SOLUSI SPIRITUAL DALAM MENGHALAU COVID-19 KEMBALI KE ASALNYA


PANDANGAN DAN SOLUSI SPIRITUAL DALAM MENGHALAU COVID-19 KEMBALI KE ASALNYA

Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah ๐Ÿ™ Virus Corona yang Menggegerkan Dunia. Pasalnya, selain dapat menyebar dengan sangat cepat, virus itu juga telah menyebabkan kematian pada banyak orang di beberapa negara dunia, utamanya di China. Kasus positif Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia kian hari terus bertambah. Data 15 April 2020, pukul 12.00 WIB, jumlah pasien yang dinyatakan positif atas virus ini bertambah 297 orang. Dengan demikian total menjadi 5.136 kasus positif Corona.
Selain itu, ada tambahan pasien yang sembuh sebanyak 20 orang. Sehingga total pasien sembuh 446 orang. Ada tambahan 10 kasus kematian, sehingga total pasien meninggal 469 orang.

Semua orang pun menjadi takut untuk duduk dan berinteraksi dengan sesamanya. Bahkan untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting dengan mengumpulkan orang banyakpun dilarang. Saking takutnya manusia, instruksipun dikeluarkan oleh berbagai pimpinan pemerintah, agama, adat agar untuk menghindari diri dari ancaman virus corona semua hal yang menghadirkan orang banyak dalam suatu ruangan dihentikan untuk sementara waktu, sekalipun itu untuk Beribadah kepada Allah.

Jadi, hari ini, kita hidup di masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika orang-orang di seluruh dunia merasa terpaksa menghadapi ancaman yang tidak terlihat — virus Covid-19.  Ini menimbulkan banyak pertanyaan, seperti, Mengapa ini terjadi?  Apakah Allah menghukum manusia?  Apa yang akan terjadi di masa depan?  dan Bagaimana kita bisa selamat dari ini?

Nampaknya wabah corona telah memicu munculnya berbagai pertanyaan besar dan penting.  Dan tentu saja kita semua lapar akan jawabannya, terutama karena kita melihat jumlah kasus virus corona dan kematian meningkat setiap hari.

Dalam masa 25 hari menjalani Isolasi Diri (Self Quarantine), saya berupaya mengkaji dan mentafakkuri serta memperhatikan bagaimana para pemimpin pemikiran spiritual, terutama Guru Mursyid kita, Syaikh Inyiak Cubadak, Doctor Bagindo Muchtar, H. Permana Sasrarogawa, KH. Abdurrahman Siregar, KH. Muhammad Zuhri dan Buya KH. Syakur Yasin, MA dalam memahami berbagai penyakit dan pandemi.  Perspektif mereka beresonansi dalam diri saya.  Lebih dari itu, mereka sampai pada kesimpulan yang sama, yakni : “Jika Allah menghendaki sesuatu terjadi maka terjadilah, semuanya mungkin jika Allah sudah berkehendak.” (QS. An-
Nahl : 40).

Bismillah ❤️ Saya ingin membagikan Percikan Permenungan saya dengan Anda dengan harapan bahwa Anda akan menemukan wawasan yang memberikan penawar atas kegelisahan dan kecemasan. Semoga Dapat memberi Anda harapan untuk masa depan yang lebih baik. Sebelumnya perlu saya ingatkan, saat ini, Kita berada dalam masa transformasi.  Tingkat Kesadaran (Consciousnes) dan keselarasan (Equilibrium) spiritual manusia sedang mendapat guncangan. Semoga kita bisa menjadi lebih baik.

 Dengan demikian, tulisan ini bukanlah suatu pembakangan kepada Negara ataupun tidak mengindahkan instruksi Majelis Ulama Indonesia, apalagi berbicara tentang kepentingan politik. Namun, sebagai saudara seiman, sebangsa dan se Tanah Air, saya merasa perlu menyampaikan pendapat dari hasil tafakkur saya tentang Apa dan Bagaimana caranya mengatasi Wabah Covid-19 berbasiskan Nilai-nilai Keimanan (TAUHID ), Spiritual Islam (Tasawuf Transformatif) dan Kearifan Lokal yang ada di Nusantara. 

Totalitas Iman manusia bukanlah semata hanya digambarkan melalui rajin kerumah Ibadat untuk berdoa selalu berbuat baik kepada sesama, melainkan bagaimana manusia mampu menghadapi dalam situasi sulit dan genting tentang suatu masalah dan musibah yang dialaminya dan meyakini bahwa Allah mampu menjauhkan seluruh malapetaka itu.

