EKONOMI INDONESIA MAKIN LOYO ⁉🤦‍♂️ INI 7 LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN JOKOWI👍

Jakarta, JENIUSLINE.- Berbicara Soal Pertumbuhan Ekonomi, maka yang paling essensial, bukanlah apa yang dijual, tapi Siapa CEO dan Bagaimana Sang Pemimpin Perekonomian itu bertindak. Maka Wajarlah, banyak pihak yang mempertanyakan Kredibilitas Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ke depan. Pasalnya, kondisi perekonomian Indonesia makin loyo. Padahal, Jokowi pernah berjanji akan meningkatkan ekonomi Indonesia akan meroket sampai tujuh persen per tahun. Tapi lima tahun berselang, target itu tak pernah terealisasi ⁉🤦‍♂️

Demikian disampaikan oleh Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu, KGPH Eko Gunarto Putro menjawab pertanyaan wartawan seputar "Strategi Ekonomi Kabinet Jokowi II agar Pertumbuhan Tak Stagnan," selesai menghadiri acara Sosialisasi Pembentukan Partai Nusantara Bersatu di kantornya, Pejaten Office Park, Jakarta Selatan. "5 Tahun Pemerintahan Jokowi, Pertumbuhan Ekonomi Mentok 5 Persen. bahkan pernah menyentuh angka 4,79 persen pada 2015. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi tahun lalu, sebesar 5,17 persen," tambah Kangjeng Eko.

Menurut Kangjeng Eko yang juga adalah Chairman Samudera Group itu, pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi sama seperti yang sudah-sudah. Bahkan, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2020 akan lebih rendah yakni di kisaran 5% - 5,4% dari perkiraan semula Rp 5,1% - 5,5%. "Jadi, target pertumbuhan ekonomi Jokowi pun hampir dipastikan gagal. Apalagi kita harus menghadapi dampak perekonomian dunia yang melambat. Bahkan, bukan mustahil, terjadi resesi," ujar Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu itu.

Karuan saja, kata Kanjeng Eko, sederet pertanyaan muncul dari berbagai pihak yang mempertanyakan kinerja para menteri bidang ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia di Kabinet Jokowi-Ma'ruf. Pasalnya, Badai PHK Sudah Tiba, dari Indosat hingga Krakatau Steel. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) cukup marak di dunia usaha dalam setahun terakhir ini. "Sederet perusahaan dari berbagai sektor sudah melakukannya. Mulai dari perusahaan baja, manufaktur, telekomunikasi hingga startup yang sudah menjadi unicorn. Perusahaan yang paling baru melakukan PHK adalah PT Indosat Tbk. Perusahaan mengakui melakukan penawaran PHK kepada karyawannya jumlahnya mencapai 677 Orang," tandasnya.

Kangjeng Eko mengingatkan, bisakah mereka, menangkis badai PHK dan Mengendalikan dampak melambatnya Perekonomian Global. Mampukah mereka mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Apa saja langkah strategis yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia⁉🤭

Namun demikian, perlu juga kita sadari bersama bahwa mengkritik kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, bukan berarti kita tidak suka. Justru, dengan adanya kritik itu, menandakan kepedulian kita terhadap Masa Depan bangsa Indonesia. "Oleh karena itu, jangan asal kritik. Namun kita juga harus mampu menawarkan solusi dan bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia" tegasnya.

Menurut Kangjeng Eko, sebagai Muslim kita harus Optimis menatap masa depan, sekalipun kondisi ekonomi makin lesu. Selalu ada Solusi. Kita harus Yakin bahwa Allah senantiasa akan memberi Jalan Keluar dari kesulitan dan Rezeki dari arah yang tidak disangka. Sebagaimana Allah menjelaskan dalam Firman-Nya: "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rezki.

Maka, sehubungan dengan kondisi ekonomi Indonesia yang loyo saat ini, menurut Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu, KGPH Eko Gunarto Putro, sekurang ada 7 langkah serius yang harus dilalukan pemerintah guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi rakyat dan Negara, yaitu:

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya,
2. Meningkatkan jumlah pengusaha atau Wiraswastawan,
3. Memberikan berbagai macam jenis insentif kepada pelaku usaha. Mulai dalam bentuk super deduction tax dan juga tax holiday. Upaya-upaya tersebut diberikan untuk mendapatkan nilai tambah bagi perekonomian dalam negeri,
4. Bekerjasama dengan Pihak Swasta dan NGO yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat.
5. Meningkatkan investasi. Jokowi, harus lebih mengintegrasikan para menterinya. Sehingga kebijakan ekonomi antara instansi bisa selari. Pasalnya, saat ini mereka terkesan bergerak sendiri-sendiri. Kondisi ini membuat arus investasi tidak maksimal, dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi minim;
6. Menggenjot nilai ekspor. Peningkatan ekspor merupakan satu dari sekian pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan pemerintah dengan cara : Menjaga ketersediaan bahan baku dan barang modal serta stabilitas harga barang modal pada harga internasional yang kompetitif dimana dapat dilakukan dengan cara penurunan tarif, memberikan kemudahan dalam proses pengurusan lisensi dan perizinan ekspor dan impor, serta meningkatkan transparansi peraturan ekspor dan impor,
7. Menjaga stabilitas ekonomi makro dengan menjaga harga domestik dan nilai tukar pada tingkat yang stabil dan kompetitif.

Jadi, Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf ke depan, kata Kangjeng Eko, Perlu Gerak Cepat Biar Ekonomi Tak Semakin Melambat. Pemerintah harus Libatkan Swasta untuk Genjot Ekonomi RI. Terutama Menteri BUMN Erick Thohir agar bisa membangun sinergi antara BUMN dan swasta dalam membangun ekonomi Indonesia.

"Pembangunan ekonomi nasional tidak bisa dibangun sendiri oleh BUMN. Negara harus juga memberikan ruang pada swasta untuk bisa membangun perekonomian Indonesia di tengah gejolak ekonomi dunia yang terancam resesi. Tak hanya BUMN dan swasta, pembangunan ekonomi nasional juga melibatkan pihak lain agar saling bahu membahu," pungkas Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Nusantara Bersatu itu.(az).