MENJEMPUT AMPUNAN ALLAH DALAM SEPULUH HARI PERTENGAHAN RAMADHAN ๐Ÿค❤️๐Ÿ™


Cikarang, JENIUSNET.- Alhamdulillah ๐Ÿ™ Terima Kasih Yaa Allah, Dengan Rahmat dan Karunia-Mu, hamba dapat memasuki Sepuluh Hari Pertengahan Ramadhan yang penuh Ampunan dan Kemuliaan. “Bismillah. Yaa Allah, dosa hamba bagaikan buih di lautan Engkau-lah Samudera Pengampun. Ampunilah segala dosa dan kelalaian hamba yang hina Ini. Mohon Engkau berikan kemudahan dan kekuatan kepada hamba agar bisa meningkatkan kualitas ibadah selama Ramadhan. Izinkan hamba untuk berjumpa dengan Lalitatul Qadr. Aamiin.”

Bulan Ramadhan kali ini merupakan bulan terunik dalam perjalan hidup saya. Betapa tidak, Ramadhan kali ini kita lalui dalam suasana yang mencekam dan mencemaskan dengan hadirnya Pandemi corona di Nusantara. Sejak pengumuman pertama kasus Covid-19 pada awal Maret 2020, Jumlah Positif Covid-19 di Indonesia Terus Meningkat hingga Hari Ini. Update Corona di Indonesia 2 Mei: 10.843 Positif, 1.665 Sembuh, 831 Meninggal. Mirisnya, Covid ini bukan hanya masalah kesehatan. Covid itu bukan hanya masalah menghentikan penyakit. Covid ini masalah semuanya, masalah sosial, politik dan Ekonomi.

Namun demikian dibalik kehadiran virus yang mengguncang dunia itu ada Hikmah yang perlu kita syukuri, ternyata dari pandemi Coronavirus ada Pelajaran tentang hubungan erat dan mendalam antara fisik dan spiritual(the deep connection between the physical and spiritual). Ternyata berdampingan dengan kekuatan luar biasa dari roh manusia adalah kerentanan eksistensial kondisi manusia. Maka, berurusan dengan coronavirus adalah tantangan medis dan emosional, namun itu juga dapat membawa kita pada perjalanan spiritual.

Karena itulah kita harus bersyukur atas kehadiran coronavirus ini. Pasalnya, kehadiran pandemi ini, seakan “memaksa” kita untuk I’tikaf selama Ramadhan ini dengan adanya PSBB yang diterapkan pemerintah. Jadi, mau tidak mau, kita harus berdiam (Self Quarantine) di rumahnya masing-masing. Jadi, tinggal kita melangkah selangkah lagi ke Masjid, maka Self Isolation kita menjadi Multi Manfaat. Kita tetap mengikuti Protokol Kesehatan, namun kita menjadikan masjid sebagai tempat karantina. Maka jadilah I’tikaf Transformatif, mencegah penularan virus, sekaligus menjemput Ampunan Allah dan Mendulang Pahala serta memperoleh rezeki yang tak disangka ( wa yardzuqhu min haitsu laa yahtasib).

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah Hadits bahwa sepuluh hari pertengahan Ramadhan merupakan periode ampunan atau saat terbukanya pintu maghfiroh. Karena itu, di pertengahan bulan suci ini kita, manusia yang penuh dosa dianjurkan untuk bertaubat kepada Allah, sehingga bisa kembali suci seperti bayi yang baru lahir. Selama Ramadhan, kita mendapat kesempatan terbaik untuk meraih ampunan Allah Ta’ala. Sedemikian besar peluang ampunan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita sampai-sampai malaikat mendo’akan keburukan bagi yang menjumpai Ramadhan, tapi keluar darinya dalam keadaan belum mendapatkan ampunan Allah Ta’ala. 

Namun perlu kita SADARI bahwa hal tersebut diatas, sekaligus menunjukkan bahwa tidak setiap yang tampak berpuasa akan mendapat ampunan. Boleh jadi kita merasa berpuasa, padahal hanya sekedar mengubah jadwal makan dan minum semata. Ia menahan diri dari lapar dan dahaga, tapi ucapannya sia-sia, melalaikan atau bahkan jelas-jelas mengandung kemunkaran.

Termasuk yang manakah kita? Apakah kita termasuk orang-orang yang beruntung sehingga keluar dari bulan Ramadhan dalam keadaan diampuni dosa-dosa kita? Ataukah kita termasuk yang merugi dan bahkan mendapat do’a keburukan dari Jibril?

Mari kita cermati sejenak hadis ini: “Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang disebutkanku, lalu dia tidak bershalawat atasku. Sungguh sangat terhina dan rendah seseorang yang datang kepadanya Ramadhan kemudian bulan tersebut berlalu sebelum diampuni untuknya (dosa-dosanya).” (HR. Tirmidzi).

Sekalipun PENGAMPUNAN dosa adalah Hak Prerogatif Allah, namun melalui Firman dan Sabda Rasul-Nya, setidaknya kita dapat mengetahui Tanda-tanda orang yang sudah diampuni dosanya oleh Allah, yakni:

1. Merasa Tentram Qabunya;
2. Terkendali Nafsunya;
3. Semakin Cerdas Berpikir;
4. Meningkat Kepedulian Sosial;
5. Semakin Semangat Jihad fi Sabillah;
6. Khusyu’ Dalam Ibadah,
7. Mendapat Rizqun Kariim.

Nah, dalam bulan Ramadhan banyak sekali sebab-sebab turunnya ampunan. Ampunan tersebut akan didapatkan bilamana kita mengerjakan segala yang diperintahkan dan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah SWT. Ada banyak amalan yang dapat mempengaruhi magfirah ramadhan, sehingga kita dianjurkan untuk memperbanyak amaliah ramadhan di bulan yang penuh keberkahan ini. 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan penuh perhitungan (introspeksi diri) maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR Bukhari dan Muslim).(az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020๐Ÿ‘❤๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™