KEHAMPAAN BATIN MEMBUAT ORANG PANIK HADAPI CORONA, SEHINGGA MEREKA LALAI MENGGALANG SPIRITUAL CONVERGING


Jakarta, SKJENIUS.COM. Masya Allah ‼️🤭Akibat terlalu mengagungkan rasio, manusia modern mengalami penyakit kehampaan spiritualitas. Sebagian dari masyarakat Indonesia tampaknya telah menerima sebuah pengaruh sekularisme sedemikian kuatnya. Sehingga menyebabkan mereka kurang tertarik untuk terikat dengan yang namanya Kerohanian, Kebatinan atau Spiritualitas dan mereka lebih mengandalkan logika untuk memecahkan masalah yang dihadapi mereka. 

Karena itu lah ketika mereka menghadapi ancaman Wabah Corona, nampaknya mereka tidak tertarik dengan Solusi SpiritualIlahiyah, dan lain sebagainya sebab mereka menganggap hal tersebut bukan hal yang diperlukan dalam mengatasi wabah yang memang tidak mengenal batasan ras, agama dan suku bangsa maupun status sosial. Bagi mereka dengan mengandalkan logikaSains dan Protokol Medis lebih diyakini dapat membantu mereka dalam memecahkan ataupun mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi walaupun mereka mempercayai akan keberadaan Allah.

Padahal, dibalik kemajuan ilmu pengetahuan dan medis, ternyata hingga sekarang Virus corona masih menyebar cepat namun sejauh ini masih belum ada obat untuk mengobati dan vaksin untuk melindungi orang-orang dari penyakit itu. Sekalipun para ilmuwan berpacu dengan waktu untuk temukan vaksin virus corona. Namun, kendati para ilmuwan dapat mengumumkan temuan vaksin sebelum akhir tahun ini, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk melakukan produksi vaksin itu secara massal. Artinya, secara realistis, vaksin itu belum akan siap hingga setidaknya pertengahan tahun depan.

Para ilmuwan tentunya memang orang-orang pintar, namun untuk mendapatkan jawaban yang pasti dari beberapa hal yang masih menjadi misteri nampaknya menjadi pekerjaan yang harus dilakukan oleh mereka. Padahal, jika para ilmuwan dan pemerintah mau melihat Pandemi Covid-19 ini secara lebih Komprehensif dan Holistik, Insya Allah selalu ada Solusi atas setiap Masalah yang kita hadapi. 

Bismillah. Kita mengetuk pintu istana, kita mengharap perhatian Menteri Kesehatan dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo agar gugus tugas ini juga memperhatikan Unsur Spiritual, seiring dengan terus meningkatkan kemampuan laboratorium yang semula tiga unit menjadi 12 unit, selanjutnya menjadi 25 unit menuju ke 62 unit dan diharapkan sampai ada 78 unit lab tersebar di seluruh tanah air.

Spiritualitas, menurut Guru Mursyid kita, Allahyarham Bapak Doctor Bagindo Muchtar, adalah pengerahan segenap potensi rohaniyah dalam diri manusia yang harus tunduk pada ketentuan syar’i dalam melihat segala macam bentuk realitas, baik dalam kehidupan empiris maupun dalam dunia meta-empiris. Bapak Doctor Bagindo Muchtar memberikan jalan bagi kita tentang bagaimana menyikapi dan mengelola kehidupan material, Mengatasi wabah dan mengobati berbagai penyakit secara kebatinan.

Sebagaimana kita ketahui, sekalipun banyak yang tak  mengakui, di era modern, sering kali satu bentuk kemajuan diiringi dengan satu bentuk kemunduran. Kemajuan rasionalisme menjadikan spiritualisme menjadi mundur. Padahal, dua hal ini tidak bersifat oposisif, melainkan satu bentuk kriteria yang harus ada dalam segenap kehidupan umat manusia. Lahir dan Batin adalah satu Kesatuan.

