BERKAH DICABUT KARENA RIBA, CORONA HADIR MENEGUR KITA ⁉️🤭
Jakarta, SKJENIUS.COM.- Alhamdulillah 🙏 Memasuki hari ke 27 menjalani Isolasi Diri (Self Quarantine) di Padepokan Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat, terbuka lagi sebuah Tabir (Hijab) yang menyelimuti berbagai Misteri dibalik Pandemi Virus Corona Wuhan yang Masih Bingungkan Ahli. Meskipun kasus infeksi 2019-NCov ini telah terdeteksi sejak Desember 2019, masih banyak misteri yang belum terungkap mengenai virus strain baru, antara lain tingkat keparahan, bagaimana penularannya, sumber penularan, dan secepat apakah penyebarannya ⁉️🤭
Selesai Shalat Dhzuhur saya berusaha mentadabburi beberapa Firman Allah tentang Riba dan apa hubungannya dengan Wabah Corona yang melanda seluruh belahan. Bahkan, Indonesia kini menjadi negara dengan kasus positif virus corona tertinggi di Asia Tenggara, melampaui Filipina. Data pemerintah menunjukkan bahwa kasus positif virus Corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah.
Hingga 19 April 2020 pukul 12.00 WIB, terjadi penambahan kasus positif Corona sebanyak 327 orang. Sehingga total kasus positif virus corona di Indonesia mencapai 6.575. Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh corona bertambah 55 orang. Sehingga total pasien sembuh hingga saat ini menjadi 686 orang. Sedangkan jumlah pasien meninggal dunia bertambah 47 orang. Sehingga totalnya menjadi 582 orang.
Untuk itu, mari kita Hayati, Cermati dan Tafakkuri, firman Allah tentang bahaya riba berikut ini : “Allah memusnahkan riba dan menumbuh-kembangkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.” (Al-Baqarah: 276).
Makna dari ayat tersebut adalah bahwa Allah subhanahu wa ta’ala akan memusnahkan riba, baik dengan menghilangkan seluruh harta riba dari tangan pemiliknya, atau dengan menghilangkan barakah harta tersebut sehingga pemiliknya itu tidak akan bisa mengambil manfaat darinya. Bahkan, Allahsubhanahu wa ta’ala akan menghukumnya dengan sebab riba tersebut di dunia maupun di akhirat. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir].
Jadi, walaupun harta yang dihasilkan dari praktek riba ini kelihatannya semakin bertambah dan bertambah, namun pada hakikatnya kosong dari barakah dan pada akhirnya akan sedikit. Bahkan, bisa habis samasekali. Na’udzubillahi min Dzaliik ‼️
Istilah riba itu sendiri melekat pada setiap pinjaman berbunga. Jika seorang kreditur memberikan kredit kepada seorang debitur sebesar Rp 10 juta dengan syarat dibayar Rp 11 juta, nominal Rp 1 juta adalah riba/bunga yang diharamkan. “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah.Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencari keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya.” (QS. Ar-Rum :39).
Menurut ayat tersebut, pokok pinjaman beserta bunganya itu menjadi harta tidak berkah dan akan sirna walaupun menurut zahirnya itu bertambah nominal dan angkanya.
Dalam pergaulan keseharian kita sering mendengar ungkapan mencari berkah, itu berarti bermaksud untuk mencari kebaikan atau tambahan kebaikan, baik kebaikan berupa bertambahnya harta benda, rezki, ataupun berupa panjang umur, selalu dalam kondisi sehat wal afiat, bertambahnya ilmu pengetahuan, amal kebaikan dan lain sebagainya.
Allah swt telah menjamin rezki semua makhluk-Nya baik yang beriman maupun yang kafir, Allah juga telah menetapkan makanan dan membagi kehidupan di antara makhluk-Nya di atas muka bumi ini, serta membedakannya dalam beberapa sisi kehidupan seperti harta benda, rezki, fikiran, kreatifitas, daya nalar dan sebagainya yang bertujuan agar sebagiannya dapat berdaya guna untuk yang lain.
Keberkahan Allah swt jadikan hanya bagi orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh, sebagaimana dalam QS Al A’araf ayat 96 : “Jikalau sekiranya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.”
Maka, pada saat Firman Allah tersebut di atas ditafsirkan dengan menggunakan Rumus Matematika, maka akan didapat persamaan sebagai berikut,
Iman + Taqwa = Berkah dari Langit dan Bumi.
