YUK...KITA JADIKAN MASJID SEBAGAI PUSAT GERAKAN SPIRITUAL DALAM MENGHALAU CORONA KE ASALNYA ๐Ÿ™


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Masya Allah ‼️๐Ÿ™ Evaluasi PSBB DKI: Positif Corona Bertambah Lebih Banyak. Sampai pada pelaksanaan PSBB fase pertama atau 23 April kasus positif di Jakarta mencapai 3.506 kasus. Artinya, sejak pelaksanaan PSBB 10 sampai 23 April terjadi penambahan 1.696 kasus atau rata-rata 130,4 kasus setiap hari selama PSBB tahap pertama berlangsung di Jakarta.

Sementara itu, jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) di Indonesia, hingga Kamis (23/4) pukul 12.00 WIB, mencapai 7.775 orang. Sementara, jumlah pasien meninggal dunia 647 jiwa, dan yang dinyatakan sembuh 960 orang. Padahal di berbagai Daerah di Bumi Nusantara ini sudah di berlaku kan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).

Jadi, berdasarkan data Pemprov DKI dan update data jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) Indonesia tersebut, nampaknya PSBB di Jakarta masih belum berjalan efektif untuk menekan penyebaran virus corona. Pertambahan ini bisa jadi bukti bahwa PSBB di Jakarta tidak dijalankan oleh Pemprov Jakarta secara konsisten dan salah satu dampak nyatanya adalah penambahan kasus positif Covid 19 yang terus terjadi. Maka, sudah seharusnya pelaksanaan PSBB di seluruh Indonesia dรฌ Evaluasi Ulang.

Maka, tidak seharusnya kalangan medis menyebut bahwa virus Corona yang menyebar kemana-mana semata karena murni gaya hidup manusia. Nyatanya PSBB, Social Distancing dan Physical Distancing pun tidak mampu menekan penyebaran virus corona secara signifikan. Dengan demikian, upaya mengatasi wabah coronavirus ini tidak bisa dilakukan secara parsial, ansich Medis semata. Namun, sebagai manusia yang beragama, seharusnya menghadapi suatu penyakit secara holistik (menyeluruh). 

Karena itulah kita mengetuk pintu Istana, merayu Menteri Kesehatan, berharap kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, serta para ahli virus dan ahli medis agar menyadari bahwa penyakit, apapun jenisnya, khususnya penyakit menular seperti virus Corona tidak bisa didekati secara parsial. Tidak cukup hanya menggunakan pendekatan medis semata. Sebaliknya, tidak pula hanya dengan pendekatan rohani (spiritual). Namun, kita harus memadukan Ilmu Pengetahuan Medis dengan Unsur Spiritualitas dalam upaya mengatasi wabah ini.

Suatu penyakit, sebesar apapun dampaknya, harus dilihat dari dua konteks kehidupan. Manusia yang hidup di alam nyata, alam fisik dan wujud, harus diterima dan sangat mungkin menjadi sebab timbulnya suatu penyakit. Namun, bahwa ada unsur The Other, ada bion yang juga sangat mungkin mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk wabah penyakit.

Virus Corona bukan yang pertama dalam dekade ini saja. Dari virus AIDS/HIV, flu burung, dan saat ini yang dinamai virus Corona itu. Semuanya itu mengingatkan kita kembali akan kuasa Allah di satu sisi. Sekaligus menyadarkan kita akan kekurangan dan keterbatasan diri kita sendiri di sisi lain. Maka, jalan terbaik yang harus kita tempuh adalah mengedepankan sisi spiritualitas kita dalam situasi seperti ini. 

