara berhadapan dgn sesat pikir dan kemelencengan politikpara politikus busuk dan petualangan politik sejak 5 dekade belakangan ini. “Semoga para mujahid yang bergerak dalam DPPNB tetap istiqomah dan konsisten dengan garis-garis perjuangannya. Dan dapat melahirkan gagasan-gagasan kreatif dan solutif untuk Peningkatan Kualitas Hidup Umat dalam bingkai Zikir, Pikir, dan ukir,” tegasnya.
Menanggapi, pernyataan dan saran Pakar Sosiologi Politik senior dari Universitas Sriwijaya itu, Sekretaris Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu, Khairul Hikmatullah Zamri, SH mengatakan, satu hal yang perlu kita garis bawahi dalam hal merevitalisasi Nilai Budaya Bangsa adalah semakin melunturnya semangat kebersamaan dan gotong royong di tengah masyarakat. Sementara itu sikap individualisme, justru semakin meningkat.
“Maka, Renaisans yang dimaksud oleh Pak Doktor Zulifikri bukanlah pekerjaan yang mudah. Perlu perjuangan yang sinergis dari seluruh elemen bangsa yang Hubbul Wathan. Jadi memang tidak gampang dan, karena itu, kaum intelektual dan pemikir independen diharapkan dapat menuntaskan mission sacrée ini,” ujar Sekretaris DPPNB itu.
Khairul Zamri, SH mengingatkan Arena Politik adalah terlalu penting dan serius untuk dibiarkan semata-mata menjadi urusan politikus dan parpol yang ada saat ini dalam menempuh kehidupan bersama di Persada Ibu Pertiwi yang sedang bersedih hati ini. Kebersamaan ini adalah hak-milik suatu rakyat. Namun, rakyat ini bukanlah sembarang kumpulan human yang bergabung dengan cara-cara sembarangan.
“Rakyat adalah suatu konsentrasi sejumlah besar manusia yang berasosiasi dengan suatu kesepakatan mengenai keadilan dan kemitraan demi kebaikan bersama. Sebab, utama dari asosiasi seperti ini bukanlah kelemahan individual, melainkan suatu spirit sosial tertentu yang ditanamkan oleh alam dari diri manusia,” pungkas Khairul Zamri. (az).
Komentar
Posting Komentar