SPIRITUAL CONVERGING : MENYATUKAN KEKUATAN BATIN UMAT UNTUK MENGHALAU PRAHARA CORONA
Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah ๐ Kasus penyebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia terus meluas. Jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19) di Indonesia hingga Senin (20/4) berjumlah 6.760 kasus. Sebanyak 590 di antaranya meninggal dunia dan 747 orang dinyatakan sembuh. Sementara itu, Alih-alih lebih siap, pemerintah justru gagap menghadapi virus corona yang 'terlambat' masuk Indonesia. Tidak hanya pemerintah pusat, sejumlah kebijakan di pemerintah daerah juga sering kali tidak klop dalam mengeluarkan keputusan untuk menanggulangi virus corona. Bahkan, di lingkungan Istana pun mereka tak kompak mengeluarkan pernyataan soal virus mematikan itu.
Data tentang virus corona pun sering kali berbeda antara pemerintah pusat dan daerah. Bukan hanya rakyat kecil, namun Para Ahli Medis pun dibuat bingung oleh wabah yang mengguncang dunia ini. Hasil penelitian di laboratorium pun membingungkan para peneliti pandemi corona ini. Misalnya saja, Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng tengah berkoordinasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) perwakilan Indonesia di Jakarta.
Sebab, seorang warga dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) yang sedang diisolasi di RS Pratama Giri Emas, Kecamatan Sawan, Buleleng, hasil tes PCR-nya selalu berubah-ubah. Sekretaris GTPP Covid-19 Kabupaten Buleleng Gede Suyasa mengatakan, tes telah dilakukan sekitar 10 kali. Namun, hasilnya terus berubah, yakni dari positif ke negatif, lalu positif lagi.
Sehubungan dengan adanya berbagai kebingungan di tengah masyarakat, bahkan di kalangan Medis tersebut, sebagai seorang praktisi Spiritual Hikmah Therapist, saya ingin berbagi Ilmu dan Pengalaman dengan Para Pemirsa. Semoga pengalaman saya selama 25 tahun mengobati ribuan orang yang menderita berbagai penyakit kronis seperti Hypetensi, Kanker Rahiim, Paru-paru dan ada juga penyakit yang sudah tak sanggup lagi diobati secara medis. Bahkan ada yang sudah “divonis” tak lama lagi akan mati, tapi, Alhamdulillah, Berkat Ijin-Nya, pasien tersebut masih bisa Sehat dan Hidup selama beberapa tahun kemudian.
Saudaraku ❤️ Berbicara soal Penyakit dan Kesehatan, perlu kita sadari bahwa kesehatan manusia sangat erat kaitannya dengan fitrah penciptaan manusia itu sendiri. Jadi sudah sepatutnya upaya dan solusi terhadap problematika wabah Virus Corona tidak semata-mata hanya diupayakan melalui persepsi dan pendapat rasional pendekatan medis dengan mengemukakan data dan fakta kongkrit semata. Maka, upaya yang dilakukan sejatinya perlu disandarkan pada nilai Keimanan dan Keyakinan serta dasar Ketauhidan yang kokoh bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Kita harus Meyakini Dialah yang telah mentakdirkan wabah virus dan sederetan wabah lainnya di bumi ini. Dengan demikian berarti kita telah meletakkan kembali kesadaran fitrah kita dan menyadari kelemahan dan keterbatasan manusia di hadapan Sang Maha Pencipta, tidak ada daya dan upaya kecuali atas kehendak-Nya.
Semoga Coronavirus dengan segala dampaknya dapat menimbulkan kesadaran manusia untuk kembali melirik pada nilai-nilai spiritual dalam Kehidupan kita. Spiritualitas Islam sebagai respon terhadap persoalan sosial-budaya, politik dan kesehatan bukan saja menjadi keharusan, namun sekaligus menjadi SOLUSI untuk MENGGIRING virus yang menakutkan itu kembali ke asalnya.
Untuk itu, melalui tulisan ini, kita mengetuk pintu hati, merayu dan mengajak Menteri Agama, Majelis Ulama Indonesia, Dewan Masjid Indonesia, LSM Islam dan Ormas serta Parpol yang berbasiskan Umat Islam untuk menggalang Konvergensi Spiritual. Sebagaimana hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an pada surat Al-Baqarah :213, yang berbunyi, “Sesungguhnya manusia itu adalah kelompok yang satu (Konvergen),iri dengkilah yang membuat manusia berselisih dan bercerai.”
Kemudian pada ayat 148 surat yang sama ditambahkan,"Berlombalah dalam kebaikan, pasti Allah akan menyatukan (Konvergensi) kamu,"...‼️๐
Dalam ayat 148 , maksudnya adalah bahwa konvergensi (penyatuan ) itu dapat diwujudkan, tergantung manusia, mau bersatu atau tidak, mau mengupayakan persatuan atau tidak. Syarat persatuan itu dijelaskan bahwa kuncinya adalah ,”Dalam Kebaikan,“. Jika kita berlomba- lomba dalam kebaikan , maka pasti kita akan bersatu. Bukan berlomba- lomba dalam menjatuhkan yang lain, bukan saling mempunyai, “misi tersembunyi.” Saling jujur, demokratis, sportif, kerjasama dan sebagainya.
Maka, dalam hal ini, saya sepakat dengan Uda Dr. Zulfikri Sulaiman, MA yang mengingatkan, “Apabila kita sepakat bahwa para pemuka agama berpengaruh besar terhadap sikap/perilaku umat, bagaimana mereka menerjemahkan era diskripsi sekarang ini dlm konteks kehidupan bersama, dalam hidup bermasyarakat mau pun dlm kehidupan berbangsa?”
Sehubungan dengan hal itulah, kita berharap dan berdo’a, semoga para Pemuka Islam, Tokoh Masyarakat dan Para Pemuda Islam segera bangkit dan bekerjasama dalam membangun Konvergensi Spiritual atau Penyatuan Kebatinan ini. Sehingga terbangunlah satu Kekuatan Keyakinan di tengah Umat.
Menurut Jaya Suprana pada hakikatnya spiritual converging lebih selaras makna sila "Kemanusiaan yang adil dan beradab" maupun "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" serta juga "Persatuan Indonesia". Pada saat bersama menghadapi virus corona memang dibutuhkan semangat kebersamaan dan persatuan bukan dalam makna lahiriah namun justru batiniah. Spiritual Converging mempersatukan energi batiniah etika, moral, adab, akhlak dan budi pekerti umat manusia demi melawan prahara. (az).
Komentar
Posting Komentar