Nah, bila persamaan di atas kita sesuaikan dengan konteks yang terjadi hari ini, maka akan kita dapatkan persamaan sebagai berikut,
..... + ..... = corona dan ekonomi merosot ⁉️
Silakan Anda isi Titik-titik tersebut di atas yang menghasilkan Virus Corona dan Ekonomi Merosot.🤭
Jadi, sesungguhnya coronavirus adalah PESAN SPIRITUAL dari Allah bahwa dicabutnya Berkah berkaitan dengan ulah tangan dan prilaku manusia itu sendiri. Allah menasihati melalui Virus Corona dan memperlihatkan bagaimana rumus ke-Ilahiyahan bekerja agar manusia kembali ke Jalan-Nya. Keberkahan dicabut karena Riba, maka hadirlah corona menegur kita.
Maka, marilah kita keluar dari cengkeraman Riba yang membuat tercabutnya Bekah dalam kehidupan kita. Yuk...Kita jadikan wabah corona sebagai Titik Balik (Turning Point) untuk kembali Ke SISTEM EKONOMI GOTONG ROYONG yang BEBAS RIBA dan berbasiskan Nilai-nilai Spiritual sesuai dengan Jati Diri kita masyarakat yang BERBUDAYA NUSANTARA.
Tahukah anda bahwa ternyata riba dapat mengundang musibah berupa laknat Allah SWT di dunia? Semakin banyak seseorang yang cinta terhadap praktik dan harta riba, maka sama dengan mengundang kemurkaan Allah SWT di dunia. Berikut tiga alasan mengapa riba mengundang musibah di dunia.
- Dosa Riba Sangat Besar dan Hina;
- Pelaku riba termasuk orang yang menentang Allah SWT. Mereka akan diperangi Allah SWT dan Rasulullah SAW didunia dan di akhirat. (Al-Baqarah: 278);
- Riba Hanya Membuat Seseorang Semakin Miskin.
Benarlah Rasululllah SAW bersabda yang artinya, ”Apabila zina dan riba telah Nampak di suatu negeri maka sungguh mereka telah menghalalkan diri mereka dari (azab) Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Thabrani, Al Hakim dia berkata shahih sanadnya, dan Al Baihaqi, menurut Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib 1859 adalah hasan lighairihi).
Sungguh, Islam sangat tidak menyukai dan mengharamkan kemaksiatan serta mengambil keuntungan (bisnis) darinya. Sesungguhnya, menurut Riva Mulfiasari (Praktisi Pendidikan dan Pemerhati Sosial Ekonomi Islam), ada cara yang bisa dilakukan oleh Negara untuk menambah pendapatan yang halal sesuai dengan syariah. Dengan menerapkan ini, maka negara akan memiliki kekayaan yang melimpah dam mampu mensejahterakan rakyatnya.
Pertama, negara harus menerapkan sistem ekonomi Islam. Dalam Islam, hukum asal kekayaan adalah milik Allah yang dikuasakan kepada manusia. Sumber daya alam yang masuk kepemilikan umum akan dikelola oleh negara dan kembali ke rakyat. SDA yang masuk kekayaan milik umum, tidak boleh diprivatisasi atau dikuasai oleh orang kaya maupun asing. Sumber pendapatan negara menjadi hak umat dan masuk ke Baitul Mal yakni, Fai, Ghanimah, Khumus, Jizyah, Kharaj, Usyur, Harta Milik Umum yang dilindungi negara, Rikaz tambang dan harta orang yang tidak memilki ahli waris.
Kedua, negara harus menyiapkan lapangan kerja yang halal seluas-luasnya, seperti menjadi karyawan yang bekerja untuk mengelola kekayaan milik umum dan digaji dari harta milik negara.
Ketiga, negara harus mengedukasi rakyat mealui sistem pendidikan Islam. Dari sini, rakyat akan memami konsep kebahagiaan adalah mendapatkan ridha Allah swt. Juga paham tentang konsep bagaimana cara mencari kekayaan/rezeki yang halal.
Keempat, negara harus memberikan sanksi bagi siapa saja yang melanggar ketentuan syariah dalam hal meraih kepemilikan dan kekayaan, pengelolaan dan pendistribusian. Sanksi ini tentu harus sesuai syariah Islam yang memberi efek jera bagi para pelaku kemaksiatan.
Kelima, negara harus menutup rapat investasi asing dan utang luar negeri. Hal ini karena mereka dapat menguasai kekayaan milik umum yang seharusnya kembali ke rakyat. Begitu juga utang luar negeri dengan berbagai istilahnya yang diliputi riba dan jebakan agar sebuah negara tidak disetir dan dikuasaii (baca: dijajah) sesuai arahan negara pemberi pinjaman.
Dengan melakukan langkah-langkah tersebut, celah bisnis haram pun akan tertutupi. Tempat Hiburan Malam juga seharusnya tidak ada. Sehingga, penutupan tempat hiburan malam seharusnya tidak menunggu ada wabah Virus Corona. Sudah saatnya negara menerapkan seluruh syariah Islam yang membawa berkah. Satu-satunya negara yang mampu menerapkan syariah Islam secara keseluruhan itu ialah Indonesia yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (az).
Komentar
Posting Komentar