MENINGKATKAN PERAN MASJID BAITURAHMAN DI TENGAH PRAHARA CORONA


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Sekiranya betul analisa sebagian ahli intelijen dan pengamat Geo-Politic bahwa virus corona adalah senjata biologis yang digunakan oleh pihak tertentu untuk melumpuhkan lawan beratnya china dan juga ingin menaklukkan negara-negara yang menjadi pusat budaya dan spiritual agama tertentu seperti Italia, Vatikan, India, Korea Selatan, Jepang dan Indonesia, maka mereka akan kecewa berat menyaksikan Cina, Korea Selatan dan Jepang, bisa Cepat Mengatasi Corona.

Apalagi menyaksikan sikap dan perilaku sebagian  masyarakat Indonesia, tentu si pengirim corona, makin patah semangat, melihat masyarakat kita yang seakan-akan tidak takut corona. Masih banyak orang yang selfi di Mall, jalanan dan pasar masih ramai pengunjung. Aktivitas ekonomi masih mengalir lancar, terutama sektor ekonomi non formal. Meski ada penurunan, tetapi tidak cukup membuat kota menampakkan wajah ketakutan. Moda transportasi umum juga masih sering sesak dan sempat terjadi masalah saat dikurangi intensitasnya.

Namun demikian, ada satu hal yang sampai hari membuat "Dalang" Corona gembira karena misinya untuk menjauh Umat dan Tempat Ibadah berhasil mereka lakukan. Pasalnya Kegiatan Sosial Distancing jug di ikuti dengan berbagai pembatasan wilayah gerak masyarakat. Bahkan, pembatasan ini menyasar hingga upaya penutupan tempat-tempat ibadah sebagai sesama penyandang kategori titik kumpul. Dampaknya pro dan kontra pun merebak.

Apakah memang masjid harus ditutup? Layakkah masjid ditutup? Bukankah negara kita juga mendasarkan fondasinya pada Ketuhanan Yang Maha Esa? Dari sisi ajaran agama, orang-orang akan bertanya, bukankah selama ini masjid dan tempat ibadah lainnya yang selalu mengajak masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah di saat ketakutan melanda; di saat kekalutan dan kekhawatiran terhadap segala jenis bahaya? Lalu mengapa sekarang para Ustadz dan 'Ulama pun banyak yang turut melarang mereka mendatangi rumah Allah? Tidak ada Solusinya agar Kegiatan Ibadah dapat berlangsung sesuai protokol kesehatan ?

Atau, apakah kita harus menyalahkan masjid dan tempat ibadah lain yang masih membuka diri? Benarkah Allah memerintahkan rumah-Nya ditutup saat para hambanya menghadapi kebingungan, ketidakpastian, dan ketakutan?

Padahal, sesungguhnya sebaik-baik tempat yang ada di muka bumi ini dan tempat yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah masjid-masjid. Karena masjid-masjid adalah tempat berkumpulnya kebaikan, tempat orang-orang melakukan ketaatan, tempat kembalinya iman dan berlabuhnya hati. Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan agar diangkat nama dan disebut nama Allah di masjid-masjid tersebut.

"Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah Azza wa Jalla menyukai orang-orang yang bersih." [at-Taubah/9:108].

Alhamdulillah πŸ™ Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturahman, Cikarang berupaya memberikan Solusi, sekaligus mempelopori upaya Meningkatkan Peran Masjid dalam Menanggulangi wabah corona dan sekaligus menjadikan Masjid sebagai Jaring Pengaman Sosial Ekonomi Umat.

DKM Baiturahman turut andil membantu mengatasi masalah dan membantu menenteramkan masyarakat, karena kepanikan hanya akan memperburuk keadaan. Masjid harus turut menyemai rasa aman dalam diri masyarakat tanpa menimbulkan kekhawatiran bagi yang lainnya, tanpa harus dituduh sebagai tempat penularan virus yang mengancam ini. Masjid harus tetap memfasilitasi para pendoa yang ingin menenangkan diri bersimpuh di hadapan Allah. Bahkan bila pun selama ini mereka bukan orang yang rajin ke masjid.

Dewan Kemakmuran Masjid Baiturahman Cikarang berusaha memfasilitasi umat yang ingin I'tikaf atau melakukan Self Quarantine dan ibadah lainnya, namun TETAP MENGIKUTI PROTOKOL KESEHATAN, antara lain:

1. Masjid, luar dalam disemprot Desinfektan secara rutin sesuai aturan medis;
2. Menyediakan Bilik Desinfektan di Depan Pintu Masuk;
3. Menyediakan fasilitas sterilisasi jamaah seperti hand sanitizer;
4. Menyiapkan alat pemeriksa panas tubuh;
5. Menyediakan Sabun Untuk Cuci tangan di tempat Wudhu;
6. Menyarankan Jamaah Pakai Masker;
7. Jamaah Membawa Sajadah masing-masing;
8. Menjaga Jarak sekitar 1 M, termasuk waktu shalat berjamaah.

Nah, jika ada tambahan yang terkait aturan Medis, silakan ditambahkan. Sehingga sesuai prosedur dan aturan medis tentang pencegahan pandemi coronavirus. MonggoπŸ‘

Menurut Syaifullah Amin Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Ketua Takmir Masjid Al-Munawwaroh Ciganjur, Masjid tidak bisa ditutup sepenuhnya, bahkan bila banyak tempat lain ditutup total. Di sisi lain, masjid juga harus menjaga diri dari tuduhan sebagai faktor penyebaran virus. Maka Dewan Kemakmuran Masjid harus bekerja cerdas. Masjid berperan aktif dalam menyebarkan informasi bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.

Masjid pun terlibat aktif dalam menjaga keselamatan sosial warganya, seperti memberikan bantuan bagi jamaah dan warga yang sangat membutuhkan. Masjid berusaha mengatasi agar tidak ada warganya dalam radius tertentu yang kelaparan akibat terus menurunnya aktivitas ekonomi masyarakat.

Kesemua hal di atas bahkan selama ini sudah sering dilakukan oleh masjid. Hanya saja mungkin sekarang harus lebih ditingkatkan demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap rumah ibadah. Agar rumah ibadah bukan menjadi bagian pihak yang lari dari tanggung jawab atau turut cuci tangan ketika ada masalah.

Masjid bisa menjadi garda terdepan tindakan gotong-royong dan memupuk rasa senasib sepenanggungan masyarakat dalam menghadapi badai wabah corona ini. Bukankah selama ini masjid selalu dicita-citakan sebagai salah satu simpul kohesivitas sosial? (az)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI πŸ™

7 LANGKAH MENJEMPUT HIDAYAH AGAR SELAMAT DARI DAMPAK PANDEMI CORONA

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual πŸ™