MANUSIA INGIN HIDUPNYA BERUBAH LEBIH BAIK, NAMUN MEREKA TAKUT DENGAN PERUBAHAN ⁉️🤭
Jakarta, JENIUSLINE.- Hari ini, mungkin semua orang di seluruh Dunia, terutama rakyat Indonesia tentu menginginkan Kualitas Hidup dan Ekonominya Berubah. Namun sayangnya, Manusia pada dasarnya sangat sulit menerima perubahan, banyak alasan yang diberikan misalnya malas, bingung. Selain itu juga faktor Ego dan kurangnya Kesadaran Diri (Consciousness). Banyak orang merasa bahwa yang membawa perubahan itu adalah bukan dari mereka sendiri. Ketika orang lain membawa perubahan maka manusia enggan untuk ikut serta melakukan perubahan karena tidak menganggap penting arti dari sebuah perubahan.
Disini masalahnya timbul dikarenakan belum bangkit Kesadaran Diri, kurang menggunakan logika dan lebih menggunakan perasaan karena menganggap kondisinya yang dirasakannya saat ini sudah nyaman. Mereka lupa sebuah kemajuan jika tidak diiringi dengan inovasi dan perubahan maka adalah sebuah kemustahilan untuk terus bertahan. Mereka yang terbuai dengan keberhasilan di masa lalu akan menjadi bagian dari masa lalu; tidak mendapat tempat di masa depan.
Karena itulah hanya dgn meninggalkan zona nyaman kita dapat meningkatkan potensi diri dan siap menerima tantangan. Sebagaimana Alllah SWT telah mengingatkan dalam Firman-Nya : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (QS. Ar-Ra’d : 11).
Jadi, sangatlah penting dan perlu untuk diketahui dan disadari bahwa Kekuatan Perubahan ada pada manusia itu sendiri. Ada rumusan efisiensi perubahan adalah E = Q x A
E = Efisiensi perubahan
Q = aspek techinical seperti mesin, modal, alat dll
A = Acceptance adalah penerimaan perubahan dari SDM.
Dengan demikian, Kecepatan dalam melakukan perubahan menentukan kesuksesan. Jika kita mengetahui perlu adanya perubahan tetapi terlalu banyak menganalisa tanpa timbul suatu tindakan maka bisa berakibat kita kalah dengan yang lain. Kita yang mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perubahan atau kita yang berinisiatif untuk melakukan perubahan. Mereka yang berinisiatif melakukan perubahan terlebih lagi yang menciptakan tren perubahan biasanya menjadi leader, sedangkan yang mengikuti perubahan menjadi follower.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagai seorang Spiritual Business Consultant selama 7 tahun belakangan ini seputar “Leadership dan Perubahan,” ditemui suatu realita bahwa dari sekian banyak tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin dan manajer, Mengelola Perubahan adalah satu hal yang paling sulit. Pasalnya, untuk melakukan perubahan dalam organisasi atau perusahaan perlu banyak dorongan serta landasan yang kuat demi mencapai sasaran dalam suatu Perusahaan.
Perusahaan harus Diorganisasi Kembali untuk menghilangkan kegiatan-kegiatan operasi yang tidak diperlukan dan tidak diinginkan serta menyerap perusahaan-perusahaan kecil melalui merger dan akuisisi, menuju perubahan dalam organisasi. Jadi perubahan perlu dilakukan secara menyeluruh, perubahan dalam desain organisasi, struktur organisasi, maupun kepemimpinan sangat diperlukan untuk bertahan hidup dalam lingkungan baru.
Nah, di saat perubahan organisasi dilaksanakan, ketegangan yang dihasilkan oleh hubungan baru tidak terelakkan. Karena itu diperlukan seorang Chairman, CEO, Presiden Direktur atau Direktur Utama yang Mumpuni dan Bijaksana. Sehingga Sang Pemimpin dapat mendorong serta mendukung kreativitas untuk membantu pengikut dan organisasi agar lebih menerima serta siap berubah.
Maka, Seorang Pemimpin harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap orang, agar semua orang dalam organisasi bisa saling menyatu dan saling berempati, untuk membawa perubahan itu ke arah yang lebih memberi manfaat positif buat organisasi dan buat setiap manusianya. (az).
Komentar
Posting Komentar