CORONA MENINGKATKAN KESADARAN SPIRITUAL UMAT ISLAM NUSANTARA


Jakarta, SKJENIUS.COM.- Alhamdulillah 🙏 Coronavirus dengan segala dampaknya telah menimbulkan kesadaran (Consciousness) manusia untuk kembali melirik pada nilai-nilai spiritual. Spiritualitas Islam yang dikembangkan oleh Para Guru Sufi sebagai respon terhadap persoalan sosial-budaya, politik dan kesehatan bukan saja menjadi keharusan, namun sekaligus menjadi SOLUSI untuk MENGGIRING virus yang menakutkan itu kembali ke asalnya.

Kesadaran mengetahui siapa diri kita pada intinya dan menciptakan apa yang kita inginkan melalui pengetahuan itu menandai mereka yang telah bangkit secara spiritual Jadi, Kesadaran spiritual adalah pemahaman bahwa kita memiliki Roh di dalam diri kita - yang biasa disebut Spirit dan orang lain menyebut Jati Diri yang lebih tinggi yang dipersonalisasi dalam diri kita masing-masing. Maka, ketika kita secara sadar berbicara dan mengakses Ruh, kita dapat memanfaatkannya untuk mengakses Sang Pencipta Ruh itu sendiri. Sehingga terbuka kemungkinan berdialog dengan-Nya, sehinga dapat mempengaruhi transformasi dalam kehidupan ini.

Allah Meniupkan Ruh Pada Manusia Diharapkan Jadi Mahluk Spiritual. Sebelum manusia lahir di muka bumi, Allah SWT meniupkan ruh-Nya ke janin yang masih dalam kandungan ibu pada usia 120 hari (empat bulan) kehamilan. Dalam surat Shaad disebutkan, "Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya dan Ku tiupkan kepadanya ruh-Ku."(QS: 38:72). 

Ruh yang ditiupkan itu sebagai daya jiwa manusia ketika kelak berada di dunia.
Tidak hanya di situ, Sang Pencipta pun mengajak "dialog" untuk meneguhkan keyakinan manusia. Allah SWT berfirman kepada Ruh tersebut: "Bukankah Aku ini Rabb-mu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi." (Hal ini) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lupa terhadap ini." (QS: 7: 172).

Peniupan ruh dan dialog spiritual itu menunjukkan pada hakikatnya manusia sebagai makhluk spiritual diberi kemampuan untuk berdialog, minta petunjuk dan berdo’a kepada-Nya. “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah: 186)

Maka, dalam menghadapi prahara coronavirus sekarang ini, kita harus mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. “Dan Kami turunkan dari al Quran suatu yang menjadi obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS al-Isrâ’/17: 82)

Jadi, tidak bisa kita hanya mengandalkan logika, sains dan Ilmu Pengetahuan Medis belaka, tapi harus secara holistik. Pasalnya, coronavirus sangat mengancam, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara spiritual. Wabah COVID-19 sangat menekan bagi masyarakat.  Selain takut akan risiko penyakit itu sendiri, isolasi sosial sukarela, penutupan masjid dan sekolah, dan perubahan dalam situasi kerja dapat merusak spiritualitas dan kesejahteraan mental kita.
Berurusan dengan coronavirus adalah tantangan medis dan emosional, namun itu juga dapat membawa kita pada perjalanan spiritual. Karena itu, perlu kita sadari, bahwa sesungguhnya Virus ini adalah pengingat kuat akan kemanusiaan kita bersama.  Itu tidak membeda-bedakan oleh ras, agama atau kebangsaan.  Ia menginfeksi orang kaya sama mudahnya dengan orang miskin Ini membuat pejabat penting sama rapuhnya dengan warga negara biasa.  Di jalurnya kita semua sama, yang berarti kita semua harus menghadapi krisis ini bersama.  

Pada saat polarisasi tinggi di seluruh dunia, pandemi ini mengingatkan kita pada kemanusiaan kita bersama.  Penyebarannya yang tanpa henti harus memperkuat iman kita pada martabat bersama semua manusia. Untuk itulah kita perlu melakukan  “Penyatuan Batin” (spiritual converging) untuk melengkapi bekal perjuangan umat Islam Nusantara dalam menanggulangi Covid-19. Pada hakikatnya spiritual converging upaya menjalin Sambung Rasa dan merajut Tali Jiwa sesama Pewaris Nusantara. Melalui Spiritual converging, kita mempersatukan energi batiniah etika, moral, adab, akhlak dan budi pekerti umat manusia se Nusantara demi melawan prahara.

Alhamdulillah. Berdasarkan pengalaman kami dan kawan-kawan, sebagai Spiritual Therapist di Rumah Sehat Al-Hikmah, kami menemukan fakta bahwa kekuataan terdahsyat seorang manusia justru tidak terletak pada kekuatan fisik yang ditandai dengan tubuhnya yang kekar berotot dan suaranya yang menggelagar mengancam. Namun justru terletak pada KEKUATAN JIWA, biasa juga disebut sebagai Kekuatan Batiniah atau Kekuatan Rohani. (az).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

7 LANGKAH MENJEMPUT HIDAYAH AGAR SELAMAT DARI DAMPAK PANDEMI CORONA

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