CORONA MEMBUAT SEMUA ORANG BINGUNG ⁉️๐คญ MAKA BERTANYALAH KEPADA YANG TIDAK PERNAH BINGUNG ๐
Jakarta, SKJENIUS.COM.-
Subhanallah ๐Penanganan wabah virus
corona di Indonesia menemui titik kritis meskipun Presiden telah menunjuk juru
bicara, juga membentuk Gugus Tugas yang dipimpin Doni Monardo. Publik masih
diliputi kecemasan seiring kebijakan pemerintah yang belum menghasilkan pencegahan
signifikan. Sementara itu, di tengah wabah virus corona di seluruh dunia,
masyarakat harus lebih berhati-hati dalam menyikapi berbagai informasi yang
simpang-siur di internet. Pasalnya, informasi yang salah dapat menyebabkan
kebingungan, bahkan menimbulkan rasa takut dan panik.
Indonesia Sudah Terpapar
Virus Corona, Ilmuwan Bingung Temukan Fakta Tak Lazim Virus Corona, Orang
dengan Kondisi Ini Rentan Meninggal Akibat Virus Corona, Tapi Orang dalam
Kondisi Ini Malah Kebal Virus Corona. Hingga Senin (20/04/20), jumlah pasien
positif terjangkit virus corona di Indonesia terus
bertambah. Perkembangan kondisi terkait pandemi virus corona masih terjadi.
Dinamika penambahan jumlah kasus, kematian, maupun jumlah pasien sembuh terus
berubah. Jumlah pasien positif terinfeksi virus corona (Covid-19)
di Indonesia hingga Senin (20/4) berjumlah 6.760 kasus. Sebanyak 590 di
antaranya meninggal dunia dan 747 orang
dinyatakan sembuh.
Sementara itu, Komite
III DPD RI menilai pemerintah tidak memiliki panduan yang jelas dalam
menerapkan kebijakan penanganan Covid-19 kepada masyarakat. Hal ini
mengakibatkan kebingungan dan mispersepsi di tingkat masyarakat. Pendapat ini
disampaikan Wakil Ketua Komite III DPD, Muhammad Gazali dalam keterangan
tertulisnya, Sabtu (11/4).
Gazali pun menyebut
sejumlah fakta dan kejadian aktual untuk mendukung pendapatnya. Salah satunya
adalah soal di mana masyarakat bisa mengecek apakan mereka positif corona atau
tidak. Sama sekali tidak ada informasi soal ini. “Karena itu
masyarakat di daerah-daerah hingga saat ini masih kesulitan mencari informasi
mengenai ke mana mereka harus melakukan pengecekan tentang kondisi kesehatan
mereka,” jelas Gazali.

Bapak Sesepuh Pengajian
Tawakal, H. Permana Sasrarogawa melanjutkan, jika kamu belum bisa
berkomunikasi dengan Yang Tak Pernah Bingung, maka bertanyalah
kepada Ahli Zikir. Beliau menyatakan bahwa ahli zikir adalah para
Wali dan para 'Ulama yang dalam hatinya terdapat rasa takut (khasyyah)
kepada Allah SWT. “Bertanyalah
kepada ahli dzikir apabila kamu sekalian tidak mengetahui. Kami utus mereka itu
dengan membawa keterangan dan kitab-kitab,” tambah Bapak Sesepuh mengutip Surat
An-Nahl ayat 43 dan 44.
Ayat yang disampaikan
Bapak Sesepuh, H. Permana Sasrarogawa tersebut menuntut kita untuk merujuk
kepada orang yang dikatakan Ahli Zikir dalam memberi jawapan kepada persoalan
kehidupan kita. Ayat ini, sesungguhnya, sangat relevan dalam memberi jalan
keluar kepada permasalahan sosial yang melanda masyarakat hari ini, terutama
tentang cara mengatasi Wabah Coronavirus dan Berbagai dampak yang
ditimbulkannya. Ahli Zikir inilah yang patut menjadi tempat rujuk semua pihak
dalam menyelesaikan masalah masyarakat itu.
Begitulah perintah Allah
kepada Nabi, dan kepada kita semua. Maka, dalam upaya kita mengatasi wabah
coronavirus ini, seharusnyalah Pemerintah kita, terutama Menteri Kesehatan dan
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo menemui Sang
Ahli Zikir. Sebagaimana Al Qur’an telah menginformasikan dalam sejumlah ayat.
Bahwa, para ahli zikir
itu adalah mereka yang terus menyambungkan hatinya kepada Allah,
sebanyak-banyaknya, dalam segala aktivitasnya. Berzikir dalam perbuatannya,
dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring. Serta tiada pernah putus
terkagum-kagum dalam mengagungkan Allah pada pagi hari maupun petang hari.
QS Al Ahzab (33):
41-42, “Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (kepada) Allah,
zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya (mengagungkan Allah)
di waktu pagi maupun petang hari.”
QS Ali Imran (3):
190-191, “… seorang ulul albab, (yaitu) orang-orang yang berzikir
kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring, dan mereka berpikir
tentang (segala peristiwa) penciptaan langit dan bumi (dengan sangat
intensif)…”
Jadi, yang dimaksudkan
Allah sebagai ahli zikir itu adalah sang ulul albab. Yakni, orang-orang yang
sedemikian intensif bertafakur dan bertadzakur di
dalam setiap keadaan. Dan ketika semakin tinggi ilmunya, Allah menyebutnya
secara khusus sebagai ulama yang Wara’ atau yang
disebut juga Wali Allah. Dengan demikian, jika
dinisbatkan bahwa wali dan ulama juga manusia, maka manusia yang
mempunyai ketaatan dan rasa takut kepada
Allah juga termasuk ahli zikir.
Beliaulah orang-orang
yang telah mencapai tingkatan sangat tinggi dalam berzikir kepada-Nya. Sangat
paham tentang-Nya. Sehingga, ia menjadi orang yang “takut” dengan
sebenar-benarnya kepada Allah. “Innamaa yakhsyallaaha min ‘ibaadihil
‘ulamaa – dan sesungguhnya yang takut kepada Allah itu hanyalah
para ulama.” (az).
Komentar
Posting Komentar