MEMBANGUN PARTAI NUSANTARA BERSATU BERBASIS KADER
Cikarang, SKJENIUS.COM.- Clinton Rossiter, seorang ilmuwan politik mengatakan “tidak ada demokrasi tanpa politik, dan tidak ada politik tanpa partai”. PARTAI politik, meminjam istilah Hegel, bisa dibilang ‘geist’ atau ruh yang berperan mempengaruhi kualitas demokrasi. Sebagai ruh yang memberi nyawa bagi demokrasi, eksistensi partai amat penting.
Demikian terungkap dalam Diskusi Iedul Fitri bertajuk “Membangun Partai Politik Berbasis Kader” yang dihadiri Ketua Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu (DPPNB) KGPH Eko Gunarto Putro, SE dan Ketua Dewan Syura Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman dan Ketua Umum Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA), Masrul Chaniago, S.Sos, di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. “Mereformasi partai berarti linear dengan upaya memperbaiki kualitas demokrasi,” tambah Ketua DPPNB.
Menurut Ketua DPPNB, KGPH Eko Gunarto Putro, SE, satu diantara alasan paling krusial mengapa Partai Nusantara Bersatu perlu dibentuk karena dengan partai, segala kepentingan politik rakyat yang beragam dapat diartikulasikan melalui mekanisme perwakilan. “Representasi politik merupakan sarana demi melembagakan lintas pendapat yang berseberangan, supaya mampu menghasilkan keputusan yang legitimate dan diterima publik,” papar Kanjeng Eko.
Insya Allah, kata Kangjeng Eko, dengan keberadaan Partai Nusantara Bersatu, konflik bisa diminimalkan, ragam kepentingan dapat diagregasi, dan nilai-nilai demokrasi substansial dapat diwujudkan. “Karena itulah kita ingin membangun Partai Nusantara Bersatu sebagai Partai yang Visioner, bukan sekadar Reaksioner semata. Untuk itu, kita perlu membangun Partai yang berbasis Kader,” tegas Kangjeng Eko.
Seiring dengan Pemikiran Kangjeng Eko di atas, Ketua Umum GANTARA, Masrul Chaniago, S.Sos mengatakan sangat tepat, jika Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu berupaya membangun Partai Kader. Pasalnya, jika ditilik secara saksama, tak ada parpol di Indonesia saat ini yang bisa murni disebut partai kader.
“Kalau tidak menjadi partai massa, pilihan pragmatis lainnya menjadi partai catch-all. Keduanya sama-sama berorientasi pada pendulangan suara pemilih sebanyak-banyaknya secara instan demi memenangi kekuasaan. Dua Pemilu terakhir, 2014 dan 2019, menegaskan hal ini,” tandasnya.
Selanjutnya, Masrul memaparkan, Partai kader adalah partai yang megutamakan kuantitas maupun simpatisan partai dan pada umumnya partai ini tidak segan memecat anggota jika melangggar dari norma partai. Partai kader merupakan partai yang mengutamakan ideologi partai sebagai kekuatannya ketimbang masa yang di dapat.
“Menurut saya partai kader lebih memiliki masa depan paling cerah ketimbang beberapa partai masa yang ada di Indonesia. Karena jika kader kader yang didapat partai kader setiap tahun bertambah akan membuat partai ini semakin solid dan akan kader kader yang banyak tersebut akan menyumbangkan suara setianya di pemilu,”imbuh Ketum GANTARA itu.
Dalam upaya membangun Partai Nusantara Bersatu sebagai Partai Kader itulah, Ketum GANTARA berharap melalui berbagai Gruop Diskusi, Group WA dan Group Facebook dapat terjadi dialog yang interaktif sesama Calon Anggota PNB, berbagi info, ilmu dan pengalaman. Diingatkannya, Partai dengan spesifik partai kader adalah partai yang menekankan pengkaderan sebagai kebijakan yang utama.
“Partai terus berusaha selain memperbanyak anggota tapi juga meningkatkan kualitas kader-kadernya. Jadi, Kaderisasi tidak sekadar pada sasaran rekrutmen politik. Namun, Kaderisasi yang betul-betul dimaksudkan sebagai suatu proses pendidikan politik yang sistematis dengan tujuan jangka panjang,” pungkas Masrul Chaniago. (az).
Komentar
Posting Komentar