SUKSES ITU MENYATU DALAM IRADAT DAN QUDRAT ALLAH


Jakarta, JENIUSLINE.- Sebagai Pebisnis yang beriman tak sepantasnya putus asa meski dihadapkan pada problematika dan kesulitan. Manusia yang dibekali dengan akal pikiran dan dibekali Iradat dan Qudrat-Nya itu harus mampu menyiasati berbagai kesulitan diubah menjadi kebahagiaan, bahkan menjadi kemudahan dan peluang bisnis.

Sungai yang pada zaman dahulu menjadi penghalang juga dengan akal pikiran manusia dapat membuat perahu untuk menyeberanginya. Demikian juga samudera bukanlah jadi pemisah Bumi Nusantara, justru lautan menjadi sarana perhubungan antar pulau.

Jadi, Iradat dan Qudrat Allah itulah mengendalikan semua kejadian. Manusia hanya berencana, Allah yang menentukan. Jangan sekalipun berpikir dalam pikiranmu bahwa kesuksesan yang dicapai adalah semata-mata hasil perjuangan sendiri, tanpa ikut campur Allah. Seperti pemikiran kaum Sekuler Materialis yang mengajarkan urusan keduniaan tanpa ada Allah.

Oleh karena itu, kita harus memahami dan menyadari perbuatan manusia dilihat dari segi efektivitasnya. Pandangan terhadap hal ini mempunyai akar pada konsepsi tentang hakikat manusia dan daya-daya yang dimilikinya. Apabila manusia mempunyai hakikat dengan daya-daya yang efektif pada dirinya, ia dengan sendirinya adalah pelaku perbuatan-perbuatannya.

Sebaliknya, apabila manusia dipandang tidak mempunyai daya-daya yang efektif pada dirinya, perbuatan-perbuatannya, pada dasarnya, tidak berasal dari dirinya sendiri. Perbuatan-perbuatan itu merupakan hasil determinasi kekuatan-kekuatan lain diluar dirinya. Manusia dalam hal ini tempat berlakunya kekuatan-kekuatan itu.


Untuk itu, perlu kita pahami makna Kalimat “laa hawla wa laa quwwata illa billah” yaitu kalimat yang berisi penyerahan diri dalam seluruh urusan kepada Allah Ta’ala.

Hamba tidaklah bisa berperilaku apa-apa dan tak bisa menolak sesuatu, juga tak bisa memiliki sesuatu kecuali kehendak Allah.

Menurut Guru Mursyid kita, Allahyarham Doktor Bagindo Muchtar dan H. Nasir Adnin, perbuatan adalah bagian dari gerak. Apabila gerak dikaitkan dengan manusia, maka gerak tersebut dapat dibedakan atas gerak yang tidak disadari (at thabi'i) dan gerak yang disadari (al iradiyyat). Gerak yang tidak disadari, kita sudah maklumi bahwa tubuh manusia dikatakan miniatur alam semesta, dimana unsur-unsur alam bergerak dan berkembang mengikuti perintah dan peraturan- peraturan Allah semata.

Jadi, perbuatan-perbuatan manusia terwujud dengan sebab "perbuatan Allah". Maka, marilah kita selaraskan langkah dan arah hidup kita kepada Tujuan dan maksud-maksud Allah menciptakan dan menggerakkan manusia. Oleh karena kuasa (Qudrat) dan keinginan (Iradat) Allah yang menentukan, maka kita perlu baharui MINDSET kita, supaya cara hidup dan pola pikir kita selaras dengan nilai-nilai Ilahiyah.

Ketika Allah hadir, maka di situ pasti akan terjadi MUKJIZAT, ma'unnah, kesembuhan, dan berkah, perbaikan ekonomi, kelimpahan keuangan dan KEHIDUPAN yang Indah. (az).





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020👍❤🇮🇩🙏

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