LAPANGAN KERJA TERBATAS, PENGANGGURAN MENINGKAT. APA SOLUSINYA, PAK JOKOWI ⁉️🤭
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Jakarta, JENIUSLINE.- Memasuki tahun 2020, pemerintahan Jokowi-Ma’ruf menghadapi ancaman ketidakpastian ekonomi global yang bisa membuat ekonomi dunia mengalami resesi 1 hingga 1,5 tahun ke depan. Seiring dengan itu, dampak perang dagang Kapitalis Amerika - China Komunis pun perlu diwaspadai. Sementara itu, Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2019 berada di level 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY). Angka pertumbuhan tersebut jauh melambat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (kuartal II-2018) yang sebesar 5,27% YoY.
Jadi, Kondisi Ekonomi Dalam Negeri Saat Ini Cukup Berat, Bahkan Berat Sekali ‼️Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat itu, pengangguran pun bertambah. Sehingga Daya Beli masyarakat pun semakin lemah. Sementara itu, kesempatan kerja makin sulit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran naik 50 ribu orang per Agustus 2019. Alhasil dengan kenaikan tersebut, jumlah pengangguran meningkat dari 7 juta orang pada Agustus 2018 lalu menjadi 7,05 juta orang.
Karuan saja, masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan, hal ini ditandai dengan jumlah pengangguran yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata pembangunan khususnya di desa yang tertinggal. Karena itu, sejauhmana kebijakan Ekonomi Jokowi, berpihak kepada rakyat kecil perlu dipertanyakan ⁉️🙄
Pasalnya, selama lima tahun belakangan ini, pengeluaran Pemerintah (government expenditure) lebih banyak ke infrastruktur yg justru menyedot lapangan kerja terbatas dan menguntungkan para swasta asing, para Konglomerat Kapitalis dan kaum oligarki. Sejauhmana kedepan Pemerintah menyiapkan langkah antisipatif dan benar-benar konkret dalam menghadapi ancaman resesi Ekonomi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dalam negeri serta mengatasi pengangguran perlu kita kawal bersama.
Namun demikian, sebagai Pengusaha Muslim yang taat, perlu kita sadari bersama bahwa usaha mengatasi pengangguran bukanlah kewajiban pemerintah semata. Seluruh penduduk Indonesia diharapkan berpartisipasi untuk mengatasi masalah ini. Walau bukan hal mudah, Insya Allah, pengangguran pasti bisa ditangani bila pemerintah dan masyarakat saling bekerja sama.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA) mengajak para pengusaha muslim dan seluruh elemen masyarakat untuk Meningkatkan Kepedulian Sosial dalam memberdayakan masyarakat marjinal yang terpinggirkan dalam pembangunan. Untuk itu diperlukan kerjasama dalam meningkatkan meningkatkan kemampuan kewirausahaan masyarakat di tengah terbatasnya ketersediaan lapangan kerja disektor formal.
Upaya ini diharapkan dapat menekan angka pengangguran dan memperbanyak kesempatan kerja baru. Penciptaan wirausaha itu dilakukan melalui langkah langkah, sebagai berikut:
- Mengembangkan kewirausahaan bagi para pengusaha dan calon pengusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan terutama melalui peningkatan etos kerja, kreativitas dan inovasi, produktivitas, kemampuan membuat keputusan dan mengambil risiko, serta kerjasama yang saling menguntungkan dan dengan menerapkan etika bisnis;
- Meningkatkan kinerja perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional terutama melalui; penciptaan lapangan kerja baru, penciptaan barang dan jasa yang lebih bermutu dan atau lebih beragam, peningkatan daya saing perusahaan, baik di pasar dalam negeri ataupun di pasar Internasional;
- Mengembangkan kewirausahaan masyarakat luas yang diharapkan akan mendorong peningkatan kegiatan dan kinerja usaha dan ekonomi masyarakat melalui peningkatan etos kerja, disiplin efisiensi, dan produktivitas nasional;
- Menyebarluaskan asas pokok kewirausahaan sebagai pedoman praktis bagi semua pihak yang berminat dan terkait dengan pengembangan kewirausahaan serta bagi yang ingin mengetahui, menghayati lebih mendalam dianjurkan untuk mengikuti kegiatan pembudayaan kewirausahaan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar