PERAN KEIMANAN DAN SPIRITUALITAS DALAM MENGATASI PANDEMI CORONA ๐
Jakarta, SKJENIUS.COM.-Subnallah ๐ Kehadiran coronavirus telah mengguncang dunia. Namun demikian, sebagai orang Beriman dengan tekad dan determinasi, Insya Allah, virus ini bukannya tidak bisa diatasi. Untuk itu, kita harus menyadari sepenuhnya , virus ini adalah Ciptaan Allah dan menyebarnya pun dengan Izin-Nya. Tentu Allah punya maksud tertentu, dalam peristiwa yang mencemaskan banyak orang ini.
Berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis pada Selasa (24/3/2020) pukul 09:49 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia adalah 381.293 orang di mana 16.572 orang meninggal dunia. Virus corona sudah menyebar di hampir 190 negara, termasuk Indonesia. Hari ini DKI sudah mengumumkan hasil test cepat COVID 19. Nah dari test sebanyak 10.338, yang positif 121. Itu sudah cukup sebagai basic mengukur tingkat penyebaran COVID 19 di Jakarta. Persentase rata rata yang terinfeksi adalah 1,2 %. Dengan asumsi seperti 2 minggu lalu, masih crowded, maka kalau penduduk jakarta 10 juta orang. Maka kemungkinan positif 120.000 orang. Kalau tingkat fatal 2% dari yang positif 120.000. Maka angka kematian mencapai 2400.
Sebagai orang yang beriman, marilah sejenak kita tafakkur dalam menghadapi Coronavirus Covid-19, yang merupakan virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan Cina pada Desember 2019. Kita semua dapat bertafakkur juga dengan Kisah Inspiratif Nabi Ayyub a.s. Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan tentang hamba dan Rasul-Nya Ayyub ‘alaihis salam, cobaan-Nya kepadanya berupa musibah yang mengena kepada jasadnya, hartanya dan anaknya, bahkan mengena ke sekujur tubuhnya selain hatinya dan lisannya yang digunakan untuk berdzikr, dan tidak seorang pun yang membantu dan merawatnya ketika menderita sakit tersebut selain istrinya yang tetap menjaganya karena beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
Dari kisah Nabi Ayyub ini dapatlah kita ambil pelajaran bahwa kemampuan kuman-kuman menyerang manusia untuk terus berevolusi (berubah) secara konstan, tak ubahnya dengan gangguan setan-setan yang terus hidup dan menggerogoti kalbu manusia.
Di dalam Alquran secara eskplisit dikatakan, bahwa penyakit yang menyerang Nabi Ayub, hingga nyaris seluruh tubuhnya dipenuhi kudis dan koreng (lepra), tak lain adalah gangguan setan yang sedang menggoda kekuatan imannya. “Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabb-nya: "Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan". (QS. Shad : 41).
Jadi, dalam menghadapi Ujian Nasional dari Allah, berupa pandemi coronavirus ini, tentu saja, kita sebagai Muslim harus menyadari bahwa sesungguhnya rakyat Indonesia sedang diuji Keimanan dan Kekuatan Spiritualnya. Pasalnya, kita harus Haqqul Yakin, virus ini adalah makhluk Allah yang senantiasa bertasbih dan tidak bisa membawa mudarat tanpa izin Allah dan tidak akan pernah sirna tanpa pertolongan Allah. Karena itu, perlu kita cermati bahwa sesungguhnya dalam tasbihnya kepada Allah, ternyata virus ini sedang mengubah gaya hidup dan pola berpikir, bahkan cara beribadah manusia.
Maka, hanya dengan keyakinan yang kokoh dan benar kepada Allah, disertai dengan kekuatan spiritual dan kesempurnaan ikhtiar untuk pencegahan, kita bisa menetralisir wabah ini. Bahkan, yakinlah, Allah akan menghentikan penyebaran virus Corona. Semoga, dengan keyakinan yang kokoh benar kepada Allah, disertai dengan kesempurnaan ikhtiar untuk pencegahan, Allah menolong kita agar bencana ini bisa berhenti. Dan menggantikannya dengan kekuatan, keyakinan bangsa yang lebih patuh kepada Allah dan lebih menjauhi dari apa yang dilarang Allah.
