MENGHADIRKAN SARJANA ENTREPRENEUR, MUNGKINKAH ⁉️๐Ÿคญ


Cikarang, JENIUSLINE.- Beberapa waktu lalu saya berkesempatan berdiskusi dengan kawan-kawan Jamaah dan Dewan Kemakmuran Masjid Baiturrahman, Cikarang, Jawa Barat yang ingin menjadikan Masjid sebagai Pusat Pemberdayaan Masyarakat. Pasalnya, masih banyak masalah ketenagakerjaan dan kesempatan kerja menghantui masyarakat Indonesia dan urgen untuk segera diselesaikan pemerintah

Saat ini, pemerintah masih menghadapi persoalan tingginya angka pengangguran terdidik. Hal ini tercermin dari tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan universitas dengan rentang pendidikan S1 hingga S3 yang mencapai   737.000 orang.  Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), per Agustus 2019, jumlah pengangguran lulusan universitas mencapai 5,67 persen dari total angkatan kerja sekitar 13 juta orang.

Alhamdulillah ๐Ÿ™ Dalam diskusi tersebut tercetus ide untuk mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswastasebagai upaya Menciptakan Sarjana Pencipta Lapangan Kerja. Sesuai dengan namanya, jurusan kuliah ini memberikan peluang bagi para mahasiswa untuk langsung menjadi wirausaha selepas lulus. Karena jika dibandingkan jurusan-jurusan lain, Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta  adalah tempat di mana Mahasiswa belajar seluruh hal mengenai kewirausahaan. Mereka bisa tahu seperti apa manajemen perusahaan, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), manajemen keuangan, hingga Spiritual Business Management dan Spiritual Company.

Insya Allah, bagi mereka yang ingin menjadi seorang pebisnis handal, maka Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta adalah tempat yang tempat untuk memulainya. Tidak hanya lebih fokus pada sistem manajemen, namun para mahasiswa tetap diarahkan dan dibina untuk memiliki inovasi sendiri mengenai produk bisnis yang bakal digeluti. Karena itulah dalam kuliah manajemen bisnis akan disinggung mengenai pemasaran. Pasalnya, Pengetahuan mengenai pemasaran juga sangat penting bagi setiap calon pebisnis karena itu bakal berkaitan dengan bidang usaha yang digeluti. 

Namun, saat kami sedang asyik berdiskusi, bahkan sudah mengarah kepada Sistem Pendidikan dan Kurikulum, tiba-tiba Sekretaris Umum Gerakan Anti Nganggur Nusantara (GANTARA) Amel Zamri, SE,  melontarkan pertanyaan serius yang cukup mengagetkan kami semua, “Nanti Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta ini gelar sarjananya apa?”

Karuan saja, seluruh peserta diskusi terdiam, tak ada yang bersuara. Kami semua menepuk dada masing-masing, lalu menekurkan dan bertanya kepada diri masing-masing, “Apa ya gelar yang cocok untuk Sarjana Tamatan Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta. Apakah Sarjana Wiraswasta disingkat SW atau Sarjana Ilmu Wiraswasta disingkat S.IW ⁉️๐Ÿคญ


Akhirnya Diskusi dilanjutkan tanpa membahas Soal Gelar Sarjana yang disandang para Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta kelak. Kami pun melanjutkan pembahasan Sistem Pendidikan dan Kurikulum. Program Studi Sarjana Kewiraswastaan adalah kesatuan rencana belajar yang mengkaji, menerapkan, dan mengembangkan ilmu mengenai daur perkembangan usaha, mulai dari identifikasi peluang, pencarian gagasan kreatif, perencanaan usaha, usaha mula, sampai pengembangan usaha yang inovatif, dengan risiko yang terukur.

Kualitas Kurikulumnya dibuat sedemikian rupa selain berlandaskan kepada KURNAS / kurikulum nasional, demikian juga berlandaskan perkembangan ilmu, teknologi, serta seni, serta pentingnya terhadap profesionalitas dunia kerjadan tuntutan untuk memajukan ke kuliah formal dgn jenjang yang lebih tinggi (Pascasarjana / Magister (S-2) atau S3/Doktor). Selain itu, kurikulumnya dibuat dgn memakai Sistem SKS.

Kewiraswastaan adalah sebuah disiplin ilmu tentang siklus hidup usaha atau bisnis mulai dari gagasan, perencanaan, hingga menjalankan usaha yang berhasil. Ilmu dasar kewiraswastaan  mencakup model bisnis, teori inovasi, perencanaan bisnis, penanganan risiko, investasi dan pendanaan, negosiasi dan legalitas bisnis, perintisan bisnis, dan pengembangan bisnis serta Spiritual Business Management dan Etika Bisnis Bebbasis Budaya Nusantara
Profil lulusan Program Studi Sarjana Kewiraswastaan dapat mengisi berbagai kegiatan kewiraswastaan sebagai pewiraswasta mula, perancang bisnis, konsultan bisnis, pengembang bisnis, investor, pewirausaha sosial, pewaralaba, analis kredit, pendamping bisnis, dan pembuat kebijakan kewiraswastaan.


Berbeda dengan sarjana manajemen yang berpusat pada peningkatan kinerja sistem bisnis yang sudah mapan, sarjana kewiraswastaan menaruh perhatian pada daur perkembangan usaha yang belum ada atau masih dalam tahap gagasan. Program studi sarjana kewiraswastaan bukan hanya menguasai konsep teoritis model bisnis dan perencanaan bisnis tetapi juga mampu memulai bisnis baru dan membuat strategi pengembangan bisnis.


Alhamdulillah ๐Ÿ™ Pada Malam Tahun Baru 2020 ini saya merasa mendapat Ilham tentang gelar yang cocok untuk para Sarjana yang lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Wiraswasta, yakni : Sarjana Entrepreneur disingkat (SE). Tapi, Mungkinkah?

Sarjana Entrepreneur adalah seorang sarjana yang memiliki kemampuan untuk mandiri secara finansial. Memberikan nilai lebih dengan membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Mereka yang memanfaatkan peluang yang ada di depan mata dan mengoptimalkan kesempatan yang hadir di depan mata.

Akhirul Kalam, mengenai gelar Sarjana Entrepreneur (SE) ini saya serahkan para para pemirsa secara lebih mendalam sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Dunia Pendidikan. Namun demikian menurut Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi, Muhammad Yunus, keberadaan Sarjana Entrpreneur menjadi sebuah keniscayaan ketika segala pihak ikut "mengerami" telur-telur yang siap menetas dari rahim perguruan tinggi. Semoga‼️ (az).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PT. CITRA SAMUDERA RAYA MEMASUKI TAHUN EMAS 2020๐Ÿ‘❤๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ™

TEKNIK ZIKIR PASRAH DIRI (TAWAKAL) UNTUK PENYEMBUHAN DIRI SENDIRI ๐Ÿ™

THERAPY ala Nabi SAW di RUMAH SEHAT AL-HIKMAH : Gratis KONSULTASI Spiritual ๐Ÿ™