RAMADHAN SEBAGAI SATU FASE STRATEGIS DALAM LINGKARAN SPIRAL KEHIDUPAN MENUJU PENINGKATAN KUALITAS HIDUP🙏
Jakarta, JENIUSNET.- Banyak orang yang KELIRU dalam MEMAKNAI kehidupan. Mereka menyangka kehidupan manusia itu berputar bagaikan RODA. Pasalya, mereka melihat dan merasakan bahwa hidup itu terkadang ada di atas, terkadang ada di bawah. Hidup itu terkadang senang, terkadang sedih. Hidup itu terkadang untung, terkadang rugi. Karena itulah menganggap hal yang WAJAR, jika kehidupan itu mengalami pasang surut atau naik turun.
Padahal, sebagai Muslim kita seharusnya Kita MENYADARI bahwa HIDUP itu, sesungguhnya seperti SPIRAL. Jadi berbeda dengan roda yang terus bergerak ke arah kanan, kadang diatas kadang dibawah. Sedangkan Spiral itu bentuknya seperti suatu titik, dimana titik itu semakin lama akan semakin berkembang membentuk lingkaran yang semakin lama semakin membesar. Jadi, Spiral itu maksudnya adalah “berkembang”.
Sebagaimana hal tersebut dijelaskan Allah dalam Firma-Nya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Rabb-mu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim :7).
Hidup kita memang berputar, tapi dalam suatu SIKLUS SPIRAL, bukan seperti RODA yang putarannya naik turun. Karena itu, sesungguhnya tidak ada pengulangan dalam SIKLUS kehidupan ini. Kita datang dari Allah, dimulai dari dalam Alam Rahim, bayi, lalu balita, anak-anak, remaja, dewasa, tua, dan akhirnya kembali kepada-Nya. Maka KELIRU, jika hidup yang dikatakan seperti RODA. Karena hal ini hanya meng-indikasikan bahwa kondisi kehidupan hanya di dalam lingkaran, tetapi tidak pernah berkembang lingkaran tersebut.
Jadi, seharusnya HIDUP itu BERGERAK dalam bentuk SPIRAL, sehingga kita akan melihat dan merasakan bahwa hidup itu sekalipun seperti lingkaran , tetapi semakin “BERKEMBANG”. Meskipun terlihat turun, tapi sejatinya tetap bergerak naik. Begitulah kondisi kehidupan Umat seharusnya. Sebagaimana dikatakan oleh para Ahli Hikmah bahwa “Jika hidupmu hari ini sama dengan kemarin, maka kamu adalah orang yang merugi. Jika hidupmu saat ini kurang dari kemarin, maka kamu adalah orang yang Celaka. Jika hidupmu hari ini lebih baik dari kemarin kamu menjadi Orang yang beruntung.”
Berkembang disini maksudnya dalam konteks pola pikir, karakter, sifat, mental, ilmu pengetahuan, kualitas ibadah serta peningkatan derajat di sisi Allah dan manusia. Sehingga ketika kita ada di bawah, kita tetap bisa lebih menghadapinya dengan senyuman, karena kita sudah berkembang dan mengerti daripada kita di bawah beberapa waktu lalu misalnya. Begitu juga dengan sebaliknya ketika berada di posisi yang baik.
Maka, dengan penerapan ilustrasi ini, hidup itu bukan hanya dilihat seperti lingkaran setan , dimana kita tidak bisa keluar dari situ dan menderita selalu, akan tetapi lingkaran yang selalu berkembang kearah yang lebih baik dari kemarin, walaupun di saat situasi di atas atau bawah. Sampai lingkaran itu berhenti berkembang, ketika kita bertemu dengan Sang Maha Empunya.
Dengan demikian, Ramadhan sesungguhnya adalah Satu Fase yang sangat STRATEGIS dan MENENTUKAN masa depan dalam GERAK Lingkaran Spiral Kehidupan Manusia menuju Kebahagiaan dan KESEJAHTERAAN yang Hakiki. Pasalnya, selama Ramdhan Allah membuka peluang sebesar-besarnya untuk mendapat Rahmat, Hidayah, Karunia, Berkah dan berbagai Nikmat lainnya. Nilai-nilai Ramadhan memberikan pelajaran bagaimana setiap anggota masyarakat dalam menghadapi tantangan, godaan dan aneka bentuk gelombang yang menghantam kehidupan.
Marilah, kehadiran Bulan Suci Ramadan kita jadikan sebagai momentum untuk terus menempa dan meningkatkan kualitas diri, baik dalam hal ibadah maupun etos kerja. Sebagai momentum spritual, Ramadan adalah sarana untuk meningkatkan kualitas diri dan ibadah kepada Allah. Seiring dengan itu, kehadiran Ramadan seharusnya juga memberi dampak positif dalam meningkatkan etos kerja. Sehingga, Ramadhan bisa meningkatkan kualitas hidup manusia, jika puasanya juga berkualitas. (az).
Komentar
Posting Komentar