SISTEM EKONOMI SPIRITUAL, ARUS BARU PEREKONOMIAN NUSANTARA MENGUBAH CORONA JADI KARUNIA ๐
Jakarta,
SKJENIUS.COM.- Wabah virus corona memberikan dampak signifikan terhadap
perekonomian global bahkan di kawasan Asia. Tak dipungkiri, Indonesia juga tak
lepas dari efek wabah yang dikenal dengan sebutan Covid-19 ini.
Dalam riset bertajuk “The Global Macroeconomic Impacts of Covid-19” ekonom Australian National University, Warwick McKibbin dan Roshen Fernando meramalkan kegawatan luar biasa. Keduanya menyebutkan dampak ekonomi Covid-19 diperkirakan bisa mencapai US$ 2,4 triliun atau sekitar Rp 39.304 triliun. Jauh lebih besar ketimbang penyakit pernapasan akut SARS yang pada 2003 memangkas ekonomi dunia sebesar US$ 40 miliar atau Rp 656,72 triliun.
Sementara itu, Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam, mengkhawatirkan jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi penyebaran virus corona, maka akan menyebabkan Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan. Sedangkan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3%. Bahkan, dalam situasi terburuk, ekonomi bisa minus hingga 0,4%. Penyebab dari hal ini di antaranya adalah turunnya konsumsi dan investasi, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah.
Demikianlah berbagai ANALISA para Pakar Ekonomi Barat maupun yang berpendidikan Barat dengan Pisau Analisa dan Paradigma Sekuler dengan Sistem Ekonomi Kapitalis yang mereka anut. Karuan saja Kesemua Perhitungan mereka itu hanyalah mengandalkan Rasional dan data belaka. Jadi, tentu saja akan berbeda dan Kemungkinan Bertolak Belakang dengan kita yang memakai PARADIGMA ILAHIYAH dalam menganalisa pandemi coronavirus dan dampaknya dalam Sosial dan Ekonomi.
Sebagai orang Beriman tentu kita menyadari sepenuhnya bahwa kehadiran wabah corona bukanlah suatu yang kebetulan. Namun kesemuanya itu adalah sudah ada dalam Rencana-Nya yang ditulis di Lauh Mahfudz. Sebagaimana Allah Swt. telah menyebutkan di dalam firman-Nya berikut ini, “Yang mulia --di sisi Allah-- dan mencatat --seluruh pekerjaanmu itu--. Mereka (para malaikat) mengetahui apa yang engkau kerjakan” (QS Al-Infithรขr [82]: 11-12).
Terdapat pula catatan takdir yang disebut sebagai Imรขmun Mubรฎn atau Kitรขbun Mubรฎn, seperti yang disebutkan pada firman Allah Swt. berikut ini, “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya --sebagaimana tetapnya kalung-- pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka,” (QS Al-Isrรข’ [17]: 13).
Dengan kata lain, terdapat sebuah catatan ilmu yang disebut sebagai Lauh al-Mahfuzh. Di samping itu, ada pula catatan amal perbuatan yang ditulis oleh para malaikat yang mencatat semua perbuatan manusia, sesuai dengan catatan Allah Swt. yang berada di Lauh al-Mahfuzh. Jadi, sesungguhnya Corona virus adalah TEGURAN
ALLAH kepada Umat manusia bahwa mereka sudah TERSESAT dan MENYIMPANG dari GARIS PANDUAN yang
DIBERIKAN-NYA. Gempa, angin ribut, dan puting beliung, longsor, banjir bandang,
wabah flu burung, flu babi, dan yang teranyar adalah pandemi covid-19.
Inilah serangkaian buah dari benih dosa dan maksiat yang pernah kita tanam
dengan tangan kita sendiri.
Kita boleh lupa pernah menanam “benih terlarang” itu. Hanya saja Allah tak pernah lupa apalagi tidur walau sekejap. "Dan segala sesuatu yang menimpa kalian (berupa adzab dan bala’) adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah banyak memaafkan kalian.” (QS. Asy-Syuura: 30).
