JOKOWI GAGAL MEMBUAT EKONOMI MEROKET, BISNIS ANDA MEROSOT ⁉🤦♂️ INI SOLUSI TERBAIK DARI SPIRITUAL BUSINESS CONSULTANT 👍
Jakarta, JENIUSLINE.- Saudaraku ❤ Nampaknya, Nasib Pertumbuhan Ekonomi Era Jokowi, Gagal Meroket, Mentok di 5% ?🤦 Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 7%. Target tersebut tertuang dalam RPJMN 2015-2019 saat pemerintahan Jokowi didampingi Jusuf Kalla sebagai wakil presiden RI. Sayangnya target itu meleset. Jangankan ekonomi tumbuh 7%, untuk keluar dari rata-rata 5% saja masih sulit sampai sekarang. Realitanya, perekonomian Indonesia di lima tahun pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo jauh dari janji yang diiming-imingkan pada masa kampanye Pilpres 2014. Alih-alih mencapai pertumbuhan 7 persen, ekonomi Indonesia justru mentok di kisaran 5 persen.
Tahun lalu, di akhir periode pertama pemerintahan Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia justru mengalami perlambatan dan hanya bertumbuh sebesar 5,02 persen. Karuan saja, sejumlah pengamat menilai angka kemiskinan di Indonesia akan semakin sulit diturunkan dalam beberapa waktu ke depan. Ini lantaran pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin melambat beberapa waktu terakhir. Terlebih, saat ini ekonomi sedang diliputi ketidakpastian seiring dengan merebaknya virus corona, konflik di Laut China Selatan, dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).
Seiring dengan hal tersebut di atas, kami berdo'a semoga usaha Anda tak terkena dampaknya. Pasalnya, saat ini banyak pengusaha yang mengeluh, bisnisnya sedang merosot tajam karena Omzet turun drastis, padahal pengeluaran tetap harus dilakukan? Namun, para pebisnis itu seharusnya tak perlu panik, sebab hal itu biasa dalam bisnis. Semua pebisnis pasti akan mengalaminya. Satu waktu mengalami kenaikan, di waktu lain mengalami penurunan.
Semoga Anda saudaraku para pengusaha tidak jadi patah semangat. Justru mencari Solusi dan jalan keluar adalah tantangan yang harus Anda selesaikan. Bukankah sebuah usaha akan menjadi lebih besar setelah mengalami berbagai cobaan? Namun, untuk bisa mencari jalan keluar, sumber masalah harus Anda temukan terlebih dahulu agar solusi yang ditemukan benar-benar tepat.
Ada banyak hal yang menyebabkan sebuah bisnis mengalami penurunan omset, mulai dari pergerakan tren yang sangat cepat hingga persaingan yang sangat ketat untuk bisnis yang sama. Jika kedua permasalahan ini yang menjadi sumbernya, tentu saja solusinya cukup mudah. Anda mesti terus mengikuti tren dan membuat inovasi-inovasi baru agar produk Anda selalu fresh sehingga tetap diminati konsumen.
Namun demikian, berdasarkan penelitian kami, atas berbagai keluhan dan alasan yang dikemukakan Klien kami di Spiritual Business Consultant, ternyata, sebagaian besar penyebab kejatuhan seorang pengusaha bukanlah semata disebabkan oleh pergerakan tren yang sangat cepat hingga persaingan yang sangat ketat. Akan tetapi, justru lebih banyak faktor internal yang mempengaruhi stabilitas perusahaan sehingga omzet pun merosot dan bisa menyebabkan kebangkrutan.
Beberapa faktor elemen yang mempengaruhi penurunan omzet, sehingga melambatnya perkembangan suatu Perusahaan, yakni :
Pertama : Faktor kedekatan Pengusaha dengan Allah.
Pemilik Usaha, Komisaris dan Direksi, para manejer serta seluruh karyawan perusahaan tersebut seharusnya senantiasa berupaya untuk dekat dengan Sumber Rezeki itu sendiri.
Karena itulah, kemerosotan omzet harus harus dibaca sebagai peringatan dari Sang Sumber Rezeki bahwa selama ini mereka lalai mendekatkan diri kepada-Nya. Bukankah kadang seseorang harus disentak atau ditendang agar tidak terperosok ke dalam jurang yang dalam. Karena toh sakit akibat jatuh ke dalam jurang jauh lebih fatal dibanding sakit akibat ditendang atau disentak untuk mengingatkan, membuat kita bertafakkur, mengistirahatkan hati sejenak dan merenungi dimana kah letak kesalahan kita.
Sungguh celaka orang yang bermain main dengan larangan Allah. Ia larut dan terlena oleh nikmat dunia yang menipu lagi menjerumuskan. Sebagaimana terdapat dalam firman Allah surah an-nisa ayat 79 yang artinya: "Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah,dan apa saja bencana yang menimpamu,maka dari (kesalahan)dirimu sendiri...(QS An-Nisaa :79).
Sungguh beruntunglah orang orang yang bersabar menerima musibah dan memahami hakikat bahwa musibah itu pada dasarnya adalah sebuah proses untuk menghapuskan dosa dosanya. “Apabila Allah menghendaki hamba-Nya mendapatkan kebaikan maka Allah segerakan baginya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan untuknya maka Allah akan menahan hukumannya sampai akan disempurnakan balasannya kelak di hari kiamat.” (Terjemah hadits riwayat Muslim).
Kedua : Faktor Kepemimpinan / Leadership.
Peran penting dari seorang pemimpin/leadership untuk dapat mempersatukan semua elemen yang ada dalam suatu sistim organisasi perusahaan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yg mempunyai seni mengendalikan bawahannya dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan tampak memaksa bawahannya, guna tercapainya suatu tujuan.
