KONVERGENSI SPIRITUAL DAN SAINS DALAM MENGATASI CORONA π
Jakarta, SKJENIUS.COM.- Saudaraku ❤ Semoga kita bersama dapat menyadari bahwa Coronavirus adalah ancaman fisik dan spiritual. Pasalnya, Keimanan dalam Persfektif Guru Mursyid kita, Allahyarham Syaikh Inyiak Cubadak mengingatkan, Iman bukan hanya komitmen pribadi, tetapi juga pengalaman komunal. Sejak awal, orang Beriman telah berkumpul untuk menyampaikan Firman Allah dan memecahkan masalah (solve the problem) umat di berbagai tempat. Mereka makan bersama dan berbagi kasih sayang. Mereka juga merawat orang miskin dan orang sakit.
Semua praktik para Guru Mursyid kita ini yang mengutamakan hidup berjamaah itu, justru sekarang ini dilihat oleh sebagian orang sebagai cara agar coronavirus dapat menyebar melalui populasi. Itulah sebabnya coronavirus sangat mengancam, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual. Karena itulah kita harus melakukan Konvergensi Spiritual dan Sains (Convergence of Spirituality and Science). Sehingga dapat kita gunakan sebagai penangkal coronavirus mengobati mereka yang sudah terlanjur terpapar.
Hari ini, pejabat kesehatan masyarakat merekomendasikan agar kita menjaga jarak antara kita dan orang lain agar tidak menyebarkan virus. Sebagai orang Beriman Tentu saja kita diwajibkan merawat kesehatan dan menjaga tubuh dari serangan penyakit. Karena itulah, kita perlu mendengarkan para ahli medis. Seperti halnya dokter, aturan pertama seorang Muslim pada saat ini adalah "Jangan membahayakan." Itu berarti tidak melakukan apa pun yang mungkin menyebarkan virus ke orang lain.
Namun demikian, apakah kita harus meninggalkan Masjid, sebagai tempat terbaik di muka bumi ini untuk shalat berjamaah, Berzikir dan Berdo'a di Masjid. Nampaknya dalam hal ini, melalui coronavirus yang mencemaskan itu, Allah sedang menguji kekuatan Iman kita, Kecerdasan Spiritual dan Daya Nalar Intelektual kita. Dalam hal ini, Allah telah berfirman: "Apakah manusia mengira bahawa mereka akan dibiarkan mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji?" (QS Al-Ankabut:2-3).
Melalui ayat di atas, Guru Mursyid kita, Allahyarham KH. Abdurrahman Siregar, menafsirkan sesungguhnya iman itu bukanlah hanya sebuah kata-kata yang diucap, malah iman adalah suatu hakikat yang mempunyai tugasnya, suatu amanah yang mempunyai beban tanggungjawabnya, suatu jihad yang memerlukan kesabaran dan suatu perjuangan yang memerlukan ketabahan.
Namun demikian, sangatlah kita sayangkan jika umat Islam Indonesia belum menyadari bahwa Solusi atas Wabah coronavirus ini memerlukan tindakan yang holisitik karena itu kita pelu melakukan KONVERGENSI ILMU PENGETAHUAN DAN “SPIRITUALITAS”. Artinya, kita harus melakukan Kolaborasi yang bermanfaat antara spiritualitas dengan akal dan sains modern. Melalui tulisan Ini, kami berupaya mendorong terjadinya Kolaborasi itu, pada saat beberapa Muslim telah memalingkanpunggung mereka dari Masjid karena Takut Mati. Sehingga mereka pun Mati Akal dan Lemah Jiwa. Padahal Allah telah mengingatkan bahwa Orang yang Cerdas (Ulil Albab) harus mampu membaca Ayat-ayat Allah, termasuk Ayat-Nya yang terkandung dalam coronavirus.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Dan Kami memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.”(al-Isra’: 59)
Qatadah rahimahullah menerangkan, “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala menakut-nakuti manusia dengan tanda-tanda apa pun (bencana, petaka, pen.) yang Dia kehendaki. Mudah-mudahan mereka mengambil pelajaran, menjadi ingat kepada Allah subhanahu wa ta’ala, kemudian kembali kepada-Nya.”
Maka, marilah kita mengeksplorasi hubungan antara spiritualitas dan sains dan menyarankan cara di mana mereka dapat menegaskan dan saling memenuhi kualifikasi satu sama lain. Dengan menyandingkan pengajaran Islam dan Kearifan Tasawuf Transformatif dengan penemuan-penemuan fisika dan biologi modern serta Usaha medis yang sedang diupayakan Pemerintah dan Rumah Sakit, Insya Allah, kita bersama bisa menanggulangi pandemi ini dan menggiring coronavirus kembali ke asalnya.
Akhirul kalam, bagi Orang Beriman dan Beraqal, Insya Allah banyak Cara bisa dilakukan agar mereka tetap bisa Shalat berjamaah di Masjid, sekalipun corona mewabah. Karena mereka YAKIN bahwa Masjid adalah Tempat Terbaik untuk Ibadah, Zikir dan Berdo’a. Juga Untuk I’tikaf (Self Quarantine) dan Memohon SOLUSI Terbaik dari Allah dalam MENETRALISIR wabah corona yang mencemaskan itu. Apalah susahnya melakukan Rapid Test dan membuat bilik desinfektan ⁉️π (az).



Komentar
Posting Komentar