EKONOMI RI LEMAH-LESU-LOYO, MANA JANJI 'MEROKET' JOKOWI⁉🤦‍♂️


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Lemah, lesu, dan loyo nampaknya itu tiga kata yang cocok untuk menggambarkan betapa lambannya perekonomian Indonesia saat ini. Perekonomian Indonesia saat ini tak mampu bergerak sesuai target, baik itu target dari para ekonom maupun target dari pemerintah sendiri. Jokowi Sukses dalam Meningkatkan Utang Negara, namun Gagal membuat ekonomi meroket.

Demikian disampaikan oleh Chairman Samudera Group, KGPH Eko Gunarto Putro dalam diskusi bulanan bertajuk "Ekonomi Lemah Utang Bertambah, Kesenjangan Sosial makin Lebar" yang diselenggarakan di meeting room Samudera Group, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan.

"Sedikit mundur ke tahun 2017, perekonomian ditargetkan tumbuh sebesar 5,1% dalam APBN, sebelum kemudian dinaikkan menjadi 5,2% dalam APBNP 2017. Kenyataannya, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,07%," tambahnya.

Menurut Chairman Samudera Group yang akrab dipanggil Kangjeng Eko itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 diperkirakan hanya 4,8 persen. Disebutkan, dari empat indikator ekonomi Indonesia, dua diantaranya sudah masuk zona merah atau melemah. Dijelaskannya, Melihat dari segi faktor ekspor yang menurun, dari segi faktor jalur transmisi dan investasi, sepertinya kita tidak menikmati kenaikan seperti 5 atau 10 tahun yang lalu.

"Biasanya setelah pemilu ada kenaikan investasi, tapi dengan masalah perang dagang dan politik, sepertinya sangat sulit buat kita alami tahun 2020. Apalagi dengan adanya wabah Virus Corona yang berdampak pada eksport import dan pariwisata," ujar Chairman Samudera Group yang juga adalah Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu.

Menurut Kangjeng, penurunan ekspor yang mencapai 8 persen itu sudah menjadi lampu kuning bagi Indonesia. Sementara itu secara bersamaan, investasi juga mengalami penurunan. Padahal investasi ssangat diperlukan dalam membangun suatu negara. Sayangnya pertumbuhan investasi melambat dan menurun dari 10 persen pada 2017 menjadi 4 persen pada akhir 2018 lalu. Realisasi investasi triwulan I 2019 tercatat sebesar Rp 195,1 triliun atau tumbuh 5,3% .

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kangjeng Eko mengingatkan pemerintah harus mampu menggali dan mendayagunakan Sumberdaya Alam dan sumber daya manusia secara sinergis. "Untuk itu, Samudera Group telah menyiapkan diri untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam Mencipatakan lapangan Pekerjaan, Mengelola SDA dan Mengembangkan SDM melalui Sekolah Tinggi Wiraswasta dan LPK President,"

Ditegaskannya Indonesia tak perlu cemas dengan segala dampak Perang Dagang Amerika Kapitalis dan Sosialis Cina Komunis, serta ancaman resesi yang saat ini sedang menghantui dunia. "Kita punya kekayaan alam yang kaya raya yang bisa menghidupi seluruh rakyat Indonesia. Mengapa kita harus tergantung kepada bangsa lain,?" tanya Kanjeng Eko.

Kangjeng Eko menjelaskan jika Indonesia ingin bangkit serta keluar dari Cengkeraman Kapitalis Amerika dan sekutunya serta terhindar dari Jeratan sistem ekonomi Sosialis Cina Komunis, maka pemerintah perlu mencetak 7 juta wiraswastawan unggul.

"Indonesia membutuhkan 7 juta pengusaha muda baru apabila ingin memenangkan kompetisi di era pasar tunggal Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Namun sayangnya, wirausaha baru di Indonesia masih kalah dibandingkan negara-negara tetangga," katanya menjelaskan.

Untuk itulah Samudera Group berencana Mendirikan Sekolah Tinggi Wiraswasta dan LPK President serta Crash Program Pendidikan dan Pelatihan Anti Nganggur Nusantara. "Insya Allah melalui kedua lembaga pendidikan ini, kita mampu mencetak para Pencipta Lapangan Pekerjaan. Karena itulah kita mengajak pemerintah pusat maupun daerah untuk bekerjasama dalam mendidik para pencipta lapangan pekerjaan ini," papar Kangjeng Eko. (az)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

7 LANGKAH MENJEMPUT HIDAYAH AGAR SELAMAT DARI DAMPAK PANDEMI CORONA

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