SEKOLAH TINGGI WIRASWASTA CETAK SARJANA PENCIPTA LAPANGAN KERJA


Jakarta, JENIUSLINE,- Masalah pengangguran di Indonesia tidak bisa dipandang remeh. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah PENGANGGURAN naik 50 ribu orang per Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran meningkat dari 7 juta orang pada Agustus 2018 lalu menjadi 7,05 juta orang. Bahkan, Kepala BPS Suhariyanto memaparkan rata-rata jumlah pengangguran sejak Agustus 2015 tak pernah turun di bawah 7 juta orang.

Untuk itu, Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA) mendesak agar pemerintah dan perusahaan swasta segera melakukan berbagai cara mengatasi pengangguran yang lebih efektif. Pasalnya, bekal ijazah perguruan tinggi yang diterima para sarjana tak bisa mengantarnya langsung bekerja. Tingginya tingkat pendidikan ternyata tidak menjamin mudahnya mendapatkan pekerjaan. Mereka harus menganggur terlebih dahulu walau sudah melamar pekerjaan ke banyak perusahaan. 

Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf masih menghadapi persoalan tingginya angka pengangguran terdidik. Hal ini tercermin dari tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan universitas dengan rentang pendidikan S1 hingga S3 yang mencapai 737.000 orang.
Berdasarkan data BPS, jumlah pengangguran lulusan universitas mencapai 5,67 persen dari total angkatan kerja sekitar 13 juta orang. Pengangguran itu terjadi karena bertambahnya angkatan bekerja yang tidak terserapsepenuhnya oleh lapangan pekerjaan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas GANTARA menggandeng Samudera Group, Persemakmuran Pewaris Nusantara dan Majelis Dakwah Al-Hikmah untuk bekerjasama dalam mendirikan SEKOLAH TINGGI WIRASWASTA. Insya Allah, Sekolah Tinggi ini mengedepankan orientasi kewiraswastaan atau entrepreneurship dalam setiap kurikulum program pendidikannya. Tujuannya, selama proses belajar mengajar, keahlian serta soft skill para mahasiswa bisa meningkat secara bersamaan.


Orientasi Kewiraswastaan pada intinya juga mengubah paradigma dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Sehingga para Sarajana Lulusan Sekolah Tinggi Wiraswasta Mampu Mencetak Lapangan Kerja. Karena itulah Konsep entreprenuer yang ditawarkan Sekolah Tinggi Wiraswasta Nusantara pun berbeda. Mahasiswa tak sekedar dilatih untuk bisa berjualan, membuka, atau menjalankan bisnis. Namun, masih ada esensilain yang lebih luas dari konsep entrepreneur. Misalnya, kreatifitas, inovasi, kemampuan membaca kebutuhan pasar (market sensitivity), dan pengambilan risiko yang terhitung (calvulated risk taking).

Hal itulah yang menjadikan Sekolah Tinggi Wiraswasta berbeda. Saat universitas lain berfokus untuk menciptakan pekerja-pekerja terlatih, Sekolah Tinggi Wiraswasta sudah mendedikasikan diri untuk mencetak mahasiswa yang mampu menciptakan lapangan kerja dan bersaing. Selain itu, mereka pun harus bisa membantu mengembangkan bisnis para pengusaha muda dan UKM dengan menciptakan jejaring luas, baik sesama pengusaha Jamaah Majelis Dakwah Al-Hikmah maupun yang bukan.

Bismillah. Sekolah Tinggi Wiraswasta Berupaya mencetak mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi, memiliki daya juang tinggi, berjiwa entrepreneur dan berbudi  pekerti luhur. Untuk itulah kurikulum dirumuskan berdasarkan persenyawaan Nilai Luhur Budaya Nusantara dengan Kearifan Tasawuf Transformatif dan Sains Islam Modern. 

Sekolah Tinggi Wiraswasta diharapkan dapat membentuk Sarjana yang Cerdas, mempunyai Daya Cipta, berjiwa Wiraswasta, mempunyai Keterampilan Andalan dan Memiliki Kekuatan Spiritual yang Mumpuni dan Menguasai Kecerdasan Emosional yang mengacu pada kemampuan untuk mengenali makna-makna emosi dan hubungan-hubungannya, serta menggunakannya sebagai dasar penalaran dan pemecahan masalah (Problem Solving). (az).




Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI πŸ™

7 LANGKAH MENJEMPUT HIDAYAH AGAR SELAMAT DARI DAMPAK PANDEMI CORONA

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual πŸ™