MENGEDEPANKAN RESPONS SPIRITUALTERHADAP CORONAVIRUS
Jakarta, SKJENIUS.COM. Masya Allah 🙏Virus corona terus-menerus menjadi berita utama. Setiap hari. Di setiap bagian dunia. Segala sesuatu yang lain telah surut ke latar belakang. Berita tentang kasus Jiwasraya, Hari Masiku, Kerugian Asabri, dan lainnya tenggelam oleh simpang-siurnya berita Covid-19. Update Corona 25 April: 8.607 Kasus, 720 Wafat, 1.042 Sembuh. Virus tidak lagi terbatas pada satu provinsi, tapi sudah menyebar ke berbagai daerah. Itu semakin dekat dari hari ke hari, mungkin dengan jam, dan semua orang khawatir.
Dengan belum ditemukannya vaksin, serta tidak adanya obat apa pun (sejauh ini) yang dapat mencegah infeksi atau menyembuhkannya, satu-satunya pilihan kita saat ini adalah tidak membiarkan virus masuk ke dalam tubuh. Yang berarti, mengikuti metode akal sehat seperti sering mencuci tangan dengan sabun dan meminimalkan kontak dengan permukaan yang terbuka di tempat umum. Jika virus menemukan cara untuk menginfeksi kita, kita harus segera mengisolasi diri agar tidak menjadi agen penyebaran lebih lanjut.
Adakah hal lain yang bisa dilakukan? Orang-orang di antara kita yang menganggap kehidupan spiritual dengan serius mungkin ingin bertanya pada diri mereka sendiri: selain tanggapan yang jelas dan esensial terhadap ancaman infeksi, apakah ada juga tanggapan rohani? Apa jenis pemikiran yang mungkin dimiliki dan dapat disumbangkan oleh Jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah dalam persiapan menghadapi kemungkinan menghadapi virus — dan apa yang dapat dilakukan seseorang selain tindakan pencegahan yang diperlukan yang sudah ada?
Jangan panik. Semakin rentan kita rasakan, semakin kita gelisah. Ada bukti bahwa kecemasan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh secara dramatis, membuat kita semakin rentan terhadap virus.
Untuk keluar dari lingkaran setan, kita perlu menghadapi kecemasan kita secara positif.
Bukankah telah tercatat dengan tinta emas, sepanjang sejarah dan lintas budaya bahwa spiritualitas dan agama berperan dalam mengatasi ketakutan, teror, penyakit, dan kehilangan yang tak terkatakan. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah Indonesia tidak melupakan pentingnya Respons Spiritual dalam Menanggulangi Penyebaran virus corona tersebut. Kita perlu memadukan Protokol Kesehatan Medis dengan Protokol Kesehatan Spiritual. Sehingga penanggulangan pandemi coronavirus dapat kita lakukan secara holistik.

Di dalam ayat ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan oleh Allah untuk mengatakan bahwa beliau tidak bisa mendatangkan manfaat dan tidak dapat menolak mudharat kecuali apa yang telah dikehendaki oleh Allah. Padahal kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan manusia yang paling tinggi derajatnya, yang paling mulia di sisi Allah. Namun, beliau diperintahkan untuk mengatakan hal tersebut.
Hal itu karena, memberikan manfaat dan menolak mudharat hanya Allah saja yang bisa melakukannya. Tidak ada seorang makhluk pun yang bisa melakukannya. Dan semua itu terjadi atas kehendak (Iradat) dari-Nya.
Jadi, usaha kita menghalau coronavirus dari Bumi Nusantara ini, tidak bisa hanya mengandalkan Rasionalitas dan Protokol Medis saja. Pasalnya berbagai upaya yang dilakukan pemerintah belum mampu menekan laju penyebaran virus tersebut. Bahkan, penyebarannya makin meningkat dari hari ke hari. Peta Persebaran Corona COVID-19 Merata di 34 Provinsi Indonesia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan model penularan virus Corona di Indonesia telah masuk tahapan penularan komunitas. Klasifikasi ini berarti Indonesia sudah mengalami penyebaran yang lebih besar dari penularan lokal atau community transmission.
Untuk itulah kita merayu Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo agar tidak melupakan aspek spiritual dalam Menanggulangi wabah corona, seiring dengan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah selama ini. Adapun Gerakan Spiritual yang perlu dilakukan meliputi 7 (Tuju) respons spiritual, yaitu;
- Menjadikan Masjid sebagai Pusat Gerakan Spiritual Berbasiskan Ruqyah, Zikir dan Do'a. Tentu saja kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengikuti Protokol Kesehatan. Jika perlu dikawal oleh aparat keamanan dan petugas kesehatan;
- Melakukan Khataman Qur'an secara berkesinambungan di Masjid selama 24 jam, kecuali saat shalat Wajib. Hal ini untuk memberi energy pada air yang dido'akan untuk Anti Covid-19 serta Meruqyah Umat dan Meruwat Negeri. Karena itu setiap menjelang datangnya waktu shalat, Tilawah diperdengarkan pakai Loudspeaker;
- Melaksanakan Shalat Berjamaah Lima Waktu dan Shalat Jum'at;
- Setiap Jamaah yang ada di Masjid berzikir dengan Membaca Asma Allah sebanyak-banyaknya.
- Setiap selesia Khatam Qur'an, dibacakan Do'a Khataman Qur'an dan Do'a Tolak Balak yang diperdengarkan lewat pengeras suara agar masyarakat dapat mendengar dan ikut mengaminkan;
- Memberikan Santunan setiap hari kepada masyarakat sekitar masjid yang terdampak wabah corona, sesuai kemampuan Jamaah da Dewan Kemakmuran Masjid;
- Membagikan Air Khataman Qur'an kepada Jamaah dan masyarakat sekitar Masjid, setiap selesai Khataman Qur'an.
Komentar
Posting Komentar