SPIRITUAL LEADERSHIP : PILAR UTAMA MEMBANGUN BISNIS BERKELANJUTAN ๐❤️๐ฎ๐ฉ
Jakarta, JENIUSNET.- Saudaraku ❤️ Sebagai pelaku bisnis, kita adalah owner, leader sekaligus pengusaha, peran dan tanggung jawab tersebut melekat dan tidak bisa ditawar lagi. Karena itulah MINDSET leadership seperti inisiatif menyelesaikan masalah, dan kemampuan memberikan motivasi itu penting dan harus dimiliki oleh semua pelaku bisnis karena hal itu sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis yang dilakukan. Pasalnya dari leadership lah kesuksesan tim akan tercapai dengan baik. Segala keputusan, pergerakan, maupun langkah pengembangan membutuhkan leadership. Leadership merupakan cara memimpin seorang untuk membawa kelompoknya mencapai tujuan bersama.
Jadi, di tengah CENGKERAMAN KAPITALISME dan persaingan bisnis yang semakin tajam saat ini, maka bukan APA atau dimana Bisnis itu dijalankan yang utama. Namun SIAPA CEO Perusahaan tersebut yang menentukan maju mundurnya bisnis tersebut. Karena itulah. PEMIMPIN dalam NOBLE INDUSTRY tidak hanya cukup mengandalkan kemampuan intelektual semata melainkan mengharuskan mereka menggunakan kekuatan batin dan harus berpijak kepada nilai-nilai etis. Kepemimpinan seperti itulah yang disebut Spiritual Leadership.
Kepemimpinan spiritual (Spiritual Leadership) mempunyai pokok-pokok karakteristik yang berbasis pada etika religious: tasawuf transformatif, kejujuran sejati, fairness, pengenalan diri sendiri, focus pada amal shaleh, spiritualisme yang tidak dogmatis, bekerja lebih efisien, membangkitkan yang terbaik dalam diri sendiri dan orang lain, keterbukaan menerima perubahan, visioner tapi focus pada persoalan di depan mata, doing the right think, disiplin tapi tetap fleksibel, santai dan cerdas, dan kerendahan hati.
Kepemimpinan spiritual adalah kepemimpinan yang membawa dimensi keduniawian kepada dimensi spiritual (keIlahian). Spiritual Leadership (kepemimpinan spiritual) adalah kepemimpinan yang mampu mengilhami, membangkitkan, mempengaruhi dan menggerakkan melalui keteladanan, pelayanan, kasih sayang dan implementasi nilai dan sifat-sifat Ilahiyah lainnya dalam tujuan, proses, budaya, dan perilaku kepemimpinan.
Dalam Islam kepemimpinan spiritual barangkali dapat merujuk pada pola kepemimpinan yang diaplikasikan oleh Rasulullah SAW, sebagaiman yang kita ketahui bahwa beliau mempunyai integritas yang sangat tinggi dan akhlak mulia sampai mendapatkan gelar Al-Amin (terpecaya).
“Sesungguhnya pada diri Rasulullah ada teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap Allah dan hari akhir serta banyak berdzikir kepada Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21).
Sifat-sifat utama yang Rasulullah miliki seperti Siddiq, Amanah, Fathanah dan Tabligh telah mampu mepengaruhi orang lain dengan cara mengilhami tanpa mengindoktrinasi, meyadarkan tanpa menyakiti, membangkitakan tanpa memaksa dan mengajak tanpa memerintah.
Kepemimpinan spiritual bukan berarti kepemimpinan yang anti intelektual. Kepemimpinan spiritual bukan hanya sangat rasional, melainkan justru menjernihkan rasionalitas dengan bimbingan hatinya.
Kepemimpinan spiritual juga tidak berarti kepemimpinan dengan Kekuatan Spiritual, sebagaimana terkandung dalam istilah “tokoh spiritual” atau “penasihat spiritual”, seiring itu kepemimpinan dengan menggunakan kecerdasan spiritual, ketajaman mata batin. Kepemimpinan spiritual juga tidak bisa disamakan dengan yang serba esoteris(batin) yang dilawankan dengan yang serba eksoteris(lahir, formal), melainkan berupaya membawa dan memberi nilai dan makna yang lahir menuju rumah batin(spiritual) atau memberi muatan spiritualitas dan kesucian terhadap segala profane.
Dalam konteks Indonesia hari ini dengan berbagai muatan persoalan yang menyertainya, kepemimpinan spiritual adalah salah satu solusi paling efektif untuk melakukan perubahan. Jadi, kepemimpinan yang efektif didasarkan pada ide-ide (baik yang asli maupun yang dipinjam), tetap tidak akan terjadi kecuali ide-ide itu dapat dikomunikasikan kepada orang lain dengan cara yang melibatkan mereka cukup untuk bertindak sebagaimana pemimpin ingin mereka untuk bertindak.
Berikut adalah Tujuh karakteristik yang mengidentifikasi sebagian besar pemimpin spiritual:
1. Mereka memimpin orang lain ke pertemuan mereka sendiri dengan Allah;
2. Mereka menuntun orang lain untuk menemukan tujuan dan identitas mereka sendiri. Kepemimpinan spiritual dicirikan oleh kemurahan hati yang besar;
3. Mereka memimpin orang lain ke dalam transformasi — bukan hanya produksi. Ketika tujuannya adalah pertumbuhan spiritual dan kesehatan, produksi akan selalu menjadi hasil alami.
4. Mereka memengaruhi atmosfer mereka. Ketika ada ketegangan, ketakutan, atau apatis, seorang pemimpin spiritual dapat mengubah kekuatan langsung dari badai ini dan memulihkan visi, vitalitas, dan harapan.
5. Mereka membantu orang melihat hal-hal lama dengan cara baru. Banyak orang tidak terjebak dalam keadaan mereka, tetapi dalam perspektif dan paradigma mereka.
6. Mereka disegani dan dipatuhi karena siapa mereka — bukan karena posisi yang mereka pegang. Pemimpin spiritual dapat memengaruhi lebih dari yang mereka arahkan, dan mereka menginspirasi lebih dari yang mereka perintahkan.
7. Menjadi Problem Solver dalam setiap kata, gerak dan langkahnya.
Seorang pemimpin spiritual tentu berbeda dengan pemimpin pada umumnya karena konsep itu sendiri mendahului segi kepemimpinan ini, menempatkannya di dalam “Genggaman Allah” atau spiritualitas. Gagasan "spiritual" menyiratkan keterlibatan dengan Alam Ghaib atau dunia spiritual. Di dalam Tasawuf Transformatif, "spiritual" berhubungan dengan Iradat (kehendak) dan Qudrat (kuasa) Allah.
Jadi kepemimpinan spiritual harus dilakukan dengan memimpin orang dengan cara Allah memimpin umat manusia. Sebagaimana diperagakan oleh Rasulullah SAW. Hal ini untuk mengatakan bahwa seorang pemimpin rohani adalah seorang pemimpin yang bergerak menuju Allah, sesuai Sunnah Nabi SAW dan memimpin orang-orang keluar dari kegelapan menuju CAHAYA. (az).


Komentar
Posting Komentar