Dengan tetap Menghormati dan Mengapresiasi Setiap Langkah Pemerintah dalam Menanggulangi Wabah Corona dan tetap Memulyakan Para Ulama di MUI atas segala fatwa Beliau yang berkaitan dengan upaya menekan penyebaran virus corona ini, maka Tulisan ini adalah dalam upaya berbagi Ilmu dan Pengalaman, sebagai Kepedulian anak Bangsa terjadap situasi yang sedang dihadapi Negara, kami ingin memberikan pendekatan spiritual bagaimana mengatasi virus corona ini secara Holistik

Beberapa pekan ini saya menerima pesan tidak hanya di Indonesia tapi saudara-saudara kita di luar negeri di bilangan Malaysia, Thailand dan beberapa tempat lainnya untuk sekadar salat berjamaah sekarang tidak diizinkan di masjid karena dikhawatirkan tersebarnya virus Covid-19 ini.

Nampaknya, Covid-19 atau virus Corona tak hanya mengguncang rasa kemanusian kita, tetapi juga memunculkan kembali atmosfir khazanah perdebatan di langit pemikiran teologi Islam, perihal sejauh mana sebenarnya peran Allah pada semua hal yang terjadi pada diri manusia dalam perjalanan kehidupannya di dunia. Sejauhmana pentingnya Berdo’a di Masjid. Seberapa ampuh kekuatan Zikir dan Tilawah Qur’an dalam Menghalau Corona kembali ke asalnya. Dan berbagai pertanyaan Spiritual lainnya.

Pembelaan-pembelaan kita, dan juga argumentasi yang dibangun dan disampaikan mereka yang tetap menginginkan shalat berjamaah dan shalat jumat di masjid pekan lalu, di tengah wabah Corona yang berkecamuk, tanpa sadar telah mendekatkan diri kita pada sebuah pemikiran dan perdebatan teologi dalam peradaban Islam yang pernah hidup maupun yang masih bertahan hingga kini, diantaranya Khawarij, Murjiah, Mu’tazilah, Ahlussunnah dan Jama’ah, serta Jabariah dan Qadariah.

Namun, jika kita menggunakan Pendekatan Spiritual, Insya Allah tidak akan ada perdebatan. Karena pendekatan spiritual tak bisa diperdebatkan. Pasalnya, hal-hal yang terkait dengan Keyakinan memang tak bisa diperdebatkan, apalagi dipaksakan. Karena itu hanya ada Dua Pilihan, Menolak atau Menerima. Sekalipun mereka yang mau Pikir-pikir dulu juga tidak dilarang. 

Jadi, berbicara soal Spiritualitas, berarti bicara tentang Keyakinan seseorang pada Allah Yang Maha Kuasa, sehinga dia pun Berserah Diri Pada-Nya. Karena dia Meyakini Allah itu Maha Kuasa, maka diapun Yakin hanya Allah yang Maha Kuasa untuk menghalau coronavirus dari Bumi Nusantara. Maka langkah yang ditempuhnya adalah Memohon Petunjuk-Nya, “Bagaimana Cara Menanggulangi Wabah Coronavirus agar Rakyat Indonesia Selamat dari Penyakit yang mencemaskan itu,”

Seiring dengan itu, dia pun melakukan Gerakan Spiritual sebagaimana sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah serta Kearifan Para Guru Mursyid yang mumpuni dalam Sufi Healing, yakni dengan Shalat Hajad, Do’a, Ruqyah/Tilawah Qur’an dan Zikir. Kesemua Ibadah tersebut akan Lebih Mujarab, jika di lakukan di Masjid. Karena Masjid adalah Tempat Terbaik untuk Bermunanajah Kepada Allah. 

Dengan demikian dalam Konteks Pencegahan Penyebaran Viruscorona, sesuai Protokol Kesehatan yang dianjurkan Pemerintah, maka Pelaksanaan Ibadah di Masjid itu Tak Perlu Diperdebatkan. Namun diberikan Solusi, Sehingga proses Menghalau Corona dengan KEKUATAN ZIKIR, RUQYAH dan DO’A dapat dilaksanakan di Masjid sesuai aturan Protokol Medis yang  dianjurkan Dinas Kesehatan setempat. Monggo ๐Ÿ‘(az).








Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020๐Ÿ‘❤๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™