Ada banyak ayat dalam Alquran yang menegaskan bahwa dosa dan maksiat, adalah biang kerok atas terjadinya musibah silih berganti yang menimpa peradaban manusia dari masa ke masa. Oleh karena itu, sebagaimana kita menghadapi musibah dan masalah pada umumnya, perlu menggunakan pendekatan rasional dan spiritual dengan berikhtiar dan berdoa. Sehubungan dengan hal itulah Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman mendirikan CRISIS CENTRE sebagai upaya membantu Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengatasi wabah corona Berbasis TASAWUF TRANSFORMATIF.
Mungkin belum banyak yang menyadari bahwa dampak Ekonomi virus corona berkaiatan dengan “DOSA” kita selama ini yang Hidup dan Berbisnis dalam Cengkeraman Sistem Ekonomi Kapitalis yang menyuburkan RIBA dan Penghisapan Tenaga Manusia. Maka, melalui wabah coronavirus, Allah mengingatkan kita untuk Kembali Kepada Sistem Ekonomi dan Bisnis yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah-Nya. “Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar Ayat 54).
Dengan demikian, semoga kita SADARI bersama bahwa pandemi corona adalah teguran Allah agar kita KELUAR dari Sistem Ekonomi Kapitalis dan Cara Bisnis yang memakai RIBA, sekaligus peringatan Allah agar tidak terperangkap oleh JERATAN Sistem Sosialis Cina Komunis. Oleh Karena itu, segala Upaya kita meraih Sukses dalam Menanggulangi Virus Corona dan mengatasi dampak negatifnya di bidang Ekonomi itu, sangat berkaitan erat dengan kemampuan kita secara peribadi maupun Bangsa dalam memadukan kekuatan Iman dengan Kecerdasan Intelektual dan Kearifan Berbudaya. Yakni, Perpaduan antara KEHARMONISAN hubungan dengan Allah, antar sesama dan alam sekitarnya. PERSENYAWAAN, antara KARYA di dunia yang dilakukan untuk KEMANUSIAAN dalam KEPASRAHAN dan IMAN kepada YANG MAHA KUASA.
Iman, Kearifan Berbudaya dan Kompetensi adalah kekuatan Umat Islam Nusantara. Dalam upaya manusia untuk mencapai tujuan hidup yaitu KESEJAHTERAAN lahir bathin, masyarakat perlu menjaga hubungan baik dengan Allah yang menciptakan dunia dengan segala isinya dan berprilaku selaras dengan sesama insan ciptaan-nya serta melestarikan dan merawat alam dan lingkungannya. Tiga hubungan harmonis inilah yang menjadi FONDASI Ekonomi Spiritual.
EKONOMI SPIRITUAL adalah KOREKSI sekaligus SOLUSI dalam MEMBEBASKAN manusia dari BELENGGU Kapitalisme. Sebagaimana kita ketahui, sejak abad pertengahan ketika prinsip-prinsip etika yang mewarnai ilmu ekonomi mulai ditinggalkan, nilai ekonomi yang SEKULER mendapat tempat dihati masyarakat dan sangat popular. Akhirnya, KAPITALISME pun MENGGURITA keseluruh dunia. Indonesia pun tidak luput dari cengkeraman Kapitalis. Kapitalismelah Sebagai Salah Satu Penyebab Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga. Masalah seperti perusakan lingkungan, meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan sosial, meroketnya pengangguran, dan merebaknya pelanggaran HAM serta berbagai masalah degradasi moral lainnya ditengarai sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari beroperasinya sistem ekonomi kapitalistik.
Sinyalemen tersebut bukan tanpa bukti. Berdasarkan studinya di negara-negara berkembang, Haque, dalam menunjukkan bahwa kapitalisme bukan saja telah gagal mengatasi krisis pembangunan, melainkan justru lebih memperburuk kondisi sosial-ekonomi di Dunia Ketiga. Oleh karena itu, sudah waktunya dalam skala regional konsep-konsep ekonomi ALTERNATIF perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan kearifan lokal dan nilai-nilai Spiritual yg berkembang di tengah masyarakat. Konsep ekonomi alternatif, artinya melihat satu konsep ekonomi yang memuat tentang konsep diluar sistem ekonomi yang ada.
