SINERGIKAN NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA NUSANTARA DENGAN SPIRITUAL ISLAM DAN SAINS MODERN DALAM MENYUSUN PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE CODE)
Jakarta, JENIUSLINE.- Sebagai Bangsa yang Besar, Manajemen PT. Samudera Biru Line menyadari sepenuhnya bahwa kita adalah Pewaris Budaya dan Kearifan Lokal yang ada di berbagai daerah di Nusantara. Seiring dengan itu, kita pun mewarisi Dua Pusaka dari Rasulullah SAW, yakni Kitabullah dan Sunnah. Sedangkan kita hari ini hidup di tengah perkembangan Ilmu Pengetahuan (Sains) yang sangat pesat.
Oleh karena itu, kita harus mampu merumuskan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance Code) berbasiskan Persenyawaan Nilai-nilai Luhur Budaya Nusantara dengan Kearifan Tasawuf Transformatif dan Sains Islam Modern.
Demikian disampaikan oleh Direktur Corporate and Business Development PT. Samudera Biru Line, Rahma Juwita Zamri, S.Si, menjawab pertanyaan wartawan seputar "Pentingnya Good Corporate Governance untuk Menjaga Akuntabilitas Perusahaan," di Kantornya Hikmah Apartement & Office, Jl. Raya Sukamantri No. 110, Cikarang, Jawa Barat. "Kita sering mendengar banyak perusahaan yang terpuruk karena tata kelola (management) sebuah perusahaan tersebut tidak baik sehingga banyak fraud yang terjadi atau tidak ada investor yang mau membeli saham perusahaan tersebut. artinya, perusahaan tersebut tidak menerapkan Corporate Governance yang baik," imbuhnya.
Karena itulah, menurut Rahma, saat ini setiap perusahaan khususnya industri besar, perbankan, MNC dan BUMN gencar membangun setiap lini khususnya Good Corporate Governance. Sayangnya implementasi Good Corporate Governance (GCG) selama ini dilakukan dengan pendekatan mekanisme dan tidak dilakukan dengan pendekatan tata nilai dari GCG itu sendiri.
"Misalnya nilai-nilai tentang akuntabilitas peran struktur dewan komisaris sebagai organ yang mewakili pemegang saham untuk mengawasi manajemen perusahaan. Apabila peran dewan komisaris dilaksanakan dengan baik, maka akuntabilitas perusahaan akan berjalan dengan baik," ujar Rahma.

"Ketika organisasi sudah menetapkan arahan strategis sesuai dengan harapan pemangku kepentingan, organisasi harus melakukan manajemen risiko (risk management) untuk merespons ketidakpastian yang mungkin terjadi. Setelah itu, organisasi harus memantau dan memastikan bahwa seluruh kebijakan, pengendalian, dan peraturan yang berlaku tersebut dipatuhi melalui sistem manajemen kepatuhan (compliance)," kata Direktur Corporate and Business Development PT. Samudera Biru Line itu.
Lebih lanjut Rahma Juwita menguraikan tujuan penerapan prinsip-prinsip good corporate governance pada PT. Samudera Biru Line adalah sebagai berikut :
- Memaksimalkan nilai perusahaan dalam bentuk peningkatan kinerja (high performance) serta citra perusahaan yang baik (good corporate image);
- Mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan dan efisien serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ perusahaan;
- Mendorong organ perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi dengan nilai etika/moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan Allah dan Rasul-Nya, Rambu-rambu Adat dan Budaya dan Perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggungjawab sosial perusahaan terhadap Stakeholders, Masyarakat dan Lingkungan Hidup;
- Mendorong pengelolaan sumber daya dan risiko perusahaan secara lebih efisien dan efektif;
- Mengurangi potensi benturan kepentingan organ perusahaan dan pekerja dalam menjalankan bisnis perusahaan. Sehingga, juga dapat meminimalkan penyalahgunaan wewenang karena prinsip-prinsip dalamnimplementasi governance yang baik akan mencegah kemungkinan dilakukannya rekayasa oleh pihak-pihak terkait;
- Menciptakan lingkungan usaha yang kondusif terhadap pencapaian tujuan perusahaan;
- Meningkatkan nilai saham perusahaan karena organisasi yang dikelola secara sehat dapat menarik investor untuk menanamkan modal. Hasil dari satu penelitian menyebutkan bahwa BoD (Board of Directors) yang kompeten merupakan salah satu pertimbangan utama bagi investor sebelum memutuskan untuk membeli saham.
"Perusahaan perlu menerapkan Tata Kelola yang Baik, dan masyarakat sebagai pengguna layanan juga harus teredukasi dengan baik, sehingga dapat memilih layanan dan informasi yang yang terbaik. Setiap organ perusahaan harus menjalankan peranannya sehingga penyalahgunaan atau pemberian layanan dan informasi yang tidak berkualitas dapat dihindari. Dalam organ perusahaan, fungsi pengawasan dan pengelolaan harus dilakukan, dimulai dari pemetaan kebutuhan bisnis, perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan secara berkelanjutan,” pungkas Rahma Juwita. (az).
Komentar
Posting Komentar