MASJID BAITURAHMAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN PENANGGULANGAN WABAH CORONA ๐
Jakarta,SKJENIUS.COM.- Bismillah๐Semoga kita bisa mengambil Pelajaran dari wabah Coronavirus tentang hubungan mendalam antara fisik dan spiritual. Karena sesungguhnya coronavirus adalah pesan spiritual dari Allah. Maka, dari itu, saya tertarik untuk merespon, bagaimana kita memberikan makna di saat krisis.
Mengingat kelangkaan tanggapan spiritual saat ini, saya memutuskan untuk membagikan teks singkat ini kepada publik yang lebih luas. Dalam pandangan saya, semoga tulisan ini dapat berbicara kepada siapa saja yang memiliki kehidupan spiritual, yaitu: kehidupan yang berpusat pada proses spiritual internal, peningkatan kesadaran dan menumbuhkan pendekatan batin terhadap realitas eksternal kehidupan.
Namun sayangnya, diantara kita masih ada yang sibuk berdebat soal polemik : "Mengapa yang ditutup hanya masjid dan yang diliburkan hanya shalat Jumat dan jamaah. Sementara mal dan pasar dan lain-lain masih buka dan jalan terus?" Apakah kita harus menyalahkan masjid dan tempat ibadah lain yang masih membuka diri? Benarkah Allah memerintahkan rumah-Nya ditutup saat para hambanya menghadapi kebingungan, ketidakpastian, dan ketakutan? Maka, masing-masing pihak tentu akan saling berhadapan dan mempertahankan pendirian mereka. Tentu saja berbagai dalil dan dalih akan berhamburan mereka kemukakan. Karena itu, biarkanlah mereka berdebat sampai letih, nanti juga berhenti sendiri.
Maka, daripada kita ikut sibuk membuang waktu dalam perdebatan lebih baik kita cari Solusi Terbaik dan Mohon Petunjuk Allah agar kita bisa tetap bisa Shalat Jamaah dan Mendirikan Jum'at di Masjid. Pasalnya, Masjid tidak bisa ditutup sepenuhnya, bahkan bila banyak tempat lain ditutup total. Di sisi lain, masjid juga harus menjaga diri dari tuduhan sebagai faktor penyebaran virus. Maka Dewan Kemakmuran Masjid Baiturahman Cikarang harus bekerja cerdas. Artinya, tetap melaksanakan Ibadah, namun mengikuti Protokol Kesehatan, antara lain :
1. Masjid, luar dalam disemprot Desinfektan secara rutin sesuai aturan medis;
2. Menyediakan Bilik Desinfektan di Depan Pintu Masuk;
3. Menyediakan fasilitas sterilisasi jamaah seperti hand sanitizer;
4. Menyiapkan alat pemeriksa panas tubuh;
5. Menyediakan Sabun Untuk Cuci tangan di tempat Wudhu;
6. Menyarankan Jamaah Pakai Masker;
7. Jamaah Membawa Sajadah masing-masing;
8. Menjaga Jarak sekitar 1 M, termasuk waktu shalat berjamaah.
Nah, jika ada tambahan yang terkait aturan Medis, silakan ditambahkan. Sehingga sesuai prosedur dan aturan medis tentang pencegahan pemaparan coronavirus. Monggo๐
Kita masuk kepada Subtansi Kajian kita yakni, menyikapi epidemi global ini, sebagai seorang muslim hendaklah kita kembali kepada ajaran-ajaran Tasawuf Transformatif yang disampaikan Guru Mursyid kita. Ada beberapa yang harus kita lakukan sebagai insan kamil yang hanya takut kepada Allah llah, ada beberapa pesan yang disampaikan para Guru Mursyid kita yang relevan sebagai langkah yang dapat kita tempuh sebagai seorang muslim dalam menyikapi wabah virus corona yang sedang mewabah saat ini.
Bapak Sesepuh Pengajian Tawakal, Allahyarham H. Permana Sasrarogawa mengingatkan agar kita menjadi Allah Nomer Satu dalam segala hal. Senantiasa Berlindung kepada-Nya. Virus corona adalah makhluk sebagaimana makhluk-makhluk Allah lainnya, dan ia tidaklah bergerak kecuali atas perintah dan izin Allah ta’ala dan begitu juga kita sebagai manusia . Oleh karenanya, kita senantiasa meminta perlindungan dari wabah ini kepada Allah sebelum kita berlindung kepada kemampuan diri kita sendiri atau kemampuan makhluk lainnya.
Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penjaga. Allah berfirman: “Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah Maha Penyayang di antara para penyayang”. (QS Yusuf, Ayat 64).
Selanjutnya kita pun harus meminta pertolongan kepadanya di sebaik-baiknya tempat di dunia ini, yaitu : Masjidil Haram Mekah, Masjid Nabawy Madinah, Masjid Aqsha di Jerusalem, Masjid para Wali, Masjid yang di Bangun para Guru Mursyid kita dan Masjid yang di bangun atas dasar taqwa.
"Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah Azza wa Jalla menyukai orang-orang yang bersih." [at-Taubah/9:108].
Sesungguhnya sebaik-baik tempat yang ada di muka bumi ini dan tempat yang paling dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala adalah masjid-masjid. Karena masjid-masjid adalah tempat berkumpulnya kebaikan, tempat orang-orang melakukan ketaatan, tempat kembalinya iman dan berlabuhnya hati. Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan agar diangkat nama dan disebut nama Allah di masjid-masjid tersebut.
Juga Allah memerintahkan untuk ditegakkan shalat di dalamnya. Juga masjid sebagai tempat tersebarnya Ilmu, cahaya dan mimbar bagi petunjuk dan kebaikan. Orang-orang yang beriman selalu mendatanginya, orang-orang yang bertakwa berkumpul di dalam masjid, mereka saling mengingatkan satu sama lain. Di dalam masjid, hati-hati akan menjadi tenang, jiwa-jiwa akan menjadi tentram, segala kepenatan akan hilang dan akan berganti menjadi ketenangan dan kesenangan.
Di dalam masjid, hubungan antara hamba dengan Rabbnya semakin kuat dan sungguh besar pengaruh masjid bagi kehidupan seseorang. Dan sungguh besar manfaat dan faidah yang didapatkan orang yang sering mendatangi masjid.
Banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur’an dan sunnah yang menjelaskan keutamaan masjid, keutamaan membangun masjid, keutamaan menjaga dan memberihkan masjid, juga dalil-dalil yang menunjukkan tingginya dan besarnya kedudukan masjid disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Dan juga banyak dalil yang menunjukkan pentingnya kita untuk selalu memakmurkan masjid, membersihkan masjid, dan memenuhinya dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah[9]: 18)
Jadi, marilah kita kembali ke Masjid. Mari kita jadikan Masjid sebagai basis dalam Menanggulangi wabah corona dan sekaligus kita jadikan Masjid sebagai Pusat Jaring Pengaman Sosial Ekonomi Umat. Untuk itulah, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturahman Cikarang berupaya menjadikan Masjid garda terdepan dalam penanggulangan wabah coronavirus di seputarnya. DKM Baiturahman mempelopori tindakan gotong-royong dan memupuk rasa senasib sepenanggungan masyarakat dalam menghadapi badai wabah corona ini. Bukankah selama ini masjid selalu dicita-citakan sebagai salah satu simpul kohesivitas sosial? (az).
https://m.republika.co.id/berita/q7f6rm366/shaf-sholat-berjarak-antisipasi-corona-bagaimana-hukumnya
Komentar
Posting Komentar