Sehubungan dengan hal itulah, Majelis Dakwah Al-Hikmah senantiasa mengingatkan dan berpesan kepada masyarakat betapa pentingnya memberikan semangat spiritual yang tinggi pada ilmu ekonomi. Pesan tersebut seperti: selflove, moralitas, justice, equality, equity, humanity, religious values, social welfare, public needs, public interests, solidarity. Pengertian-pengertian ini, diharapkan bisa sebagai modal untuk memberi SEMANGAT SPIRITUAL di dalam ilmu ekonomi. Semoga kita bisa mengubah corona manjadi Karunia-Nya. Aamiin ๐ (az).
Dalam riset bertajuk “The Global Macroeconomic Impacts of Covid-19” ekonom Australian National University, Warwick McKibbin dan Roshen Fernando meramalkan kegawatan luar biasa. Keduanya menyebutkan dampak ekonomi Covid-19 diperkirakan bisa mencapai US$ 2,4 triliun atau sekitar Rp 39.304 triliun. Jauh lebih besar ketimbang penyakit pernapasan akut SARS yang pada 2003 memangkas ekonomi dunia sebesar US$ 40 miliar atau Rp 656,72 triliun.
Sementara itu, Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah Redjalam, mengkhawatirkan jika pemerintah tidak bergerak cepat mengatasi penyebaran virus corona, maka akan menyebabkan Indonesia alami krisis ekonomi berkepanjangan. Sedangkan Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 2,3%. Bahkan, dalam situasi terburuk, ekonomi bisa minus hingga 0,4%. Penyebab dari hal ini di antaranya adalah turunnya konsumsi dan investasi, baik dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup pemerintah.
Demikianlah berbagai ANALISA para Pakar Ekonomi Barat maupun yang berpendidikan Barat dengan Pisau Analisa dan Paradigma Sekuler dengan Sistem Ekonomi Kapitalis yang mereka anut. Karuan saja Kesemua Perhitungan mereka itu hanyalah mengandalkan Rasional dan data belaka. Jadi, tentu saja akan berbeda dan Kemungkinan Bertolak Belakang dengan kita yang memakai PARADIGMA ILAHIYAH dalam menganalisa pandemi coronavirus dan dampaknya dalam Sosial dan Ekonomi.
Sebagai orang Beriman tentu kita menyadari sepenuhnya bahwa kehadiran wabah corona bukanlah suatu yang kebetulan. Namun kesemuanya itu adalah sudah ada dalam Rencana-Nya yang ditulis di Lauh Mahfudz. Sebagaimana Allah Swt. telah menyebutkan di dalam firman-Nya berikut ini, “Yang mulia --di sisi Allah-- dan mencatat --seluruh pekerjaanmu itu--. Mereka (para malaikat) mengetahui apa yang engkau kerjakan” (QS Al-Infithรขr [82]: 11-12).
Terdapat pula catatan takdir yang disebut sebagai Imรขmun Mubรฎn atau Kitรขbun Mubรฎn, seperti yang disebutkan pada firman Allah Swt. berikut ini, “Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya --sebagaimana tetapnya kalung-- pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka,” (QS Al-Isrรข’ [17]: 13).

Kita boleh lupa pernah menanam “benih terlarang” itu. Hanya saja Allah tak pernah lupa apalagi tidur walau sekejap. "Dan segala sesuatu yang menimpa kalian (berupa adzab dan bala’) adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah banyak memaafkan kalian.” (QS. Asy-Syuura: 30).
Ada banyak ayat dalam Alquran yang menegaskan bahwa dosa dan maksiat, adalah biang kerok atas terjadinya musibah silih berganti yang menimpa peradaban manusia dari masa ke masa. Oleh karena itu, sebagaimana kita menghadapi musibah dan masalah pada umumnya, perlu menggunakan pendekatan rasional dan spiritual dengan berikhtiar dan berdoa. Sehubungan dengan hal itulah Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman mendirikan CRISIS CENTRE sebagai upaya membantu Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengatasi wabah corona Berbasis TASAWUF TRANSFORMATIF.
Mungkin belum banyak yang menyadari bahwa dampak Ekonomi virus corona berkaiatan dengan “DOSA” kita selama ini yang Hidup dan Berbisnis dalam Cengkeraman Sistem Ekonomi Kapitalis yang menyuburkan RIBA dan Penghisapan Tenaga Manusia. Maka, melalui wabah coronavirus, Allah mengingatkan kita untuk Kembali Kepada Sistem Ekonomi dan Bisnis yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah-Nya. “Dan kembalilah kamu kepada Rabb-mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar Ayat 54).