Di samping pemimpin juga harus mempunya kemampuan berupa kompentensi, Kapabilitas, integritas yang tinggi dalam menjalankan fungsi-fungsi administrasi/manajerial, pengawasan, pembinaan, dan pelayanan guna mencapai suatu tujuan yg di inginkan bersama;
Ketiga: Melalaikan Unsur Spiritual dalam Bisnis.
Mungkin banyak diantara kita yang menganggap bahwa unsur spiritual tidak diperlukan dalam bisnis. Bahkan ada juga yang memandang sinis, saat ada yang membahas pentingnya spiritualitas dalam bisnis. Padahal, banyak perusahaan, terutama Klien kami di Spiritual Business Consultant yang menyandarkan aktivitasnya pada aspek spiritualitas (menjadi spiritual company) dan menikmati peningkatan omzet usaha cukup signifikan.
Berkebalikan dengan perusahaan yang mengabaikan faktor spiritual dalam operasionalnya, perusahaan-perusahaan yang melandaskan aktivitasnya pada nilai-nilai spiritual terbukti mampu bertahan dan berkembang secara baik. Selanjutnya, meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Seiring dengan itu, terbangunnya suasana kerja yang harmonis atau hadirnya sinergi di antara karyawan dan pimpinan perusahaan. Spiritualitas juga meningkatkan citra (image) positif perusahaan. Perusahaan menjadi tumbuh dan berkembang secara berkesinambungan (sustainable company). Spiritualitas juga menurunkan perpindahan (turnover) karyawan.
Maka, sudah selayaknya para pebisnis, apalagi pengusaha Muslim, menerapkan budaya manajemen spiritual, yakni menempatkan nilai-nilai universalitas dalam tujuan pencapaian bisnis. Dalam konsep ini, definisi manajemen berubah dari sekedar getting things done through the people menjadi getting God's will done by the people.
Manajemen Dalam Perusahaan Sangat Penting, karena dalam
perusahaan membutuhkan manajemen untuk menjalankan proses perusahaannya. Untuk
mengolah yang ada dalam perusahaan harus menggunakan prinsip manajemen jika
tidak memakai prinsip manajemen maka perusahaan tersebut tidak bisa berjalan
atau beroperasi dengan baik.
Perusahaan besar memiliki kemewahan untuk dapat mempekerjakan beberapa orang untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang perlu dilakukan, tetapi kemungkinan besar Anda harus melakukan semuanya sendiri, setidaknya untuk sementara. Itu berarti Anda tidak hanya harus mengembangkan produk atau layanan Anda, Anda juga harus membuat keputusan keuangan, akuntansi, hukum, pemasaran, sumber daya manusia, dan pembelian.Anda dapat melakukan beberapa tugas ini dengan sangat baik, tetapi tidak mungkin Anda melakukan semua tugas ini dengan baik, dan bahkan jika Anda melakukannya, Anda mungkin ingin menghubungi pengacara dan akuntan sekurang-kurangnya.
Kelima : Kurangnya Perencanaan.
Pengusaha sering gagal karena kurangnya perencanaan. Padahal, bagian yang paling penting dari kesuksesan bisnis Anda adalah rencana bisnis Anda. Mengapa?
Sederhananya, rencana bisnis Anda secara khusus dan secara konkret mencantumkan tujuan Anda untuk beberapa tahun ke depan. Ini merinci, selangkah demi selangkah, bagaimana Anda akan mencapai tujuan tersebut, dan memberi Anda sesuatu untuk mengukur kinerja Anda di akhir tahun bisnis Anda. Akhirnya, rencana bisnis yang lengkap membantu Anda mendapatkan pembiayaan dan termasuk rencana pemasaran.
Keenam : Manajemen Keuangan Lemah.
Sebuah perusahaan dapat dikatakan berkembang dengan baik jika perusahaan tersebut memiliki manajemen keuangan yang teratur dan baik pula. Terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini, suatu perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen keuangan yang sesuai dengan standart kode etik yang berlaku agar perusahaan tersebut dapat bersaing secara ketat dengan perusahan-perusahaan lainnya.
Karena itulah, Memanajemen Keuangan menjadi poin penting yang harus dijalankan oleh perusahaan. Dimana dengan melakukan manajemen keuangan dapat mencegah terjadinya kerugian. Jika perusahaan Anda telah mengalami kerugian, maka perhatikanlah proses manajemen keuangan perusahaan Anda apakah sudah berjalan dengan baik atau belum. Jika belum, maka Anda harus memperbaiki manajemen keuangan perusahaan Anda dengan segera agar kondisi keuangan perusahaan dapat membaik dan tidak mengalami kerugian.
Ketujuh : Tidak Menunaikan Zakat Infaq dan Sedekah.
Sebagai
Muslim, kita semua tentu telah dijelaskan keutamaan dan balasan yang
besar bagi orang yang menunaikan zakat. Seiring dengan itu, perlu juga kita
ketahui ancaman dan resiko yang besar pula bagi orang yang tidak mau membayar
zakat.
Sebagaimana
di dalam Al-Qur’an dan hadits banyak dijelaskan balasan dan imbalan bagi
penunai zakat, begitu juga banyak disampaikan ancaman bagi para pembangkang
zakat.
"Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan
tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34).
Maksud
menafkahkan di jalan Allah dalam ayat di atas adalah mengeluarkan zakat. Di
antara siksaan pedih tersebut adalah berupa Merosotnya Omzet usaha yang bisa
berakibat kebangkrutan. Sedangkan di akhirat nanti, tubuh orang yang tidak mau
membayar zakat akan disulut dengan batu-batu dan besi yang dipanaskan di dalam
neraka jahanam. Na'udzubillahi min Dzalik ! (az).



Komentar
Posting Komentar