POLITIK, EKONOMI DAN SPIRITUALITAS : TRI TUNGGAL MENUJU TATANAN DUNIA BARU INDONESIA, PASCA WABAH CORONA
Cikarang, SKJENIUS.COM.- Alhamdulillah 🙏 Memasuki Malam ke 16 Ramadhan 1441 H, tersingkap lagi selapis tabir yang selama ini menyelimuti Hikmah dibalik terkurungnya Umat Manusia di rumahnya Sendiri karena takut terinfeksi virus corona. Rumah kita, Rumah mereka pun sama, Mungkin Rumah kita semua Menjadi “Tidak Ramah” kepada tamu. Tidak ada lagi bersalaman tangan saat berjumpa, apalagi berpelukan. Semuanya menjaga jarak (Physical Distancing), semuanya menjauhi kerumunan (social distancing). Alam pepatah pun ikut pula berubah menjadi "bersatu kita runtuh, bercerai kita teguh".
Subhanallah‼️ Kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi pada Senin (2/3). Sejak Pertama kali diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, wabah ini telah mencemaskan dan menyengsarakan banyak orang. Pandemi ini telah mengguncang sendi-sendi kehidupan, bahkan Peribadatan. Dan Sejak hari itu, jumlah kasus positif Corona semakin bertambah dari hari ke hari. Ada pasien yang meninggal dunia, banyak juga yang dinyatakan negatif dan akhirnya sembuh.
Setidaknya sudah hampir sebulan kita menjalani taqdir bersama, berkurung di rumah. Kita semua merasakan betapa hidup manusia kali ini tak ubahnya burung dalam sangkar. Dikurung, disemprot, dijemur. Miliaran manusia yang hidup di kolong langit pada abad-21 mungkin sama-sama berharap terbebas dari pengurungan yang aneh ini. Pertanyaannya adalah, siapa yang mengurung dan dikurung ⁉️🤭
Bismillah ❤️ Melalui tulisan ini saya ingi mengajak kita semua untuk keluar dari kurungan Ini. Marilah kita singkap Tabir yang mengurung kita selama ini. Mari kita Bertobat Pada Allah. Mari kita ubah Cara Hidup kita hari ini segera.
Selanjutnya, saya minta Anda fokus Pada Tiga Kata yang sesungguhnya Tri Tunggal yang dapat membebaskan kita dari kurungan yang berkepanjangan, jika kita mendayagunakannya sesuai petunjuk-Nya. Pasalnya, Menurut pengamatan saya, saat ini Ketiga kata telah disalahgunakan oleh pihak tertentu yang ingin mengangkangi dan Meraup Keuntungan dengan Sumber Daya Alam Indonesia. Mereka memanfaatkan pandemi corona untuk mengurung miliaran orang di berbagai belahan dunia dengan Menggunakan Politik, Bisnis dan Spiritualitas.
Ketiga kata ini, yakni politik, ekonomi dan spiritualitas, hampir tak pernah dihubungkan. Ketiganya menempati dunia yang berbeda, sesuai keinginan mereka yang menggunakannya. Nampaknya mereka yang ingin menguasai kekayaan Indonesia itu, telah memanfaatkan Kekuatan Politik mereka untuk menekan negara-negara yang mengalami wabah corona agar patuh kepada aturan mereka. Pasalnya, dibalik Pandemi Corona ini ada Bisnis Besar yang sedang mereka kelola. Raksasa Farmasi Bidik Cuan dari Vaksin Virus Corona.
Di saat Indonesia dan berbagai negara yang penduduknya terinfeksi virus corona sedang berjuang, beberapa perusahaan farmasi besar dunia membidik rezeki. Perusahaan farmasi dunia mendapatkan suntikan dana besar dari investor untuk menciptakan vaksin virus corona. Jika vaksin mereka berhasil, maka bakal menjadi perusahaan paling untung sebab banyak orang membutuhkannya.
Sementara itu, dengan menggunakan berbagai istilah Spiritual mereka berupaya “melumpuhkan” Pusat-pusat Spiritual Dunia, seperti Vatikan, Cina, Korea, Jepang, Mekah, Madinah dan terakhir Indonesia. Maka sepilah gereja, kosonglah biara. Masjid pun tak ada pengunjungnya. Semuanya Umat beragama pun Hidup dalam kecemasan, takut kena virus corona. Sehingga tidak sempat lagi berpikir dan bermusyawarah untuk menemukan Solusi agar bisa tetap Beribadah sesuai Protokol Kesehatan.
Silakan Anda renungkan dengan mendalam. Mengapa sampai terjadi masjid ditutup di saat musibah sedang terjadi. Bukankah Masjid adalah tempat terbaik untuk meminta Pertolongan Allah? Dahulu kalau orang yang rajin ke masjid pasti dijuluki saleh. Saat ini mereka dianggap salah. Cari perkara! Dulu kaum Adam yang tak berangkat jumatan biasanya kena tegur secara sosial. Sekarang mereka yang pergi jumatan malah kena tegur.
