INGIN CEPAT KAYA ⁉🤭 DAYAGUNAKAN TRIDAYA SHAKTI ANDA ❗👍
Jakarta, JENIUSLINE.- Pada dasarnya Kebudayaan Spiritual Nusantara bukanlah sekedar kesenian, tata busana, tata boga ataupun kegembiraan saja, tetapi juga perjuangan hidup manusia. Maka, di masa lampau, Kebudayaan sebagai produk filosofi mampu menjadi landasan, sekaligus pedoman dalam memperjuangkan kehidupan sesama manusia. Kehidupan harus selalu diupayakan dengan mengolah rasa, berfikir kritis dan tindakan advokatif serta senantiasa mengandung unsur menolak monopoli berfikir dan bertindak.
Prinsip itulah yang harus dipegang oleh manusia Indonesia hari ini, sebagai pewaris budaya Nusantara dan peran para intelektual untuk menjembatani kesenjangan teori dan praktik sehingga kebudayaan tidak berhenti pada slogan dan kemapanan yang menyebabkan pembusukan kebudayaan itu sendiri.
Kearifan lokal haruslah menjadi sumber pengetahuan dan acuan jati diri bangsa. Karena itulah, kita tentu sangat menyayangkan sikap sebagian oknum intelektual yang setelah masuk menjadi birokrat hanya menjadikan kebudayaan sebagai “keset”. Mereka meninggalkan kebudayaan saat menjadi birokrat dan kembali menanyakan kebudayaan saat pembangunan fisik mencapai kegagalan.
Tentu saja dalam mengembangkan Metode Dakwah Problem Solving ini, riset dan kreatifitas berperan penting agar mampu mengahadapi kemajuan global tanpa hanyut dalam arus globalisasi.
Berdasarkan pengalaman dan penelitian Majelis Dakwah Al-Hikmah, ada Tujuh hal yang menjadi sumber kekuatan Nenek Moyang kita, para Leluhur Nusantara dalam Mengatasi Problematika Kehidupannya, Memajukan Kebudayaan dan Membangun Peradaban Nusantara yang Adhi Luhung. Ketujuh hal tersebut pada dasarnya adalah Pilar Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Karena itu, jika Umat Islam Indonesia yang saat ini berada dalam keterpurukan, ingin keluar dari kemelut ekonomi, Kesulitan Hidup dan Kemiskinan, maka mereka harus segera mendayagunakan Ketujuh Pilar yang berkaitan berkaitan dengan Budaya Nusantara, yaitu :
- Persaudaraan Sebangsa dan se Tanah Air (Nasionalisme);
- Tridaya Sakti: Rasa, Cipta, Karsa;
- Berpikir Kolektif;
- Budi Luhur dan Tata Bahasa;
- Musyawarah-Mufakat dan Gotong Royong;
- Kepekaan Sosial dan Membela Kaum Tertindas.
- Kepedulian atas Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.
Semoga uraian singkat di atas dapat memicu semangat para pembaca dalam Meningkatkan Kualitas Hidup dan memajukan budaya. Terima Kasih atas perhatian dan kesediannya membaca tulisan ini. Jika Anda menilai tulisan ini ada manfaatnya, silakan Anda bagikan kepada saudara, sahabat dan handai tolan serta kerabat Anda. Semoga sukses selalu. (az).
Komentar
Posting Komentar