PT. SAMUDERA BIRU LINE OPTIMIS AMBIL PELUANG BISNIS LOGISTIK 2020



Jakarta, JENIUSLINE.- Memasuki tahun 2020, bisnis logistik diproyeksikan akan lebih baik dari tahun ini lantaran gencarnya pembangunan infrastructur dan Pembangunan Ibu Kota RI di Kalimantan Timur. Namun demikian, perlu diwaspadai dampak kondisi ekonomi global yang melambat dan juga perang dagang USA dengan Cina yang berlangsung makin sengit.

Demikian disampaikan, Direktur Operasional dan Pemasaran PT. Samudera Biru Line, Rosi Wibawa, S.Kom menjawab pertanyaan wartawan seputar peluang bisnis Logistik tahun depan, di kantornya, Hikmah Apartement & Office, Cikarang, Jawa Barat. Seiring dengan itu, Rosi mengingatkan, 

“Pertumbuhan logistik RI pada 2020 itu, akan sangat berhubungan erat dengan pertumbuhan GDP nasional dengan merujuk pada anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN) hingga kuartal ketiga tahun ini sebesar 5, 02 ℅ dan kalau melihat asumsi APBN Indonesia dikisaran 5,2 ℅,” katanya.

Dalam upaya menyiasati pangsa Pasar dalam situasi Ekonomi Global yang mural, menurut Rosi, PT. Samudera Biru Line (Sabil Line) berupaya melakukan efisiensi di berbagai sisi dan meminimalkan risiko, antara lain dengan cara membangun kolaborasi atau kerjasama dengan berbagai perusahaan Logistik Nasional dan Internasional. 

“Kolaborasi atau Gotong Royong perlu kita lakukan dalam segala bidang. Dalam serangkaian proses dari hulu hingga hilir pada aliran rantai pasok ( supply chain ), sangat memungkinkan terjalin bentuk kolaborasi” tambahnya. 


Menurut Rosi Wibawa, Kolaborasi adalah pengejawantahan Nilai Budaya Nusantara Gotong Royong dalam arena bisnis modern. Hal ini merupakan satu cara bagi PT. Samudera Biru Line agar lebih unggul dalam bersaing dengan melakukan efisiensi dari segi biaya operasional, serta lebih efektif untuk merambah pasar yang lebih luas. Kolaborasi dalam rantai pasok didefinisikan sebagai hubungan jangka panjang di pihak yang saling berinteraksi. 

“Biasanya bekerja sama, berbagi informasi, merencanakan, dan bahkan memodifikasi praktik bisnis mereka untuk meningkatkan kinerja bersama. Hubungan jangka panjang ini dapat terjalin dengan pemasok, pelanggan, dan penyedia jasa pendukung lainnya,” tambahnya. 

Dijelaskannya, dalam area Supply Chain Management , kolaborasi dengan penyedia jasa pendukung logistik yang dikenal sebagai Third Party Logistic (3PL) kian marak di seluruh negara di belahan dunia. 3PL sendiri merupakan sebutan perusahaan penyedia jasa integrasi logistik dalam kegiatan supply chain, antara lain transportasi domestik serta internasional, pergudangan, pengelolaan persediaan, light manufacturing , teknologi informasi, pusat layanan pelanggan serta layanan reverse logistic.

“Maraknya, penggunaan 3PL ini pun berlandaskan manfaat besar yang dapat diperoleh perusahaan dengan melakukan kolaborasi dengannya. Berdasarkan hasil penelitian kami, kerjasama dalam bentuk kolaborasi yang apik dengan 3PL, perusahaan pada umumnya dapat mengurai 15% biaya logistik, investasi aset tetap dalam bidang logistik sebesar 25%, dan biaya inventory sebesar 11%,” kata Direktur Operasional dan Pemasaran Sabil Line itu. 

Rosi Wibawa melanjutkan, di samping manfaat efisiensi diatas, kolaborasi 3PL juga memiliki berbagai manfaat lain. Sehingga Perusahaan dapat fokus pada industri utama garapannya . “3PL membantu perusahaan mengerjakan kegiatan pendukung yang kadang kala memecah konsentrasi para top management . Dengan 3PL perusahaan dapat fokus pada tujuan utama keberadaan perusahaan,” pungkas Direktur Sabil Line itu. (az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020👍❤🇮🇩🙏

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