Karena itu, saya ingin berbagi pendapat dengan Para Pemirsa, Bagaimana seharusnya kita memahami Spiritualitas, Bisnis dan Politik sebagai Tritunggal dan mengatasi wabah corona ini dan memberi Solusi kepada Umat yang terkena dampak Pandemi ini. Semoga pendapat saya Ini bermanfaat bagi kita semua.
Setelah hampir 60 hari Pemerintah Pusat dan Daerah berjuang untuk mengatasi wabah ini dengan menerapkan Protokol Kesehatan, nampaknya belum mendapatkan hasil yang signifikan dalam Menanggulangi Penyebaran wabah ini. Bukankah sudah seharusnya Pemerintah menyadari perlunya menggunakan unsur Spiritualitas seiring dengan upaya Medis dalam upaya mengembalikan coronavirus ini kembali Ke asalnya⁉️🤭
Kita berharap dengan Kekuatan Politik yang dimiliki Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk menggalang “Kedekatan Batiniah", di tengah masyarakat dalam Melawan Prahara Corona di antara "Social Distancing" dan PSBB saat ini.
Pada hakikatnya menyatukan kedekatan batiniah (Spiritual Converging) ini, menurut Jaya Suprana sangat selaras dengan makna sila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" maupun "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" serta juga "Persatuan Indonesia".
Pada saat bersama menghadapi virus corona memang dibutuhkan semangat kebersamaan dan persatuan bukan dalam makna lahiriah namun justru batiniah. Untuk itulah perlu dibentuk Pasukan Wirid yang dikarantina (I’tikaf) di berbagai Masjid sebagai Inti dari upaya penyatuan batiniyah itu.
Spiritual Converging, mempersatukan energi batiniah, etika, moral, adab, akhlak dan budi pekerti umat manusia demi melawan prahara. Energy Spiritual atau disebut juga Energy Ilahiyah adalah suatu tenaga/ kekuatan yang sangat kuat dalam diri seseorang, dengan adanya kekuatan jiwa itu ia dapat melakukan semua aksi dan aktivitasnya. Dengan energi spiritual seseorang dapat bertingkah laku dan berbuat untuk dapat memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan untuk mengusir corona kembali ke asalnya.
Selanjutnya, dari sisi Ekonomi kita berharap Pemerintah Pusat maupun Daerah dapat membiayai Gerakan Spiritual agar bisa beribadah di Masjid Sesuai Aturan Protokol Kesehatan. Sehingga mereka yang melakukan Khataman Qur’an untuk Meruqyah Kampung, Meruwat Negeri itu dapat Beribadah dengan tenang, nyaman dan Khusyu’. Pembiayaan itu antara lain, meliputi,
- Penyediaan Desinfektan Untuk Mensterilkan Masjid.
- Penyediaan termometer panas Tubuh, Sabun, Masker, Sarung Tangan dan Sanitizer.
- Penyediaan Bilik disinfektan untuk sterilisasi.
- Konsumsi dan Minuman kesehatan untuk Pasukan Wirid yang melaksanakan Khataman Qur’an di Masjid.
- Penyediaan tenaga Pengawas Keamanan dan Tenaga Medis.
Insya Allah, jika ada 21 orang yang di tempatkan tiap-tiap Masjid sebagai Pasukan Wirid, maka dari Satu juta masjid yang terdata, akan terhimpun Kekuatan Do’a dan RUQYAH dari 21 juta orang.
Insya Allah dengan KEKUATAN DO’A, Daya Ruqyah Khataman Qur’an dan Dahsyatnya Energy Zikir dari 21 juta orang itu akan mampu menghalau covid-19 ke asalnya. Untuk mengetahui seberapa besar energi yang dihasilkan atau khasiat dari Do’a, Khataman Qur’an dan Zikir itu, kita dapat menggunakan rumus Einstein;
E = MC2 (Energy = MC kuadrat)
E = Energi yang dihasilkan
M = Jumlah orang yang mendoakan
C = Kualitas/dalamnya keyakinan orang yang mendoakan tersebut
Semoga Allah melindungi dan membimbing serta memberi kemudahan kepada Pemerintah Pusat dan Daerah serta kita semua dalam mengatasi wabah corona ini secara terpadu. Mari kita Galang dan Sinergikan Kekuatan Spiritual, Kekuatan Ekonomi dan Kekuatan Politik dalam menghalau corona Ke asalnya dan memberi solusi kepada umat yang terdampak wabah Covid-19 tersebut. Aamiin. (az).
Komentar
Posting Komentar