SEBERKAS CAHAYA DI TENGAH GELAPNYA PRAHARA CORONA๐❤
Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah ๐ Virus virus Corona telah menebarkan rasa gentar pada masyarakat di seluruh dunia. Karuan saja hal tersebut, pemerintah dan seluruh tenaga medis dibuat ketar-ketir sebab banyak pasien COVID-19 baru bermunculan setiap harinya. Hal ini membuat tenaga medis kewalahan untuk menangani semua pasien Corona.
Angka kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia masih terus merangkak naik. Setiap hari, penambahan kasus baru selalu melampui jumlah 100 pasien dalam dua pekan terakhir atau sejak 24 Maret lalu. Bahkan, untuk pertama kalinya, penambahan kasus positif baru di Indonesia menembus angka 200 pada Senin kemarin (218 kasus baru).
Sementara data terbaru yang dirilis Gugus Tugas Pecepatan Penanganan Covid-19 pada hari ini menunjukkan ada penambahan kasus positif baru yang lebih tinggi, yakni sebanyak 247 pasien dalam 24 jam terakhir. Dengan penambahan itu, total jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia sampai pukul 15.45 WIB, Selasa, 7 April 2020, telah mencapai 2.738 pasien.
Tentu saja kita mengapresiasi seluruh upaya pemerintah dalam mencarikan solusi yang tepat dalam mengatasi wabah coronavirus ini. Namun demikian, perlu juga kita mengingatkan bahwa apa yang diupayakan itu baru mengandalkan kekuatan tehnologi dan ilmu pengetahuan (sains) yang terbatas, sehingga argumentasi yang terbangun dalam usaha penanganan tersebut hanya bersifat rasional-analisis alias mengandalkan pikiran, sementara pikiran manusia sangat terbatas dan kadang-kadang hanya mencerminkan keangkuhan manusia tanpa merasa ada campur tangan Allah.
Sesuai Aturan Medis dan Protokol Kesehatan, pemerintah dan berbagai badan organisasi kesehatan telah melakukan upaya penanganan, baik dalam bentuk cegah tangkal penyakit terhadap faktor risiko kesehatan secara komprehensif dan terkoordinasi, maupun dengan melakukan kerjasama dengan unsur-unsur sumber daya, peran serta masyarakat, dan kerja sama internasional.
Namun demikian, perlu kita sadari bahwa kesehatan manusia sangat erat kaitannya dengan fitrah penciptaan manusia itu sendiri, maka sudah sepatutnya upaya dan solusi terhadap problematika wabah Virus Corona tidak semata-mata hanya diupayakan melalui persepsi dan pendapat rasional pendekatan medis dengan mengemukakan data dan fakta kongkrit tetapi upaya yang dilakukan sejatinya disandarkan pada nilai Keimanan dan Keyakinan serta dasar Ketauhidan yang kokoh bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Kita harus Meyakini Dialah yang telah mentakdirkan wabah virus dan sederetan wabah lainnya di bumi ini. Dengan demikian berarti kita telah meletakan kembali kesadaran fitrah kita dan menyadari kelemahan dan keterbatasan manusia di hadapan Sang Maha Pencipta, tidak ada daya dan upaya kecuali atas kehendak-Nya.
Bismillah ๐ Berangkat dari Keyakinan keterbatasan manusia inilah kita bisa menemukan Solusi Terbaik untuk mengatasi wabah ini. Sebagaimana kita menghadapi masalah pada umumnya, perlu menggunakan pendekatan rasional dan spiritual dengan berikhtiar dan berdoa.
Karena itulah peran para Ulama, Kyai dan Ustadz sangat penting menjadi penguat bagi Indonesia dari sisi sosialisasi, edukasi serta kekuatan spiritualitas. Seiring dengan itu, kita berharap pemerintah dan seluruh masyarakat dapat kembali mengurai persoalan wabah virus corona melalui pendekatan Teologis dan Spiritual. Sehingga masyarakat kita tidak hanya menggerutu ketakutan dengan saling menyalahkan satu sama lain tetapi dengan bijak mengambil sikap dengan sadar bahwa apapun yang terjadi ada kaitannya dengan konsekuensi penciptaan manusia.
Pada akhirnya menyadarkan kita bahwa apapun yang kita lakukan akan kembali akibatnya kepada kita semua.“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30).
