JUMPA LAILATUL QADAR DIANTARA KAUM TERTINDAS ๐ญ❤️๐
Cikarang, SKJENIUS.COM.- Alhamdulillah ๐ Ba’da Shalat ‘Ashar, 21 Ramadhan 1441 H, kemarin, seberkas Cahaya merasuk ke dalam Qalbu, sehinga membuka tabir yang selama ini menghijab aku dengan-Nya. Dia berbisik mesra dalam lubuk jiwa:
ุงูุฑَّุงุญِู َُูู َูุฑْุญَู ُُูู ُ ุงูุฑَّุญْู َُู ุงุฑْุญَู ُูุง ุฃََْูู ุงูุฃَุฑْุถِ َูุฑْุญَู ُْูู ْ
ู َْู ِูู ุงูุณَّู َุงุกِ
“Orang-orang yang penyayang niscaya akan disayangi pula oleh ar-Rahman. Maka sayangilah penduduk bumi niscaya Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian.” (HR. Abu Dawud)
Maka, dapatlah kupahami bahwa Satu diantara Pesan Utama yang ingin disampaikan Allah dalam Bulan Ramadhan kali ini adalah Kewajiban Meningkatkan Kepedulian Sosial.
Kodrat manusia ialah mahluk sosial. Artinya, manusia butuh berinteraksi, bersosialisasi, atau berhubungan timbal balik dengan manusia-manusia lain. Karena itu, perlu kita sadari, ketika berinteraksi dengan manusia lain berarti kita harus mengimbangi perasaan dan kenyamanan manusia lain pula.
Jika kita tidak pedulikan kesadaran itu, tidak akan terjadi harmonisasi sesama manusia. Orang yang tidak peduli perasaan dan kenyamanan manusia lain, tidak akan ada manusia yang mau dekat-dekat dengan dia. Bahkan, dapat menimbulkan reaksi keras karena perasaan dan kenyamanan mereka terganggu.
Maka, keliru besar orang yang ingin mendapatkan derajat 1000 bulan (Lailatul Qadar) hanya dengan menunggu pada bulan ramadhan akhir. Langkah tepat bila ingin mendapatkan derajat 1000 bulan ialah dengan terus mengkaji realitas alam dan lingkungan disekitar kita dari hasil pengetahuan tersebut, kita terapkan untuk pemecahan masalah sosial.
Rasulullah bersabda: “Tidaklah beriman kepada-Ku orang yang tidur dalam keadaan kenyang. Sedang tetangganya kelaparan sampai ke lambungnya. Padahal ia (orang yang kenyang) mengetahui.”
Jadi, Lailatul Qadar Hadir. Pada saat orang-orang di sekitar kita tersenyum ceria penuh cinta dan kasih sayang. Mari kita belajar dari teladan Rasulullah SAW, keberpihakannya untuk selalu berbagi kepada kaum lemah (Dhu’afa), bukan hanya direfleksikan dengan sikap dan perbuatan semata, namun diiringi dengan ketulusan permohonan kepada Allah untuk selalu dekat bersama orang yang lemah dan menderita, apalagi mereka yang sakit.
Dalam setiap kesempatan Rasulullah selalu mengingatkan kepada para sahabatnya, “Aku adalah bapaknya anak yatim dan sahabat bagi orang miskin."
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Carilah aku di antara para duafa dan orang miskin (diucapkan sampai tiga kali), karena sesungguh engkau akan ditolong dan diberikan kemudahan rezeki dengan sebab doa kaum dhu’afa karena kepedulian dan keberpihakanmu." (az).
Komentar
Posting Komentar