PT. CITRA SAMUDERA RAYA TAWARKAN SOLUSI BAGI PENGUSAHA KAPAL DAN LEASING UNTUK ATASI KREDIT MACET
Jakarta, JENIUSLINE.- Usaha pelayaran nasional beberapa tahun belakangan ini dinilai cukup lesu. Sekalipun pada tahun 2019 sedikit menggeliat, namun tidak signifikan perkembangannya. Ini disebabkan banyak faktor diantaranya persiaingan bisnis hingga kurangnya dukungan pemerintah terhadap pengusaha pelayaran. Belum lagi masalah regulasi, ada yang masih tumpang tindih. Apalagi Bunga Kredit Tinggi Tekan Industri Pelayaran.
Demikian terungkap dalam percakapan JENIUSLINE dengan Direktur Safety Corporation and Risk Analysis, PT. Citra Samudera Raya (CSR), Kyai Ageng Khalifatullah Malikaz Zaman di kantornya, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. “Karuan saja dalam dua tahun terakhir banyak Kredit Kapal yang Macet di Bank dan Leasing. Juga tidak sedikit pengusaha kapal yang terpaksa menjual kapal untuk membayar utang ataupun menutup kekurangan cash flow yang tidak seimbang,” tambah Kyai Ageng.
Menurut Direktur Safety Corporation and Risk Analysis PT. CSR itu, selama ini pelaku industri pelayaran seringkali mengeluhkan kondisi bunga utang yang terlalu tinggi bahkan bisa mencapai dua digit. Padahal di industri lain angkanya hanya berkisar satu digit. “Karena itu, kami berharap utang untuk pembiayaan di sektor pelayaran bisa seperti pembiayaan di sektor infrastruktur. Caranya dengan biaya bunga utang yang cukup rendah serta dengan tenor yang bisa cukup panjang,” kata Kyai Ageng.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kiyai Ageng mengingatkan Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf agar lebih serius membenahi dan mendukung perkembangan Industri Pelayaran Nasional agar Cita-cita “Indonesia Poros Maritim Dunia” bisa terwujud. Tidak hanya Menjadi Slogan Semata. “Untuk mengatasi kurangnya dukungan perbankan terhadap Industri Pelayaran itu, Pemerintah perlu mendirikan satu Bank Pembangunan Transportasi, yang khusus memberikan pembiayaan bagi Pengusaha Pelayaran maupun moda transportasi darat, atau transportasi secara umum," tegas Direktur CSR itu.
Sementara itu, untuk mengatasi Kredit kapal yang Macet di Bank dan Leasing saat ini, Kyai Ageng mengajak Industri Pelayaran yang kesulitan membayar utangnya untuk berkolaborasi dengan PT. Citra Samudera Raya dalam upaya menyelamatkan perusahaan mereka dari kebangkrutan.
“Dalam era persaingan yang makin ketat, Kolaborasi dan sinergi para pelaku usaha pelayaran menjadi kunci untuk menyelamatkan perusahaan dari collapse karena ketidakmampuan membayar Kredit. Selanjutnya dengan bermitra, maka terbuka peluang untuk menyediakan layanan jasa Pelayaran yang terintegrasi, berbiaya murah, dan mampu berkompetisi secara global,” ujarnya.
Namun demikian, kata Kyai Ageng diperlukan kerjasama yang baik dari pihak Bank dan Leasing agar Perusahaan Pelayaran yang bermasalah dalam Kredit itu bisa diselamatkan. Pasalnya, jika pihak Kreditur tidak mau fleksibel, maka sulit bagi PT. Citra Samudera Raya untuk membantu menyelesaikan utang dari Perusahaan Pelayaran yang sudah menjalin kerjasama dengan pihaknya itu.
Direktur Safety Corporation and Risk Analysis PT. CSR itu mengingatkan, kredit macet ataupun yang bermasalah tersebut biasanya terjadi lantaran sang debitur pada saat sebuah kredit terlalu memaksakan diri dan mereka salah menentukan dalam penggunaan fasilitas kredit. Atau disebabkan ekonomi yang lesu. Karena itu Para Kreditur harus mau duduk bersama kami agar mudah mencari jalan keluar.
“Debitur dan Kreditur harus bersikap kooperatif. Misalnya memberikan restrukturisasi kredit bermasalah tersebut. Antara lain melalui rescheduling. Sehingga tenor kredit bisa diperpanjang dan beban angsuran bisa menjadi berkurang. Selain itu dapat juga jumlah angsuran disesuaikan dengan kemampuan bayar nasabah.” pungkas Kyai Ageng. (az).
Komentar
Posting Komentar