KETIKA RITUAL SEMAKIN KERING DARI SPIRITUAL, MAKA DO’A PUN TAK LAGI DIANGGAP SEBAGAI SENJATA AMPUH MELAWAN CORONA ⁉️๐Ÿคญ


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Masya Allah ๐Ÿ™Saat ini Amerika Serikat (AS)menjadi negara dengan jumlah kasus dan angka kematian akibat virus corona (Covid-19) tertinggi di dunia. Amerika Serikat telah mencatat kasus virus corona (COVID-19) sebanyak 925.758 orang yang positif terinfeksi dan 52.217 dinyatakan meninggal dunia hingga Sabtu, 25 April 2020, menurut data Worldometers.

Meski begitu, AS siap membatalkan Lock Down. Presiden AS Donald Trump menyatakan ada 20 negara bagian yang bersiap untuk membuka kembali bisnis dan ekonominya dalam waktu dekat. Trump mengaku 20 negara bagian yang jumlahnya sekitar 40% dari wilayah AS akan segera dibuka kembali dengan aman. Bahkan, tiga negara bagian di AS telah mengizinkan beberapa toko untuk dibuka kembali setelah penerapan langkah-langkah yang diberlakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sementara itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ala Anies Baswedan, nampaknya tidak berjalan mulus atau bahkan bisa disebut gagal saat diimplementasikan untuk mencegah penyebaran virus corona. Padahal, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam menekan penyebaran virus corona (Covid-19) sejak 10 April 2020. PSBB fase pertama itu berakhir Kamis (23/4) malam.

Merujuk data Pemprov DKI, jumlah korban meninggal akibat kasus virus corona di Jakarta juga masih tergolong tinggi selama PSBB. Hingga 23 April, jumlah korban meninggal mencapai 316 atau bertambah 160 dari tanggal 10 April yang hanya mencatatkan 156 orang meninggal akibat corona. Artinya, tingkat kematian akibat corona di Jakarta 9,43 persen atau 12,3 kasus kematian per harinya selama PSBB tahap pertama berlaku di Jakarta.

Menyikapi situasi di Amerika, Jakarta dan Berbagai belahan bumi dalam menghadapi covid-19 ini, perlu kita sadari bahwa dalam Kehidupan ini, tidak harus selalu sesuai dengan Teori, Protokol Kesehatan, Teknologi & Intelektual Manusia. Nyatanya, sudah banyak tenaga medis yg terpapar oleh virus Covid-19. Apakah mereka tdk menggunakan APD dgn Benar? Atau apakah mereka tidak Hati-hati dlm menjalankan profesinya?

Belum tentu juga demikian. Maka, diperhadapkan pada situasi seperti ini, saya teringat dengan nasehat Guru Mursyid kita, Doctor Bagindo Muchtar bahwa sesungguhnya manusia tanpa Qudrat dan Iradat Allah, tak obahnya bagaikan “Bangkai yang berjalan. Tidak Punya Daya dan Upaya.”

Oleh karena itu, sebagai Orang Beriman dan Beraqal, hendaklah Pandemi Corona ini, kita sikapi dengan keyakinan bahwa Tidak Ada Yang Kuasa Bergerak di Alam Semesta ini, kecuali dengan ijin dan Kehendak (Iradat)-Nya. Termasuk penyebaran corona virus. Oleh karena itu jika Allah Berkehendak...Maka, Logika, Ilmu Medis & Teknologimu tak akan mampu melawannya.

Wabah virus Corona yang mengguncang dunia, memang bisa diatasi secara medis. China dan Vietnam sudah membuktikan bisa mengatasinya secara cepat dan akurat. Dan Pemerintah Indonesia pun melalukan hal yang sama. Namun sebagai negara besar dengan ragam budaya dan pengobatan alternative, pemerintah perlu mendengar masukan dari para ahli Supra natural, yang tidak kasat mata, namun dirasakan oleh manusia.

Untuk itu, sebagai seorang Spiritual Therapist, saya mengetuk pintu Istana, Merayu Menteri Kesehatan dan meminta kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo untuk tidak melupakan hal-hal non medis yang diharapkan bisa ikut mengatasi sebaran pademi Covid 19. Bukan hanya secara fisik kita melakukan sebuah proses, pekerjaan yang berkaitan dengan pembasmian, tapi kita juga harus memiliki sebuah tolak ukur spiritual, kita kembali kepada yang Maha Kuasa, kita mengingat, Kita berzikir, kita berdoa, kita melakukan sebuah prosesi spiritual.

Kita perlu melakukan sebuah proses yang harus kita lakukan secara Secara Spiritual. Jadi saya berharap Istana segera melakukan tindakan. Tindakan-tindakan yang berkaitan dengan Gerakan Spiritual. Sebagai manusia yang Beriman dan Beraqal, seharusnya kita menghadapi suatu penyakit secara holistik (menyeluruh). 

Penyakit, apapun jenisnya, khususnya penyakit menular seperti virus Corona tidak bisa didekati secara parsial. Tidak cukup hanya menggunakan pendekatan medis semata. Sebaliknya, tidak pula hanya dengan pendekatan rohani (spiritual). Kita harus memadukannya dalam bingkai Keyakinan Pada Allah Yang Maha Kuasa

Sebagaimana hal tersebut dijelaskan oleh Psikolog Klinis dan Hipnoterapis, Liza Marielly Djaprie saat memberikan beberapa tips agar masyarakat bisa tetap tenang saat ada keluarga atau kerabat dekat terpapar virus Corona, satu diantaranya adalah keyakinan spiritual.

Dikatakannya, secara psikologis, setiap orang harus sudah mulai mengolah rasa, seperti cemas, khawatir dan marah dengan baik. Jika sudah dapat mengolah itu, maka akan bisa masuk ke tahap penerimaan (acceptance).
Ketika sudah memasuki tahap penerimaan, maka kita akan mudah mendapatkan ketenangan dalam menghadapi virus corona.

Menurut Liza, ketika seseorang sudah ditahap penerimaan, biasanya solusi itu sudah mulai terpikirkan dan kita mulai melaksanakannya. “Namun demikian sebenarnya hal ini harus dikembalikan kepada keyakinan spiritual kita. Ini pendekatannya tak bisa terkotak-kotakan, tapi mau enggak mau sudah harus holistik, bahwa kita harus percaya apapun yang terjadi, Allah sudah menuliskan ceritanya demikian," pungkas Liza. (az).





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020๐Ÿ‘❤๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™