Karena itulah dalam upaya memohon Petunjuk dan Pertolongan Allah, Syaikh Inyiak Cubadak dan KH. Abdurrahman Siregar senantiasa mengingatkan pentingnya melaksanakan Shalat Berjamaah di Masjid dan berusaha berdiam diri di Masjid (I’tikaf) dalam waktu tertentu. Menurut beliau, banyak sekali fadhilah atau keutamaan shalat yang dilakukan secara berjamaah. Di antara keutamaannya adalah menjadi washilah terhindar dari api neraka sekaligus bisa menyelamatkan kita dari sifat munafik. 

Shalat berjamaah juga mampu semakin meningkatkan peluang diterimanya shalat dibanding dengan shalat sendiri. Bahkan, Guru Mursyid kita Allahyarham KH Abdurrahman Siregar menyatakan bahwa tidak ada alasan Allah tidak menerima shalatnya orang yang berjamaah dan Allah malu jika sampai tidak mengabulkan do’a mereka. Karena itu, KH. Abdurrahman Siregar, menegaskan tingkat keterkabulan do’a adalah 1000 kali dibandingkan dengan kita Shalat atau Berdo’a di rumah sendiri. 

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat didalamnya, didalamnya ada orang orang yang ingin membersihkan diri dan Allah menyukai orang orang yang bersih” kata Beliau menyampaikan firman Allah dalam surat At taubah ayat 108.

Selanjutnya KH. Abdurrahman Siregar menyampaikan Sabda Nabi Muhammad SAW:  "Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya." (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin ‘Abdillah).

Saudaraku ❤️ Perlu kita sadari bersama bahwa Virus Corona Boleh saja menggegerkan dunia. Tapi sebagai orang Beriman jangan sampai kita Panik dan Gentar Hadapi Virus Corona. Apalagi sampai melupakan Sisi Spiritualitas dalam mengatasinya. Pasalnya virus corona diduga ciptaan manusia yang belum tentu abadi. Apalagi ia  sejenis penyakit mematikan yang memiliki kelemahan

Allah Nomor Satu”, kata Bapak Sesepuh Pengajian Tawakal, Allahyarham H. Permana Sasrarogawa. Allah itu Maha Besar segalanya, apapun didunia ini, kalau tak dikehendaki-Nya, pasti itu tidak akan terjadi. Lalu mengapa mesti manusia ragu dan gentar dalam menghadapi virus corona, apakah semua manusia sudah terjangkit virus corona sehingga diantara sesama tidak boleh berinteraksi? Sehingga Pintu-pintu Masjid pun di Tutup, Shalat Jum’at pun ditiadakan⁉️๐Ÿคญ

Saudaraku ❤️ Tentu saja kita mendukung dan mengapresiasi segala perintah dan anjuran pemerintah dalam hal Physical Distancing, Isolasi Diri, menjaga kesehatan, pemakaian masker dan berbagai Protokol Kesehatan lainnya.  Kita Wajib untuk selalu berjaga-jaga dan waspada akan virus corona, tapi bukan kekwatiran yang berlebihan sehingga kita melupakan pentingnya Shalat Berjamaah, Shalat Jum’at dan Fadhilah Berdo’a, Wirid dan Zikir di Masjid. 

Semoga Virus Corona tidak membuat umat manusia panik, sehingga saking paniknya shalat Jum’at pun tidak dihadiri umat. Bagi saya ini adalah ujian iman umat, apakah disaat ini takut pada Allah atau takut akan penyakit. Takut pada Allah implikasinya dengan hadirnya virus corona, manusia harus lebih merefleksi diri dan lebih mendekat diri kepada Allah.

Menurut Ketua Crisis Center Corona Masjid Baiturrahman, Cikarang, Jawa Barat, Masrul Chaniago, S. Sos, Kemungkinan angka kasus pasien positif Corona Covid-19 akan terus meningkat jika pemerintah dan masyarakat hanya mengandalkan Protokol
Kesehatan dan Rasionalitas belaka.   "Seharusnya kita bisa mengambil pelajaran dari wabah corona tentang kaitan yang mendalam antara fisik dan kebatinan, antara Medis dan  Spiritualsehinga kita bisa Berpikir dengan komprehensif dan bertindak secara holistik,” paparnya.

Masrul mengingatkan, tidak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi virus corona ini akan berakhir. Seluruh dunia menanti dalam ketidakpastian. Yuk, ke Masjid. MINTA TOLONG Kepada YANG MAHA PASTI MENOLONG. “Jika di Pabrik, di pasar di kantor masih bisa orang datang dengan protokol kebersihan dan Kesehatan. Maka,
di Masjid pun harus bisa,” tegasnya.

