ANOMALI PENDIDIKAN INDONESIA : LULUS KULIAH MENGANGGUR ⁉️๐Ÿ™„


Jakarta, JENIUSLINE.- Visi baru presiden Jokowi periode 2019-2024 untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia patut kita apresiasi. Pasalnya hal ini sangat sejalan dengan cita-cita pendiri bangsa  dan cita-cita bangsa seperti tercantum dalam pembukaan konstitusi kita, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, cerdas spiritual, cerdas akal, cerdas sosial dan lainnya. 

Demikian disampaikan Ketua Umum Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA), Masrul Chaniago, S.Sos, dalam Diskusi Bertajuk “Anomali Pendidikan Indonesia dalam Paradigma Ilahiyah” yang diselenggarakan GANTARA di Pendopo Al-Hikmah, Cikarang, Jawa Barat. “Dewasa ini, pendidikan berada pada fase yang memprihatinkan. Pendidikan memang telah mencetak alumnus yang cakap dalam sains dan teknologi melalui pendidikan formal yang ditempuhnya, namun sayangnya masih ada 493.500 orang sarjana Nganggur,” tambahnya. 

Karena itu, kata Ketum GANTARA itu, perlu kita pertanyakan, mampukah  Presiden Jokowi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A memberi solusi atas berbagai masalah mendasar yang harus diselesaikan dapam kurun lima tahun ke depan terkait kualitas sumberdaya manusia. “Pertanyaan yang mendasar adalah sejauh mana pendidikan tinggi ini telah melahirkan manusia-manusia terdidik yang siap berkontribusi bagi kemajuan negeri⁉️” tanya Masrul Chaniago.

Pasalnya, menurut Masrul Chaniago, investasi di dunia pendidikan sejatinya merupakan bagian dari pengembangan intangible capital yang merupakan syarat dari suksesnya pembangunan suatu bangsa. Namun sayangnya, tingginya tingkat pendidikan ternyata tidak menjamin mudahnya mendapatkan pekerjaan. “Oleh karenanya memasuki tahun 2020 mestilah menjadi momentum evaluasi nasional atas apa yang terjadi dalam dunia pendidikan tinggi kita,” kata Ketum GANTARA itu.




Masrul Chaniago mengingatkan satu hal yang mesti dievaluasi adalah munculnya anomali dalam dunia pendidikan tinggi. Out put dari proses pendidikan yang terjadi ternyata memiliki deviasi yang cukup besar dari tujuan yang seharusnya. “Hari ini kita menyaksikan mereka yang belajar ilmu-ilmu ekonomi setelah lulus justru banyak yang menjadi beban ekonomi. Bukan sebaliknya memberikan solusi ekonomi dengan pemikiran dan karyanya. Jumlah pengangguran sarjana dewasa ini melonjak drastis,” tegasnya.

Dari 100 orang sarjana lulusan universitas, maksimal kisaran 5 orang saja yang berpeluang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sedangkan yang bisa diserap Industri Swasta, diperkirakan hanya 20 orang. Apakah sisanya sebanyak 75 orang harus nganggur⁉️ “Apalagi salah satu dampak counter-intuitive dari Revolusi Industri 4.0 adalah munculnya jenis-jenis pekerjaan baru yang tidak menuntut seseorang untuk memiliki ijazah perguruan tinggi tetapi menawarkan gaji yang lumayan. Layanan transportasi berbasis online misalnya, sanggup memberikan pendapatan yang lumayan dengan waktu kerja yang fleksibel,” kata Masrul.

Sementara itu, kata Ketum GANTARA itu, saat ini, mayoritas masyarakat Indonesia semakin banyak yang menganut konsumerisme di mana pendidikan masih dianggap sebagai komoditas yang dilihat dari aspek untung-rugi. “Biaya kuliah yang semakin mahal tanpa adanya jaminan mendapatkan pekerjaan yang layak menjadikan pilihan masuk ke perguruan tinggi sebagai investasi merugi. Jika hal ini tidak diatasi, animo masyarakat untuk kuliah dikhawatirkan akan menurun. Akibatnya nasib 4600 institusi pendidikan tinggi kita akan berada di ujung tanduk,” tandasnya. 

Menurut Masrul, Untuk menjaga kepercayaan publik, dunia pendidikan tinggi kita harus berbenah. Diperlukan sebuah model baru pendidikan tinggi yang sanggup mengikuti cepatnya perkembangan zaman. Melalui pendidikan di perguruan tinggi, seharusnya mahasiswa dapat diberi bekal dengan ilmu wiraswasta

Karenanya Gerakan Anti Nganggur Nusantara berupaya mendorong peran pendidikan tinggi dalam mengembangkan kewiraswastaan berbasiskan Paradigma Ilahiyah. Sistem Pendidikan berbasis paradigma Ilahiyah ini menekankan pentingnya Kesadaran Manusia dalam melaksanakan misinya sebagai Khalifah Allah di muka bumi. 

Sebagaimana Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (Al Baqarah: 30). (az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

7 LANGKAH MENJEMPUT HIDAYAH AGAR SELAMAT DARI DAMPAK PANDEMI CORONA

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™