TASAWUF TRANSFORMATIF SEBAGAI SOLUSI PROBLEMATIKA MANUSIA MODERN



Jakarta, JENIUSLINE.- Merisaukan, makin hari makin terasa mekanisme kehidupan masyarakat berubah menuju orientasi materi. Modernisme dan Globalisasi dengan kemajuan teknologi dan pesatnya industrialisasi dapat mencipta manusia meraih kehidupan yang luar biasa.

Namun sayangnya, seiring dengan logika dan orientasi modern yang dimotori oleh Barat yang menganut paham materialis kapitalis tersebut, maka kerja dan materi lantas menjadi aktualisasi kehidupan masyarakat dan gagasan tentang makna hidup terhancurkan.

Kehidupan keseharian seseorang dihabiskan dengan curahan perhatian yang “religiously” untuk materi. Definisi “sukses” dalam perbendaharaan kamus manusia modern selalu identik dengan penampilan fisik lahiriah dalam bidang material.

Kerangka berpikir di atas, ternyata membuat manusia kehilangan kesahduan hidup, seni menghormati hidup, dan krisis identitas. Manusia modern pun mengalami kegersangan spiritual. Kecenderungan hidup yang hedonis dan pragmatis, persaingan yang mengacu pada transpersonal, terjadinya ketidakseimbangan hidup yang menghilangkan esensi kemanusiaan. Terkadang hidupnya tidak tenang dan tidak damai, merasakan sengsara dan menderita.

Hidupnya selalu cemas, stres, takut, pesimis, apatis dan perasaan-perasan negatif lainnya. Padahal mungkin ia adalah seorang konglemerat atau pejabat yang selalu hidup dalam suasana gemerlap, baik karena banyaknya harta maupun tingginya pangkat. Etos kemakmuran jasmani ternyata secara efektif menyuburkan kegersangan dan kehausan rohaniyah.

Ketika manusia mencari kedamaian dengan mereduksi “langit Ilahiah” (Divine Stratosphere) ke atmosfir bumi saja, maka ia akan seperti layang-layang yanng putus dari benangnya, tidak menyangkut ke langit dan tidak pula ke bumi. Manusia hidup bagai dalam mimpi, mungkin mengasyikkan sesaat, tapi akan segera hilang ditelan awan.

Nah, krisis identitas atau kehilangan jati diri inilah yang kemudian justru membangkitkan kerinduan akan ketentraman batin dan dambaan akan kebahagiaan jiwa semakin menggelembung.




Melihat manusia modern penuh dengan berbagai macam problematika, Majelis Dakwah Al-Hikmah (MDA) menawarkan alternatif terapi agar mereka mendalami dan menjalankan praktik Tasawuf Transformatif. Insya Allah semua akan menemukan substansi jati diri dengan pendekatan tasawuf transformatif. Sebab tasawuflah yang dapat memenuhi jawaban
terhadap kebutuhan spiritual manusia modern itu.

Jadi, Tasawuf Transformatif adalah SOLUSI berbagai Problematika Manusia Modern. Pasalnya Tasawuf Transformatif adalah merupakan upaya untuk pelibatan diri seorang sufi dalam memperbaiki dan mengubah kehidupan masyarakat.

Tasawuf transformatif tidak menekankan sikap spiritualisme pasif dan isolatif (i’tizaliyah), tetapi tasawuf dijadikan spiritualisme aktif dan dinamis dengan menjadikan tasawuf sebagai sumber nilai dan semangat untuk menjadikan masyarakat lebih berkarakter, mandiri, dan sejahtera.

Tasawuf transformatif ingin membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Satu diantaranya adalah problem dari keterasingan (alienasi). Keterasingan yang dimaksud antara lain: (1) alienasi kesadaran, (2) alienasi ekologis, dan (3) alienasi sosial.

Karenanya, sistem yang biasanya dipakai berawal dan bermuara pada pengetahuan tentang Allah (makrifat) serta konsepsi transendensial (tauhid). Dalam konteks tasawuf transformatif, pemahaman terhadap hakikat dari segala sesuatu yang mengantarkan seorang hamba ke derajat makrifat harus dikontekstualisasikan dalam ranah yang lebih bersifat sosial.

Artinya, seseorang salik pada tasawuf transformatif ini, harus pandai menyampaikan tujuan dari ajaran yang ia terima, tidak semata untuk kebaikan dalam dirinya, tetapi bagi kemanfaatan yang lebih luas. (az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020👍❤🇮🇩🙏

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