RESPONS SPIRITUAL DAN KEKUATAN IMAN DALAM MENGATASI PANDEMI COVID-19
Jakarta,
SKJENIUS.COM.- Masya Allah ๐ Pandemi virus korona
membingungkan dan menakutkan bagi ratusan juta orang. Hal ini tentu tidak
mengejutkan. Banyak orang di dunia sakit dan banyak yang meninggal. Kecuali,
Allah berkehendak lain, jika situasi berubah secara drastis, akan banyak lagi
yang akan jatuh sakit dan mati di seluruh dunia.
Betapa tidak,
kasus virus corona atau COVID-19 sudah menyebar ke 210 negara dan teritori di
seluruh dunia. Sampai hari ini, jumlah orang terinfeksi Covid-19 terus
bertambah. Update Corona di RI Per 30 April: 10.118 Positif, 1.522 Sembuh, 792
Meninggal. Sedangkan data untuk seluruh dunia terdapat 3.217.825 kasus virus
corona, dengan 228.005 meninggal dunia dan sembuh mencapai angka 999.736 kasus.
Karuan saja
krisis ini menimbulkan pertanyaan medis, etika, logis, sosial, budaya, politik
dan ekonomi yang serius. Setiap negara mengajukan pertanyaan yang sama: “Bagaimana
seharusnya kita merespons?
Jawabannya belum
jelas bagi mereka. Tetapi itu juga menimbulkan pertanyaan tambahan bagi orang
beriman. Bagaimana Beriman di Tengah Pandemi Virus Corona?
Nampaknya, kata
kunci dari krisis COVID-19, yang telah melanda hampir seluruh dunia dan membawa
konsekuensi berat bagi populasi, sosial, politik, budaya, peribadatan,
spiritualitas dan ekonomi negara, adalah KETIDAKPASTIAN.
Sebagai warga
negara yang Berketuhanan Yang Maha
Esa, tentu kita menyadari ADA
sebuah KEPASTIAN dibalik
ketidakpastian menurut nalar dan sains itu. Yakni, Kita Meyakini, PASTI Yang Maha
Kuasa Mengatur dunia dan segala isinya. Sehingga kita
dapat percaya bahwa ada alasan-Nya mengapa ini
terjadi.
Kami bukan
‘Ulama, bukan pula dokter, kami hanyalah seorang Spiritual Therapist
dengan Metode Al-Hikmah Therapy di
Rumah Sehat Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. Dengan demikian yang paling bisa
kami lakukan adalah menggali pelajaran dari Guru Mursyid kita, Allahyarham
Syaikh Inyiak Cubadak mengingatkan, H. Nasir Adnin, Doctor. Dr. Paryana
Suryadipura, Doctor Bagindo Muchtar dan Haji Permana Sasrarogawa tentang
mengatasi penyakit dan Wabah.
Semoga Ilmu
Pengetahuan tersebut dan pengalaman kami selama 25 tahun mengobati pasien dari
berbagai kalangan dengan aneka ragam penyakit, kronis, lama maupun baru. Bahkan
sekitar 4 tahun lalu kami mengobati seorang pasien di Paris, Pracis yang sudah
25 tahun menderita penyakit yang sangat komplikasi. Alhamdulillah Sembuh
setelah melalui perawatan 40 hari. Semoga Al-Hikmah Therapy dapat kita gunakan
dalam mempelajari dan menanggapi pandemi yang belum pernah terjadi ini dan
bagaimana kita dapat mengatasi tantangan tersebut.
Berbicara
Musibah dan Wabah dalam Tradisi para Ahli Hikmah yang berbudaya Nusantara,
memberi tahu kita bahwa meskipun kita berpikir rasional sebagai upaya kita
mengatasi peristiwa dan masalah dunia, sering kali kita diajarkan dengan cara
yang di luar Nalar. Pasalnya, tak selamanya setiap persoalan kesehatan itu
dapat diselesaikan dengan Ilmu Kedokteran. Karena itu, para Guru Mursyid kita
sering mengingatkan :
"Apapun
Masalah kita, Sekronis bagaimanapun penyakit yang diderita, sesulit apapun
Musibah yang dihadapi, jangan Lupa ada Allah Yang Maha Kuasa dalam Mengobati
Penyakit. Maka Berserah Dirilah Pada Allah. Biarlah Allah men-Take Over
Penyakit itu."