Maka, perlu kita sadari bersama bahwa kemajuan yang begitu pesat pada wilayah ilmu pengetahuan dan rasionalisme tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai-nilai transenden, satu kebutuhan vital yang hanya bisa digali dari sumber ilahiyah melalui pengkajian dan pengamalan esoterik. Landasan epistemologis yang paling primordial ini menentukan karakter ruhani dari kehidupan manusia. Jadi, kita tidak bisa menyikapi pandemi corona ini sebagai urusan medis dan kesehatan semata. 

Wabah ini tak dapat diatasi dengan tepat tanpa sinergi yang baik antara individu, masyarakat dan negara. Ketiganya harus berjuang bersama dalam menghadapi bencana dengan landasan yang sama dan satu, yakni ketaqwaan kepada Allah. Bagi seorang muslim, yang beriman kepada Allah, tentunya harus senantiasa mengingat Allah. Memperkuat keyakinan bahwa Allah Maha Pencipta dan Maha Pengatur. Segala sesuatu yang Ia ciptakan wajib tunduk pada aturan-Nya.

Dalam hal virus corona, setiap mukmin wajib meyakini bahwa makhluk mikron tak kasat mata ini pun ciptaan-Nya. Dan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu sesuai dengan qodarnya. Allah telah menciptakan api mempunyai qodar (khosiyat) membakar. Allah pun telah menciptakan virus dengan qodar dapat menjangkit pada inang hingga menyebabkan sakit. Allah juga telah menciptakan manusia dengan qodar memiliki akal untuk memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagai seorang Spiritual Hikmah Therapist yang ingin berbagi Ilmu dan Pengalaman dengan degan Menteri Kesehatan dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, para ahli medis dan kedokteran dalam hal upaya penanggulangan wabah corona berbasiskan Spiritualitas. Selama hampir 25 tahun bersama kawan-kawan di Rumah Sehat Al-Hikmah, kami banyak menangani dan mengobati beragam penyakit kronis yang bahkan tidak bisa disembuhkan secara medis. 

Kunci utama dari Penyembuhan Spiritual dengan Metode Al-Hikmah Therapy adalah Bagaimana kita “Berusaha Mengembalikan atau Menyerahkan Penyakit Tersebut ke Sumbernya,”  seiring dengan itu, kita pun berupaya untuk Mengundang Intervensi Langit agar Turun ke Bumi untuk Mengangkat Penyakit itu ke Sisi-Nya.  Untuk itulah kita harus membangun Sinergy Kekuatan Keyakinan Kepada Allah SWT.

Hal itulah yang kami maksud dengan berjuang bersama dalam menghadapi bencana corona dengan landasan yang sama dan satu, yakni ketaqwaan kepada Allah. “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3). 

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rizki.

Jadi, langkah kita selanjutnya adalah bagaimana membangun Sinergy Kekuatan Spiritual Umat. Sehingga dengan Kekuatan Batin itu, kita bersama secara serentak dapat menghalau virus corona dari Bumi Nusantara ini. Seiring dengan itu kita pun melakukan berbagai Gerakan Spiritual secara Terstruktur, Sistematis dan Massivesebagai Upaya kita mengundang Intervensi langit. 

Kesemuanya itu, kita lakukan secara bersamaan dalam Karantina Medis di Masjid.
Artinya kita Berzikir dan Berdo’a memohon pertolongan Allah dalam suasa I’tikaf di Masjid yang dilaksanakan sesuai Protokol Kesehatan dan Aturan Medis. 

Saat ini, tercatat ada sejuta masjid di Indonesia, jika dalam satu masjid di tempat 21 orang saja. Maka, selama Ramadhan akan terhimpun kekuatan do’a berjamaah dari 21 juta orang. Semoga dengan Keberkahan Ramadhan, Allah berkenan mengangkat wabah corona dari Indonesia dan mengganti dengan Karunia-Nya Yang Tiada Tara. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin. (az).






Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

7 LANGKAH MENJEMPUT HIDAYAH AGAR SELAMAT DARI DAMPAK PANDEMI CORONA

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