SUJUD BERSERAH DIRI DI MASJID : CORONA MENGINGATKAN TENTANG HUBUNGAN MENDALAM ANTARA FISIK DAN SPIRITUAL ๐Ÿ‘


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Subhanallah ๐Ÿ™Virus corona, nampaknya bukan hanya merenggut ribuan nyawa tetapi juga mengubah tata cara kehidupan manusia di seluruh dunia mulai dari interaksi sesama maupun proses berhubungan dengan Allah.

Saudaraku  Krisis adalah guru yang tidak menyenangkan namun sering efektif, dan sementara kita berteduh dan karantina, ada pelajaran yang bisa diambil untuk dipelajari di era pasca-korona. Insya Allah, coronavirus akan berlalu, mereka yang sakit akan pulih, tetapi kami tidak akan pernah sama lagi seperti yang lalu. Maka, pada saat yang tidak pasti ini, adalah waktu untuk merancang masa depan. 

Mari kita renungkan bersama, jika menilik lebih mendalam dan holistik ditemukan sejumlah sisi spiritualitas virus corona yang dapat menjadi bahan refleksi dan kontemplasi (muhasabah) bagi manusia beriman, sehingga dapat mengharmonisasi hubungan transendental/vertikal kepada Allah Swt dan hubungan sosial/ horizontal dengan manusia dan alam semesta.

Pasalnya, diakui atau tidak ternyata banyak Manusia Gentar Hadapi Virus Corona, Panik, sehingga Sisi Spiritualitas Pun Diabaikan. Semua orang menjadi takut untuk duduk dan berinteraksi dengan sesamanya. Bahkan untuk melakukan pertemuan-pertemuan penting dengan mengumpulkan orang banyakpun dilarang.

Saking takutnya manusia, instruksipun dikeluarkan oleh berbagai pimpinan pemerintah, agama, adat agar untuk menghindari diri dari ancaman virus corona semua hal yang menghadirkan orang banyak dalam suatu ruangan dihentikan untuk sementara waktu, sekalipun itu Shalat Jamaah di Masjid dan Shalat Jum'at.

Padahal Hari Jum'at adalah Hari Keberkahan. Di mana di hari Jumat berkumpul kaum Muslimin di masjid-masjid untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah Jumat yang mengandung pengarahan dan pengajaran serta nasihat-nasihat yang ditujukan kepada kaum muslimin yang kesemuanya mengandung manfaat agama dan dunia. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah menyebut hari Jumat memiliki 33 keutamaan. Bahkan Imam as-Suyuthi menyebut ada 1001 keistimewaan.

MANUSIA MUDAH GOYAH

Ini bukan suatu pembakangan kepada Negara ataupun tidak mengindahkan instruksi para Ulama, namun tulisan ini mengajak kita untuk merenung sejenak, semoga kita bersama dpat menemukan Solusi Terbaik untuk mengatasi wabah coronavirus ini, Sebagaimana kita menghadapi masalah pada umumnya, perlu menggunakan pendekatan rasional dan spiritual dengan berikhtiar dan berdoa. Karena itu, peran para Ulama, Kyai dan Ustadz sangat penting menjadi penguat bagi Indonesia dari sisi sosialisasi, edukasi serta kekuatan spiritualitas.

Berbagai ikhtiar telah dilakukan baik dari pemerintah provinsi, Forkopimda, maupun kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Jumlah bed di rumah sakit telah ditambahkan, alat logistik seperti alat pelindung diri (APD) maupun disinfektan telah disiapkan. Begitu juga di Gedung Negara dan Pemerintahan juga ada room screening, drive thru disinfektan.

Semuanya dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19. Tetapi ada sesuatu kekuatan yang seharusnya seiring dengan seluruh ikhtiar baik dari pemerintah, paramedik, relawan dan semuanya. Kita mohonkan kepada para masyayikh, para ulama, para kyai bagaimana mengetuk pintu langit melalui proses religiusitas dengan bermunajat kepada Allah SWT dengan mengajak seluruh kekuatan pesantren, para masyayikh, para ulama berseiring dengan keinginan kita supaya Indonesia terbebas dari wabah Covid-19.

Perlu kita sadari, bahwa Totalitas Iman manusia bukan digambarkan melalui rajin kerumah Ibadat untuk berdoa selalu berbuat baik kepada sesama semata, melainkan bagaimana manusia mampu menghadapi dalam situasi sulit dan genting tentang suatu masalah dan musibah yang dialaminya dan meyakini bahwa Allah mampu menjauhkan seluruh malapetaka itu.

Virus Corona mampu menggegerkan dunia. Padahal virus corona diduga ciptaan manusia yang belum tentu abadi. Apalagi ia  sejenis penyakit mematikan yang memiliki kelemahan.  Bukankah Allah itu Maha Besar segalanya, apapun didunia ini, kalau tak dikehendakinya pasti itu tidak akan terjadi. Lalu mengapa mesti manusia ragu dengan virus corona, apakah semua manusia sudah terjangkit virus corona sehingga diantara sesama tidak boleh berinteraksi dan shalat berjamaah di Masjid?

Hakekat manusia sebagai mahkluk sosial adalah selalu berinteraksi dengan sesama. Sebab manusia memiliki kekurangan dan kelebihan untuk saling mengisi. Kita patut untuk selalu berjaga-jaga dan waspada akan virus corona, tapi bukan kekwatiran yang berlebihan sehingga kita melupakan sesama kita yang lainnya.

Virus Corona telah membuat umat manusia panik, saking paniknya shalat Jum'at pun tidak dihadiri umat. Virus Corona perlu kita cegah, dan orang yang punya pendirian kokoh yang mampu mencegahnya, bukan dengan cara mengucilkan manusia. Mari hadapi virus corona tanpa saling mengucilkan satu dengan yang lain. Diatas segala-galanya, yakinlah bahwa Allah lebih berkuasa atas virus

Bagi saya ini adalah ujian iman kita semua. "Apakah disaat ini takut pada Allah atau takut akan penyakit. Takut akan Allah artinya dengan hadirnya virus corona, manusia harus lebih merefleksi diri dan lebih mendekat diri kepada Allah. Maka Marilah kita Sujud Berserah Diri Pada Allah di Masjid."

Menurut DR. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie Al Hafidz Al Hadist, Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur'an Tebuireng Jombang, "rasanya, di negeri ini lebih maslahah masjid-masjid tetap ramai dengan shalat jama'ah maktubah dan jum'ah, tadarus dan munajah dengan tetap usaha sesuai protokol pemerintah."

Semua Masjid, Mushalla :
  1. disemprot anti virus, 
  2. disediakan sanitasi bersih, 
  3. disediakan cairan anti septic di pintu,
  4. membawa sajadah sendiri-sendiri,
  5. shaff sedikit renggang,
  6. tanpa jabat tangan usai shalat,
  7. penutup do'a tanpa mengusap muka dengan dua tangan. Dsb. dsb.
Jangan samakan antara masjid dengan tempat umum. 
  1. Masjid adalah tempat ibadah, tempat suci yang hanya dihadiri oleh orang-orang yang sudah bersuci lebih dahulu sebelum masuk masjid,
  2. Masjid tempat berkomunikasi intensif dengan Allah yang menurunkan Corona. 
“Justeru dengan pendekatan dan lobi di tempat ini Allah lebih respon dan welas asih.  
Masjid Tidak sama dengan tempat lain,” pungkas DR. KH. Ahmad Musta'in Syafi'ie Al Hafidz Al Hadist. (az).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020๐Ÿ‘❤๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™