Dengan demikian, kecemasan dan ketidakpastian yang dijalani manusia Indonesia, di tengah merebaknya wabah coronavirus ini, bisa ditanggulangi dengan keyakinan pada kekuatan yang Maha Besar. Maka yang perlu kita pahami dan sadari bahwa yang sedang diuji Allah saat ini adalah "Sekuat apa kita memiliki keyakinan akan sang penguasa yang berkuasa atas segenap alam semesta raya?"
Artinya, hanya dengan keyakinan akan sesuatu yang lebih kuat dan tidak terlihat, seperti "kekuatan supernatural" yang dapat membantu dalam mengurangi kecemasan dan ketakutan yang menghantui sebagian besar masyarakat kita. Oleh karena itu, kita berharap semoga para ‘Ulama dan Guru Mursyid serta para Ahli Hikmah dan Spiritual berkenan “Turun Gunung” untuk membimbing umat di Garda Depan dalam menghadapi kejadian seperti sekarang. Bisa dikata, para Ulama Spiritual dapat menjadi pelipur lara dan menguatkan Keyakinan bagi semua orang bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Melihat apa yang terjadi di bumi ini.
Keimanan dan Kekuatan Spiritual Umat perlu dibina, sehingga mereka Haqqul Yaqin, Allah dengan kasih dan sayang-Nya tidak mungkin menciptakan bumi dengan segenap kejadian di dalamnya dengan sia-sia. Selalu ada makna dan hikmah yang terkandung di dalamnya. “(Orang-orang yang mempunyai akal yang cerdas) yaitu orang-orang yang mengingat Allah saat dia berdiri, duduk dan berbaring, mereka memikirkan tentang penciptaan langit-langit dan bumi (kemudian berkata), rabbanฤ mฤ khalaqta hฤลผฤ bฤแนญilฤ, sub-แธฅฤnaka fa qinฤ 'aลผฤban-nฤr. (Wahai Pemelihara kami, Engkau tidak menciptakan semua ini sia-sia. Maha suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka).” (QS. ‘Ali ‘Imran : 191).
Maka, kunci dari penyelesaian wabah coronavirus ini adalah, Keimanan dan Kemampuan kita untuk memadukan Kekuatan Spiritual dengan Ikhtiar Medis. Seharusnya, peristiwa ini menyadarkan kita bahwa upaya mengatasi wabah coronavirus ini tidak bisa hanya mengandalkan ikhtiar medis belaka. Namun harus terpadu dan menyeluruh oleh seluruh elemen bangsa. Pemerintah tidak bisa bekerja sendirian. Maka harus melibatkan Ulama, Ahli Hikmah, Pembimbing Spiritual dan Para ahli Medis dan Kedokteran.
Jadi, Perlu Mitigasi Bencana Convid 19 Secara Komprehensif dan Holistik. Mengapa holistik dan komprehensif, karena confid 19 sangat kompleks dan dinamik. Tidak bisa ditangani secara sektoral atau mengandalkan pemerintah saja, tetapi harus secara bersama-sama dengan berbagai dukungan lintas ilmu dan profesi untuk secara terpadu menghentikan penyebarannya.
Akhirul Kalam, sebagai pemimpin negara yang mayoritas penduduknya muslim, pemerintah seyogjanya melirik bagaimana para Guru Sufi dalam mengatasi wabah penyakit menular. Karena Para Ulama Tasawuf memiliki seperangkat solusi dalam mengatasi wabah pandemi. Tasawuf Islam selalu menunjukan keunggulannya sebagai pedoman hiudp sekaligus ideologi yang lengkap. Ia mengatur semua hal tak terkecuali di bidang kesehatan. Semoga. (az).
Komentar
Posting Komentar