GANTARA : “MENDIDIK MANUSIA PENCIPTA LAPANGAN KERJA”


Jakarta, JENISLINE.- Kesalahan Fatal Sistem Pendidikan kita saat ini adalah belum mampu mendidik orang mempunyai cukup bekal berwiraswasta. Sehingga Generasi Muda atau angkatan kerja Indonesia kebanyakan dibesarkan dan dididik jadi pencari kerja dan bukan jadi pencipta lapangan kerja. Sementara itu, lapangan kerja masih sangat terbatas. Maka terjadilah pengangguran terbuka pada Agustus 2019 berjumlah 7,05 juta orang.

Demikian disampaikan Ketua Umum Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA), Masrul Chaniago, S. Sos kepada wartawan di kantornya Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. “Terjadinya penggangguran karena  Proses pendidikan di Indonesia baru bisa manusia pencari kerja. Sehingga, Indonesia Kekurangan Manusia Pencipta Lapangan Kerja,” tambahnya. 


Menurut Masrul Chaniago, jumlah pengangguran pada 2019 meningkat dari Agustus 2018 yang hanya 7 juta orang. Dijelaskannya, Tingkat pengangguran terbuka (TPT) didominasi oleh lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 10,42 persen pada Agustus 2019. Selain SMK, SMA menempati peringkat kedua dengan persentase 7,92 persen, diikuti diploma I/II/III 5,99 persen, universitas 5,67 persen, SMP 4,75 persen, dan SD 2,41 persen.

Direktur PT. Servindo Gardatama itu mengatakan membludaknya manusia pencari kerja yang kemudian jadi penganggur itu terjadi karena kesalahan sistem pendidikan Indonesia. Proses pendidikan di Indonesia belum mendidik orang mempunyai cukup bekal berwirausaha. Itu karena para siswa dan mahasiswa jarang sekali disentuhkan dengan beban risiko, ambiguitas, dan ketidakpastian, yang notabene adalah kenyataan hidup.

“Sehingga solusi utama untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran adalah menciptakan sebanyak mungkin manusia pencipta kerja yang mampu mengubah kekayaan alam Indonesia menjadi solusi bagi dirinya sendiri dan solusi bagi orang lainPasalnya saat ini, Indonesia Kekurangan Manusia Pencipta Lapangan Kerja,” tegas Ketua Umum GANTARA itu. 

Dalam kaitan itulah, kata Masrul,  GANTARA menawarkan Solusi kepada Pemerintah dan Masyarakat untuk mengatasi Pengangguran dan Kemiskinan melalui Program Pendidikan Manusia Pencipta Lapangan Kerja.

“Dengan terdidiknya Seorang Manusia Pencipta Lapangan Kerja, maka sekurangnya dia akan bisa memberikan 3 lapangan kerja untuk tiga orang. Jika kegiatan usaha yang tercipta itu dibina dan dibantu permodalannya oleh pemerintah, maka dalam tempo 100 hari usaha itu, setidaknya akan berkembang dan membutuhkan sekitar 6 orang tenaga kerja. Demikian seterusnya, maka persoalan pengangguran segera teratasi,” kata Masrul.


Menurut Ketum GANTARA itu, proses pendidikan itu berbasiskan Budaya Luhur Nusantara yang menekankan pentingnya Olah Rasa, Olah Cipta dan Olah Karsa. Kemudian Nilai Luhur tersebut disenyawakan dengan Kearifan Tasawuf Transformatif yang menekankan pentingnya Kesadaran Manusia dalam melaksanakan misinya sebagai Khalifah Allah di muka bumi. 

Allah berfirman yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Al Baqarah: 30)

Sebagai khalifah di muka bumi, kata Ketum GANTARA manusia memiliki kewajiban melestarikan alam semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhir kelak. Hal ini secara langsung diungkapkan oleh Allah dalam salah satu firmanNya dalam surat Al a’raf ayat 56 yang kurang lebihnya berbunyi; 

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Selanjutnya, Masrul Chaniago menjelaskan, persenyawaan Nilai Luhur Budaya Nusantara dan Kearifan Tasawuf Transformatif itu dikolaborasikan denga Sains Islam Modern. Insya Allah akan terbentuklah Manusia Wiraswasta yang mempunyai Kesadaran Diri sebagai Khalifah Allah dan berbudaya nusantara serta Cerdas dan Berilmu Pengetahuan (Ulul Albab).

“Insya Allah, Kewiraswastaan akan memberi solusi bagi tingginya penganggur yang berpendidikan. Kewiraswastaan  akan meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi karena memungkinkan lebih banyak orang memanfaatkan pertumbuhan serta potensi ekonomi yang ada. Kekayaan alam yang menjadi potensi ekonomi Indonesia tak tergarap optimal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat seluas mungkin karena rendahnya kewiraswastaan,” tegasnya. 

Ditegaskannya, para manusia Pencipta Lapangan Kerja bisa menjadi Agent of Change di tengah masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang bertindak sebagai katalis atau pemicu terjadinya sebuah perubahan. Agent of change adalah orang-orang yang punya semangat untuk mendorong seseorang serta mengilhami semangat pada orang tersebut. Perubahan itu adalah kerja cerdas dan istiqamah karena itu memerlukan banyak energi

“Tanpa gairah dan energi maka akan sangat sulit untuk membuat perubahan di dunia ini. Kemampuan individu yang bersenyawa dengan masyarakat  dapat membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan. Sehingga akhirnya secara bersama mereka bisa menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat,” pungkas Ketum GANTARA itu. (az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020👍❤🇮🇩🙏

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI 🙏

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual 🙏