Jadi, Keyakinan
kita pada Kemaha Kuasaan Allah adalah "Starting Point" kita
dalam menghadapi Wabah coronavirus ini. Al-Qur’an menjelaskan,

Untuk itulah
kita merayu Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo agar
tidak melupakan aspek spiritual dalam Menanggulangi wabah corona, seiring
dengan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini. Adapun Gerakan
Spiritual yang perlu dilakukan meliputi 7 (Tujuh) respons spiritual,
yaitu;
Pertama
: Menjadikan Masjid sebagai
Pusat Gerakan Spiritual Berbasiskan Ruqyah, Zikir dan Do'a. Tentu saja
kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengikuti Protokol Kesehatan. Jika perlu
dikawal oleh aparat keamanan dan petugas kesehatan.
Sesungguhnya
sebaik-baik tempat yang ada di muka bumi ini dan tempat yang paling dicintai
oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah masjid-masjid. Karena
masjid-masjid adalah tempat berkumpulnya kebaikan, tempat orang-orang melakukan
ketaatan, tempat kembalinya iman dan berlabuhnya hati. Allah subhanahu wa
ta’alamemerintahkan agar diangkat nama dan disebut nama Allah di masjid-masjid
tersebut.
Juga Allah
memerintahkan untuk ditegakkan shalat di dalamnya. Juga masjid sebagai tempat
tersebarnya Ilmu, cahaya dan mimbar bagi petunjuk dan kebaikan. Orang-orang
yang beriman selalu mendatanginya, orang-orang yang bertakwa berkumpul di dalam
masjid, mereka saling mengingatkan satu sama lain. Di dalamnya ada orang yang
bertasbih kepada Allah subhanahu wa ta’ala, ada orang yang berdzikir, ada
orang yang berdo’a, ada orang yang membaca Al-Qur’an, ada orang yang sujud, dan
semuanya Berserah Diri Kepada-Nya.
Kedua
: Melakukan Khataman Qur'an
secara berkesinambungan di Masjid selama 24 jam, kecuali saat shalat Wajib.
Hal ini untuk memberi energy pada air yang dido'akan untuk Anti Covid-19 serta
Meruqyah Umat dan Meruwat Negeri. Karena itu setiap menjelang datangnya waktu
shalat, Tilawah diperdengarkan pakai Loudspeaker.
Al-Qur’an adalah
mutiguna, disamping digunakan sebagai ibadah juga bisa digunakan sebagai obat
yang sangat ampuh baik untuk penyakit rohani maupun penyakit jasmani. Allah
telah berfirman dalam al-qur’an: “Dan kami turunkan dari al-qur’an suatu yang
menjadi obat/ penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS.
Al-Isra: 82).
Ruqyah merupakan suatu metode
pengobatan dengan menggunakan bacaan-bacaan yang bersumber dari Al- Qur’an dan
hadist agar terhindar dari gangguan jin maupun syaitan dan bisa juga dilakukan
untuk mencapai apa-apa yang diinginkan, baik itu perkara di dunia maupun di
akhirat.
Ketiga: Melaksanakan Shalat Berjamaah Lima Waktu
dan Shalat Jum'at. Saudaraku. Bila dirimu merasa sedih sholatlah. Bila
dirimu diamuk amarah sholatlah, dan bila dirimu ditimpa musibah, sholatlah. Tak
ada aktivitas lain selain sholat ketika hati gundah gulana. Tak ada obat
mujarab selain sholat. Bermohonlah dan curahkan segenap perasaan yang ada.
Itulah salah satu syarat doa terkabulkan. Ikhlas karena Allah!
Dalam sholat terintegrasi
proses latihan meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari
gerakan, inderawi, aqal, dan pengelolaan nafsu yang pada akhirnya akan
menghasilkan jiwa yang bersifat muthma’innah. Orang yang memiliki jiwa
muthma’innah inilah yang pada akhirnya akan mampu mengaplikasikan
nilai-nilai sholat dalam keseharian yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran
paripurna. Didalam QS Al Baqarah [2] ayat 45 Allah SWT berfirman, “Jadikanlah
sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Keempat: Sujud Berserah Diri dengan Berzikir dan
Membaca Asma Allah sebanyak-banyaknya. Manfaat dzikir pagi dan
petang yang pertama adalah mendapatkan perlindungan dari Allah SWT. Orang yang
senantiasa memuji kebesaran Allah akan selalu terlindung dari keburukan. Dzikir juga
bisa membuka pintu keselamatan dunia akhirat.