Jadi, tidak ada manusia yang bisa memberi jalan keluar kalau belum mendapat rahmat Allah Ta'ala. Lalu, bagaimana agar bisa mendapat rahmat Allah menghadapi musibah coronavirus? Musibah jangan terus-terusan disebut, tetapi perbanyaklah zikir dan menyebut nama Allah. Berikut ini 7 Cara Agar Keluar dari Musibah Wabah :
Pertama : Mengaku Salah (bertaubat). Kita harus mengaku salah. Jado, tidak usah saling menyalahkan. Kalau kita selama ini melanggar sudah sangat banyak, jadi cara keluar dari wabah ini kita mengakui kesalahan. Berikut doa Nabi Adam.
ุฑَุจََّูุง ุถََูู َْูุง ุฃَُْููุณََูุง َูุฅِْู َูู ْ ุชَุบِْูุฑْ ََููุง َูุชَุฑْ ุญَู َْูุง ََُْูููู ََّูู ู َِู ุงْูุฎَุง ุณِุฑِ َْูู
"Ya Allah Rab kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (Surah Al-A'raf:23).
Kedua : Bershalawat.
Malaikat semuanya bersalawat kepada Rasulullah SAW. Surat Al-Ahzab ayat 56 ini turunnya di bulan Sya'ban. Bulan sya'ban salah satu keistimewaannya turunnya perintah bershalawat, maka ulama sepakat amalan yang mulia di bulan Sya'ban adalah memperbanyak salawat.
"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-Malaikat-nya bersalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Surah Al-Ahzab: 56).
Ketiga : Pasrah Diri dan Zikir. Sikap hidup kita sebelum ada pikiran, perkataan, dan perbuatan adalah diam. Karena itulah kita harus Pasrah Diri. Sehingga dalam zikir kita dapat berkelana di dalam diri sendiri, untuk bercermin pada identitas diri dan belajar tentang tujuan hidup kita. Zikir adalah cara kita mempelajari dan mengendalikan tubuh mental dan emosional kita dan menemukan diri kita yang sebenarnya.
Keempat : Ruqyah. Meruqyah, berarti upaya penyembuhan melalui ayat-ayat al-Qur’an. Ruqyah merupakan bentuk doa dan permohonan untuk mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
“Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrรข’/17: 82).
Kelima : Do’a. Doa berarti terhubung dengan Allah, dengan segenap hati, pikiran, tubuh, dan jiwa, memanggil, menginginkan, serta mendekatkan diri dengan-Nya. Dalam doa, kita juga menemukan harapan dan ketakutan terdalam.
ุงَُّูููู َّ ุฅِِّูู ุฃَุนُูุฐُ ุจَِู ู َِู ุงูุจَุฑَุตِ ، َูุงูุฌُُِููู ، ูุงูุฌُุฐَุงู ِ ، َูุณَِّููุกِ ุงูุฃุณَْูุงู ِ
"Ya Allah, Aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra dan keburukan segala macam penyakit."
Keenam : Istiqamah. Kita sudah taubat, sudah baca salawat, maka teruslah istiqamah salat malamnya, salat berjamaah meski di rumah ajak istrinya, keluarganya, jangan sampai tidak berjamaah. Jadi intinya, situasi saat ini di rumah manfaatkan untuk istiqamah. Salat dhuhanya istiqamahnya, salat 5 waktunya, baca Al-Qur'an. Baca berita banyak, baca Al-Qur'an sedikit bisa jadi negatif.
Ketujuh : Berjuang dengan Penuh Kasih Sayang. Tunjukkanlah jiwa kasih sayang kepada semua orang. Termasuk kepada istri, juga kepada korban musibah wabah ini semoga disembuhkan. Yang wafat dari kalangan muslim muslimah doakan agar husnul khatimah. Kemudian para medis doakan dikasih sehat wal 'afiat.
Saudaraku ❤ Saat ini adalah waktu yang sulit untuk semua. Semoga tulisan ringkas ini dapat menjadi Seberkas Cahaya di Tengah Gelapnya Wabah ini. Tidak ada yang terhindar dari efek coronavirus. Insya Allah, tidak semua dari kita akan terinfeksi oleh virus, tetapi kita sudah terpengaruh. Tidak dapat disangkal bahwa perhatian global terhadap penyakit ini telah secara radikal mengubah lanskap kekuatan dunia tanpa batas. Tetapi, untuk sesaat, melihat melewati efek makro ini dapat menawarkan kesempatan untuk mempertimbangkan bagaimana kita masing-masing, pada tingkat individu, dapat diperbarui secara spiritual dalam upaya kolektif kita untuk menghentikan penyakit ini dan melewati saat ini. (az).
Komentar
Posting Komentar