KEARIFAN LOKAL MENJADI KEKUATAN PARTAI NUSANTARA BERSATU.


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Tantangan bagi partai politik, khususnya partai politik baru, semakin tidak ringan pada Pemilu 2024. Partai harus mampu memulihkan kembali kepercayaan publik yang merosot terhadap partai politik dan pemerintahan saat ini. Partai juga harus mampu memenuhi persyaratan dan regulasi kepesertaan yang semakin ketat, mampu menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten, serta mampu menyiapkan dukungan logistik dan infrastruktur partai yang memadai.

Demikian mengemuka dalam Diskusi Virtual bertajuk "Geger Nusantara: Pemerintah perlu desain yang mampu membangun kepercayaan pasar dan publik untuk bisa keluar dari krisis pandemi COVID-19," yang diselenggarakan Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu. "Tantangan lain yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan adalah partai politik baru harus memiliki keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif untuk memenangkan perebutan dukungan, kepercayaan, dan simpati rakyat, sehingga partai unggul dalam perolehan suara pada Pemilu 2024 kelak," kata Dr. Zulfikri Suleman, MA.

Menurut, Ahli Politik dari Universitas Sriwijaya itu, keunggulan sebuah Partai Politik itu dapat tercermin dari ideologi, prinsip perjuangan, jati diri, visi dan misi, platform, dan modal perjuangan suatu partai politik yang dirumuskan secara jelas dan spesifik dibandingkan dengan partai politik lainnya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dr.Zulfikri Suleman, MA menyarankan agar Dewan Perancang Partai Nusantara Bersatu menjadikan Kearifan Lokal sebagai sumber Kekuatan Politik Partai Nusantara Bersatu.

"Sebuah bangsa perlu memiliki karakter untuk menunjukkan kepribadian yang dimiilikinya. Upaya untuk membangun karakter bangsa harus menggunakan kearifan lokal sesuai dengan jati diri dan landasan budaya kita. Oleh karena itu, pembangunan karakter merupakan suatu hal yang sangat fondamental yang harus menjadi Platform Partai Nusantara Bersatu untuk membangun sebuah bangsa yang maju," ujarnya.

Menurut penulis buku DEMOKRASI UNTUK INDONESIA - Pemikiran Politik Bung Hatta itu, kearifan lokal bisa memperkuat persatuan bangsa. Karena dengan kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah dapat digunakan untuk membangun karakter bangsa yang tentunya memiliki dimensi historis dan aktual sebagai serta memiliki aspek ideasional.

"Kearifan lokal yang ada di Bumi Nusantara ini, merupakan hasil dari proses trial and error dari berbagai macam pengetahuan empiris dan non empiris, atau yang estetik maupun intuitif. Oleh sebab itu, saya memahami kearifan lokal sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi di lingkungan komunitasnya," papar Zulfikri.

Dijelaskannya, Kearifan lokal tertulis bisa ditemui dalam nyanyian, pepatah dan petuah yang bisa dijadikan sebagai acusn perilaku sehari-hari. "Selain itu, ada juga kearifan lokal yang berbentuk lisan yang hingga kini diwariskan secara terus menerus dan turun temurun. Apalagi di dalam khasanah budaya etnik nusantara tersebar banyak sekali nilai-nilai keunggulan budaya lokal yang bisa dijadikan sebagai karakter bangsa," imbuhnya.

Seiring dengan saran Dr.Zulfikri Suleman tersebut di atas, Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu KGPH Eko Gunarto Putro menegaskan, pihaknya akan membawa usulan tersebut dalam Rapat Koordinasi Penyusunan Platform Politik Partai Nusantara Bersatu minggu depan.

"Saya sependapat dengan Pak Doktor Zulfikri, khasanah etnik budaya nusantara tersebut, jika direvitalisasi akan mampu memberikan kontribusi dalam merekat semangat kebangsaan. Selain itu, juga mampu menjawab tantangan budaya global. Karena dalam upaya merealisasikan pendayagunaan kearifan lokal untuk memperkuat semangat kebangsaan dapat melibatkan pemimpin etnik. Hal itu bisa dilakukan melalui dialog budaya antar etnik," kata Kanjeng Eko yang juga adalah Ketua Umum Persemakmuran Pewaris Nusantara itu.

Karena itulah, kata Kanjeng Eko, Insya Allah Partai Nusantara Bersatu memandang yang sangat mendesak dan diperlukan saat ini adalah pengukuhan kembali komitmen kita sebagai bangsa. Hal itu dilakukan untuk membangkitkan potensi yang terpendam. Sehingga bangsa ini dapat menyongsong masa depan yang lebih baik dengan menjunjung tinggi prinsip kebersamaan antar etnik. "Oleh sebab itu, setiap kelompok budaya hendaknya bisa saling menyapa dan mengenal untuk saling memberi dan menerima," papar Kanjeng Eko.

Diungkapkan oleh Ketum Persemakmuran Pewaris Nusantara itu, sebenarnya budaya nusantara memiliki pondasi peradaban yang tinggi dengan sisi baik dan buruknya masing-masing budaya. Namun, sebelum budaya nusantara itu terjalin erat, penjajahan dengan sistematik menghilangkan ingatan kolektif bangsa ini akan asal-usul peradaban tersebut. Bangsa menjadi terpecah belah dan tidak bisa bersatu sebagai sebuah bangsa.

"Sejak saat itulah hingga saat ini, bangsa Indonesia menjadi kehilangan karakter dan jatidiri aslinya yang pernah menjadi perekat nusantara. Sedangkan, saat ini budaya lokal tersebut terus menerus mengalami pergeseran budaya global. Bahkan, permasalahan etnik dan bahasa daerah juga sudah banyak memudar dan ditinggalkan," pungkas Kangjeng Eko. (az).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020👍❤🇮🇩🙏

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