Imam Ghazali dalam kitabnya “Dzikrullah”
menulis, “Jika Anda bertanya, kenapa dzikir kepada Allah yang dikerjakan
secara samar oleh lisan dan tanpa memerlukan tenaga yang besar menjadi lebih
utama dan lebih bermanfaat dibandingkan dengan sejumlah ibadah yang dalam
pelaksanaannya banyak mengandung kesulitan?”
Imam Ghazali
menjelaskan bahwa dzikir mengharuskan adanya rasa suka dan cinta kepada Allah
Ta’ala. Maka tidak akan ada yang mengamalkannya kecuali jiwa yang dipenuhi rasa
suka, dan cinta untuk selalu mengingat dan kembali kepada-Nya.
Kelima
: Membaca Do’a Khatam
Qur’an dan Do'a Tolak Bala Setiap Selesai Khatam Qur'an yang
diperdengarkan lewat pengeras suara agar masyarakat dapat mendengar dan ikut
berdo’a serta mengaminkan.
Saudaraku,
ada
kekuatan yang luar biasa yang membuat air laut bisa terbelah. Ada
kekuatan yang sungguh luar biasa yang membuat kobaran api menjadi dingin. Ada
kekuatan yang sangat dahsyat yang membuat bulan terbelah dua. Ada kekuatan luar
biasa yang menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa yang tak terjangkau oleh
akal pikiran manusia. Kekuatan apakah itu? Itulah kekuatan doa.
Siapapun
yang serius menggunakan kekuatan doa, inilah orang yang beruntung. Karena
kekuatan doa itu dahsyat sekali. Karena yang dituju dan diandalkan dengan
sebuah doa itu adalah Dzat Yang Maha Kuasa.
Ikhtiar
jika tidak hati-hati, maka seseorang akan memiliki pola pikir mengandalkan
dirinya sendiri. Keberhasilan akan membuatnya berbangga diri dan tinggi hati,
dan kegagalan akan membuatnya mudah frustasi. Oleh sebab itu kita perlu selalu
menyertai ikhtiar dengan doa, sejak sebelum, sedang dan setelah ikhtiar.
Mengapa? Supaya yang kita andalkan hanyalah Allah Swt. Karena tidak ada sesuatu
apapun yang keluar dari kekuasaan Allah Swt.
Allah
Swt. berfirman, "Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya,
"Jadilah!" lalu jadilah ia." (QS. Al Baqoroh :
117)
Keenam
: Memberikan Santunan setiap hari kepada masyarakat sekitar masjid
yang terdampak wabah corona, sesuai kemampuan Jamaah dan Dewan Kemakmuran
Masjid;
Yakinlah. Sedekah
itu Mengundang Intervensi Allah untuk Menyelamatkan kita dari Wabah
Coronavirus. Satu diantara pahala sedekah adalah menghindarkan diri kita dari
bencana atau musibah (sedekah menolak bencana), sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Bersegeralah
bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah. Belilah
semua kesulitanmu dengan sedekah. Obatilah penyakitmu dengan sedekah. Sedekah
itu sesuatu yang ajaib. Sedekah menolak 70 macam bala dan bencana, dan yang
paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (HR.
Baihaqi & Thabrani).
Ketujuh:
Membagikan Air Khataman Qur'an kepada
Jamaah dan masyarakat sekitar Masjid. Setiap selesai Khataman Qur'an air
dalam kemasan yang sudah dido’akan dibagikan kepada masyarakat. Sehingga dapat
digunakan untuk menguatkan daya imunitas Tubuh dan mengobati Inpeksi bagi
mereka yang terlanjur sudah terpapar.
Insya Allah, Air
yang sudah dibacakan Khataman Qur'an dan dido'akan dengan Do'a khataman tentu
saja mempunyai daya penyembuhan yang Luar Biasa serta mampu menetralisir
Coronavirus COVID-19. Mari kita hayati dan amalkan petunjuk Allah berikut ini,
“Dan Kami
turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrรข’/17: 82).
Demikianlah Ketujuh
Respons Spiritual yang perlu dilakukan untuk menghalau virus corona
kembali ke asalnya. Inna Lillahi wa inna ilaihi Raji'un. Laa Haula wa Laa
Quwwata illa Billah. Semoga wabah coronavirus diangkat Allah dari Bumi Bumi
Nusantara. Aamiin. Yaa Rabbal 'Alamin ๐ (az).
Komentar
Posting Komentar