SEKOLAH TINGGI WIRASWASTA MENDIDIK INSAN MENJADI KHALIFAH ALLAH DI BUMI NUSANTARA



Jakarta, JENIUSLINE.- Selama kita masih mendidik anak kita dengan cara Barat, maka selama itu pulalah rakyat Indonesia akan berada dalam Cengkeraman Materialisme Kapitalis di bawah bayang-bayang Jeratan Sosialisme Komunis. Pasalnya, bangsa Indonesia yang mewarisi Budaya Luhur Nusantara dan Barat memiliki pandangan berbeda mengenai pendidikan. Paham rasionalisme empirisme, humanisme, kapitalisme, eksistensialisme, relatifisme, atheisme, dan lainnya yang berkembang di Barat dijadikan dasar pijakan bagi konsep-konsep pendidikan Barat.

Ini jauh berbeda dengan Umat Islam Nusantara yang memiliki al-Qur’an, Sunnah dan Ijtihad para ulama dan Budaya Luhur serta Kearifan Lokal, warisan Nenek Moyang Nusantara sebagai konsep pendidikannya. Hal inilah yang membedakan ciri pendidikan yang ada di Barat dengan pendidikan di Bumi Nusantara yang menganut Islam. Masing-masing peradaban ini memiliki karakter yang berbeda sehingga out put yang ‘dihasilkan’ pun berbeda.

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting terhadap pembentukan karakter dan pembangun peradaban suatu bangsa. Setidaknya ada tiga faktor pembentukan sebuah peradaban yaitu pandangan hidup (worldview), ilmu pengetahuan (science) dan satu diantaranya adalah pendidikan (education). Kaitan antara ketiga faktor tersebut merupakan power circle (lingkaran daya sakti) atau Tridaya Shakti. Artinya pandangan hidup dapat lahir dan berkembang dari akumulasi ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui proses pendidikan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Sekolah Tinggi Wiraswasta berupaya merumuskan Sistem Pendidikan Indonesia yang disusun berdasarkan Persenyawaan Nilai-nilai Luhur Budaya Nusantara dengan Kearifan Tasawuf Transformatif dan Sains Islam. Sehingga diharapkan melalui pendidikan bangsa Indonesia bisa Membentuk Manusia Indonesia yang Seutuhnya.Yakni Manusia Berbudaya Nusantara yang siap menjadi Khalifah Allah dan Pemakmur Bumi Nusantara.

Sebagaimana hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya.…" (QS Hud : 61).

Dalam pandangan para pendiri Sekolah Tinggi Wiraswasta, Pendidikan suatu bangsa dapat ditinjau dari dua segi; pertama, dari sudut pandang masyarakat (community perspective), dan kedua, dari segi pandangan individu (individual perspective). Dari segi pandangan masyarakat, pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda agar hidup masyarakat tetap berlanjutan. Sedangkan dari sudut pandang individu, pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi.

Jadi, Pendidikan merupakan sebuah proses, bukan hanya sekedar mengembangkan aspek intelektual semata atau hanya sebagai transfer pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tapi juga sebagai proses transformasi nilai dan pembentukan karakter dalam segala aspeknya. Dengan kata lain, pendidikan juga ikut berperan dalam membangun peradaban dan membangun masa depan bangsa.

Islam yang diwahyukan kepada Rasulullah Muhammad SAW mengandung implikasi kependidikan yang bertujuan untuk menjadi rahmatan lil ‘alamin. Di dalamnya terkandung suatu potensi yang mengacu kepada dua fenomena perkembangan , yaitu:

  1. Potensi psikologis yang mempengaruhi manusia untuk menjadi sosok pribadi yang berkualitas bijak dan menyandang derajat mulia melebihi makhluk-makhluk lainnya;
  2. Potensi Spiritual Sebagai Akar Dari Potensi Diri. Manusia harus mengoptimalkan semua potensi yang di berikan oleh sang pencipta kepada dirinya, yaitu potensi spiritual, potensi intelektual, potensi emosional dan potensi fisik. Namun perlu di ketahui pada dasarnya dasar atau akar dari semua potensi adalah potensi spiritual.  Karena sehebat apapun potensi intelektual, emosi, dan fisik tanpa dasar potensi spiritual yang kuat akan mudah goyah oleh terpaan keadaan. Sehingga banyak orang yang memiliki kemampuan tersebt terjerumus dalam tindakan-tindakan yang tidak benar;
  3. Potensi perkembangan kehidupan manusia sebagai ‘khalifah’ di muka bumi yang dinamis dan kreatif serta responsif terhadap lingkungan sekitarnya, baik yang alamiah maupun yang ijtima’iyah dimana Allah menjadi potensi sentral perkembangannya.

Maka, dapat kita simpulkan bahwa Sistem Pendidikan Indonesia yang ingin dikembangkan oleh Sekolah Tinggi Wiraswasta, bukan hanya mementingakan pembentukan pribadi untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat. Lebih dari itu, pendidikan Indonesia berusaha membentuk pribadi yang Berbudaya Luhur Nusantara dan bernafaskan ajaran-ajaran Islam, sehingga pribadi-pribadi yang terbentuk itu tidak terlepas dari nilai-nilai Budaya Nusantara dan Spiritual Islam atau Tasawuf Transformatif. (az).



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020👍❤🇮🇩🙏

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