Untuk itu, Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman telah berupaya Membuat Peraturan agar Umat tetap bisa shalat berjamaah di Masjid, dengan mengikuti Protokol Medis, sebagai berikut :

1.     Semua Jamaah sudah terdaftar sebelumnya di Masjid melalui Formulir Data Kesehatan Masjid;
2.     Semua Jamaah yang akan melakukan peribadatan wajib diukur suhu tubuhnya melalui Infra Red Thermoter. Apabila ada kedapatan Jamaah memiliki suhu diatas 35 Derajat Celcius maka Jamaah tersebut wajib ditolak untuk masuk masjid;
3.     Membawa sajadah masing-masing dari rumah;
4.     Mencuci tangan dengan Sabun cuci tangan sebelum mengambil air wudhu;
5.     Mengambil jarak 1 (satu) meter antara jamaah yang satu dengan yang lainnya ketika melakukan kegiatan peribadatan;
6.     Tetap menggunakan masker selama peribadatan;
7.     Tidak batuk dan bersin sembarangan;
8.     Tidak melakukan sentuhan (bersalaman) ketika usai melakukan kegiatan peribadatan;
9.     Tetap menjaga jarak (physical distancing) sampai dengan keluar dari lingkungan masjid.

Sarana Kesehatan:

Dalam rangka mendukung Petunjuk Keselamatan di Masjid, maka Pengurus Masjid Baiturrahman mempersiapkan beberapa fasilitas dan peralatan sebagai berikut :

1.     Memiliki papan pengumuman untuk menempelkan informasi tentang jadwal & bentuk kegiatan yang diselenggarakan di Masjid. Yang isi nya akan di ganti secara periodic oleh Pengurus Masjid;
2.     Lembar Formulir Data Kesehatan Jamaah : Lembar ini wajib diisi oleh Jamaah yang ada disekitar Lingkungan Masjid. Jamaah yang tidak mengisi Fomulir Data Kesehatan maka akan diperlakukan sebagai tamu;
3.     Infrared thermometer. Infrared wajib digunakan minimal 3X sehari pada setiap Waktu Sholat Berjamaah. Atau digunakan sesuai kebutuhan pelaksanaan peribadatan;
4.     Sabun Cuci Tangan : Fasilitas ini bisa ditempelkan pada dinding tempat ambil air wudhu. Disarankan untuk menggunakan sabun cair untuk memudahkan pemakaian;
5.     Masker. Masker disarankan untuk membawa masing-masing dari rumah;
6.     Disinfektan dan alat penggunaanya. Guna mencegah penyebaran virus maka Disinfektan diperlukan untuk disemprotkan Ruangan Dalam masjid dan Lingkungan Luarnya. Lakukan penyemprotan 1 X seminggu sekali.

Rancangan Kegiatan Peribadatan 

Ketua Crisis Center Corona, Masrul Chan, Menjelaskan, selama masa Tanggap Darurat Corona 19, maka fungsi Masjid Baiturrahman dikurangi, bahkan ditingkatkan, antara lain dengan mendirikan Crisis Center Corona, dan Jaring Pengaman Ekonomi Umat. Disamping sebagai Tempat Ibadah, Masjid juga mempunyai fungsi social serta banyak keutamaan-keutamaan lainnya. "Perlu kita sadari juga bahwa secanggih apa pun logika manusia, namun tidak semua hal harus diukur dengan NALAR kita. Berkaitan dengan kejadian mewabahnya virus corona ini, kita akan GAGAL FAHAM ‘memaknai’ kejadian tersebut bila hanya menggunakan logika manusia," uajarnya.

Bukankah Kita sudah sering membaca dalam Al Qur’an dan Hadits tentang adanya “Pertolongan Allah” dalam setiap kesulitan yang kita hadapi. Sayangnya, kita sering lupa dan tak mengindahkan itu. Padahal, seharusnya kita yakin bahwa seluruh problematika hidup dapat selesai dengan pertolongan Allah SWT. 

"Maka, ucapan 'Semoga mendapatkan pertolongan Allah' jangan sekadar Lips Service saja. Tapi harus benar-benar nyata dan diterapkan. Untuk itulah, Petunjuk Keselamatan Beribadah di Masjid ini memberikan beberapa Petunjuk yang bisa digunakan sebagai Rancang Kegiatan di Masjid dalam rangka Tanggap Darurat Covid 19. Semoga juga bermanfaat untuk Sejuta Masjid di seluruh Nusantara," pungkas Masrul Chaniago, S.Sos. (az).










Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020๐Ÿ‘❤๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™