Dengan demikian, semoga kita SADARI bersama bahwa pandemi corona adalah teguran Allah agar kita KELUAR dari Sistem Ekonomi Kapitalis dan Cara Bisnis yang memakai RIBA, sekaligus peringatan Allah agar tidak terperangkap oleh JERATAN Sistem Sosialis Cina Komunis. Oleh Karena itu, segala Upaya kita meraih Sukses dalam Menanggulangi Virus Corona dan mengatasi dampak negatifnya di bidang Ekonomi itu, sangat berkaitan erat dengan kemampuan kita secara peribadi maupun Bangsa dalam memadukan kekuatan Iman dengan Kecerdasan Intelektual dan Kearifan Berbudaya. Yakni, Perpaduan antara KEHARMONISAN hubungan dengan Allah, antar sesama dan alam sekitarnya. PERSENYAWAAN, antara KARYA di dunia yang dilakukan untuk KEMANUSIAAN dalam KEPASRAHAN dan IMAN kepada YANG MAHA KUASA.
Iman, Kearifan Berbudaya dan Kompetensi adalah kekuatan Umat Islam Nusantara. Dalam upaya manusia untuk mencapai tujuan hidup yaitu KESEJAHTERAAN lahir bathin, masyarakat perlu menjaga hubungan baik dengan Allah yang menciptakan dunia dengan segala isinya dan berprilaku selaras dengan sesama insan ciptaan-nya serta melestarikan dan merawat alam dan lingkungannya. Tiga hubungan harmonis inilah yang menjadi FONDASI Ekonomi Spiritual.
EKONOMI SPIRITUAL adalah KOREKSI sekaligus SOLUSI dalam MEMBEBASKAN manusia dari BELENGGU Kapitalisme. Sebagaimana kita ketahui, sejak abad pertengahan ketika prinsip-prinsip etika yang mewarnai ilmu ekonomi mulai ditinggalkan, nilai ekonomi yang SEKULER mendapat tempat dihati masyarakat dan sangat popular. Akhirnya, KAPITALISME pun MENGGURITA keseluruh dunia. Indonesia pun tidak luput dari cengkeraman Kapitalis. Kapitalismelah Sebagai Salah Satu Penyebab Kemiskinan di Negara Dunia Ketiga. Masalah seperti perusakan lingkungan, meningkatnya kemiskinan, melebarnya kesenjangan sosial, meroketnya pengangguran, dan merebaknya pelanggaran HAM serta berbagai masalah degradasi moral lainnya ditengarai sebagai dampak langsung maupun tidak langsung dari beroperasinya sistem ekonomi kapitalistik.
Sinyalemen tersebut bukan tanpa bukti. Berdasarkan studinya di negara-negara berkembang, Haque, dalam menunjukkan bahwa kapitalisme bukan saja telah gagal mengatasi krisis pembangunan, melainkan justru lebih memperburuk kondisi sosial-ekonomi di Dunia Ketiga. Oleh karena itu, sudah waktunya dalam skala regional konsep-konsep ekonomi ALTERNATIF perlu diperhatikan dengan mempertimbangkan kearifan lokal dan nilai-nilai Spiritual yg berkembang di tengah masyarakat. Konsep ekonomi alternatif, artinya melihat satu konsep ekonomi yang memuat tentang konsep diluar sistem ekonomi yang ada.
Sehubungan dengan hal itulah, Majelis Dakwah Al-Hikmah senantiasa mengingatkan dan berpesan kepada masyarakat betapa pentingnya memberikan semangat spiritual yang tinggi pada ilmu ekonomi. Pesan tersebut seperti: selflove, moralitas, justice, equality, equity, humanity, religious values, social welfare, public needs, public interests, solidarity. Pengertian-pengertian ini, diharapkan bisa sebagai modal untuk memberi SEMANGAT SPIRITUAL di dalam ilmu ekonomi. Semoga kita bisa mengubah corona manjadi Karunia-Nya. Aamiin ๐ (az).
Komentar
Posting Komentar