MANAJEMEN ILAHIYAH : MENGEJAWANTAHKAN IDARAH ILAHIYAH DALAM KEGIATAN BISNIS 👍❤🙏
Jakarta, JENIUSLINE.-Terjangan Arus Globalisasi yang datang melanda bersama faham Materialisme Kapitalis, makin hari makin menggerus Nilai-nilai Budaya Luhur Nusantara. Kuatnya pengaruh materialisme dan hedonisme di era modernisasi ini, orientasi kerja manusia hanya untuk mendapatkan keuntungan materialis. Norma Adat dan nilai-nilai Syariah sering dilanggar dalam aktivitas kerja dan bisnis.
Bahkan, banyak oknum pelaksana Manajemen birokrasi pemerintah yang sudah lama disinyalir melakukan penyimpangan berupa korupsi, kolusi dan nepotisme. Ironisnya yang melakukan penyimpangan tersebut dilakukan oleh mereka yang berpendidikan tinggi baik umum maupun agama. Artinya mereka ternyata tidak mampu membimbing diri mereka untuk selalu mematuhi dan menjauhi larangan Allah SWT.
Untuk mengantisipasi berkembangnya penyimpangan tersebut, Spiritual Business Consultant mengembangkan rekayasa manajemen organisasi yang mampu membimbing para personel dalam aktivitasnya selalu ingat dan taat kepada Allah SWT.
Manajemen Ilahiyah sebagai salah satu produk rekayasa manajemen yang ditawarkan Spiritual Business Consultant kepada Umat dan Negara, Insya Allah akan mampu menanggulangi krisis moral spiritual para personel karena dalam aktivitas Manajemen Ilahiyah terjadi proses bimbingan yang selalu mengarahkan personel untuk selalu ingat dan taat kepada Allah Swt.
Seiring dengan itu, agar Manajemen Ilahiyah dapat teraplikasi secara isensial, harus dibangun budaya organisasi yang dapat mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai Ilahiyah dalam proses manajemen.
Namun demikian, perlu disadari bahwa Manajemen bukanlah tujuan, tapi sarana untuk merealisasikan tujuan-tujuan tertentu. Wasilah ini hendaknya dilakukan rasionalisasi-rasionalisasi yang mungkin bagi terwujudnya tujuan-tujuan yang diinginkan dan diselaraskan dengan realitas yang berbeda.
Karena itu prinsip-prinsip Manajemen Ilahiyah adalah kaidah-kaidah umum yang memiliki fleksibilitas dan elastisitas seiring dengan dinamika kehidupan dan perkembangan situasi dan kondisi. Dan dalam al-Qur`an dijumpai banyak ayat yang menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip itu diterapkan.
Dalam Literatur Islam manajemen disebut juga dengan Idarah. Menurut S. Mahmud Al-Hawary manajemen (Al-Idarah) ialah;
"Manajemen adalah mengetahui kemana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya."
Jadi Manajemen Ilahiyah adalah : Menerjemahkan idarah ilahiyah dalam kehidupan insaniyah di dunia bisnis.
Maka, jiwa dari Manajemen Ilahiyah adalah Manajemen Jiwa (Soul of Divine Management is Management of Soul). Sebagaimana hal tersebut tersirat dalam atsar Imam 'Ali Kwj:
"Barangsiapa membenahi sisi batinnya, Allah SWT akan membenahi sisi lahirnya. Barangsiapa berbuat amal bagi agamanya, Allah swt akan melaksanakan perbuatan baik untuknya di dunia. Barangsiapa yang baik urusannya dengan Allah SWT, Allah SWT akan membuat baik urusannya dengan sesama manusia".
Jika kita Mentadabburi Al-Qur'an, Menghayati Sabda Rasulullah SAW, Mencermati Atsar para Sahabat dan Menyimak kata-kata Hikmah dari para Guru Mursyid kita, maka akan kita temukan 7 ruang lingkup manajemen, yaitu :
1. Manajemen Diri (QS. Al-Hasyr: 18);
2. Manajemen Waktu (QS. Al ‘Ashr :1-3);
3. Manajemen Keluarga (QS. At-Tahrim : 6);
4. Manajemen Harta (QS. Al-Baqarah: 3);
5. Manajemen Keuangan (QS Al-Baqarah : 282);
6. Manajemen Bisnis (QS Al-Maidah: 2);
7. Manajemen Risiko dan Keselamatan Perusahaan. (“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Imam Baihaqi).
Demikianlah, antara lain Ruang Lingkup Manajemen Ilahiyah yang perlu kita pahami dan kita terapkan dalam upaya Menghadirkan Spiritual Company Sustainable dan Good Governance. (az).
Komentar
Posting Komentar